Spoiler

7.5K 255 16
                                    

"Aku tidak percaya pada diriku oppa, aku takut akan melukaimu" Yoona meneteskan air matanya "Aku tidak tau bagaimana perasaanku padamu saat ini oppa, aku hanya takut saat aku terlalu banyak memberikanmu harapan, aku hanya akan melukaimu"

"Seharusnya aku yang bertanya apa yang hyung dan aboeji lakukan? Perjanjian apa yang kalian lakukan?" teriak Minho, selama ini ia tidak pernah begitu tidak sopan terhadap aboejinya. Tapi kali ini ia terlalu marah, ia merasa kedua pria yang selalu ia hormati itu melukai sahabatnya.

"Aku jatuh cinta pada ice cream stawberry" ujar Siwon dan Yoona menertawakan nasibnya. Ia bahkan kalah dari ice cream. Kekasihnya mengatakan cinta pada ice cream sedangkan pada dirinya, sudahlah jangan dikatakan lagi.

"Siwon a, kita sudah selesai dan aku akan menikah. Lagian kamu sudah memiliki tunangan. Jangan begitu,"

"Aku mencintaimu" bisik Siwon dan ia meraih wanita itu dalam pelukannya.

"Mengapa kamu lakukan itu padaku, aku begitu mencintaimu" ujar Siwon berulang kali. Yoona hanya bisa menatapnya, selama ini ia bahkan tidak pernah mendengar Siwon mengatakan mencintainya. Tapi kini pria itu mengigau dalam mabuknya dan terus mengatakan mencintaimu. Ia begitu penasaran siapa yang dicintai pria itu.

"Oppa coba pikirkan kembali, apakah oppa benar ingin menikahiku?" pertanyaan wanita itu membuatnya melepaskan pelukannya. Yoona tersenyum melihat reaksi pria itu, pria yang mengatakan akan menikahinya. "Aku tidak pernah merasakan ketulusanmu oppa. Bahkan banyak hal yang tidak aku ketahui tentangmu dan kamu bahkan tidak pernah berpikiran untuk memberitahuku. Jika hari ini aku tidak melihatnya, ntah sampai kapan aku akan bertanya-tanya siapa orang yang kamu sebutkan saat mabuk malam itu" Yoona berhenti sekejap, ia butuh nafas setelah kalimat panjang yang ia ucapkan dan pria itu masih diam "Melihat oppa begitu mencintainya, aku jadi memikirkan kembali apakah kita harus menikah"

"Pernahkah kamu mencintaiku?" tanya Yoona dan Siwon hanya diam, Yoona menghapus air matanya dan meninggalkan tempat dimana pria itu berdiri "Aku begitu mencintaimu, jika saja kamu hanya berbohong dengan mengatakan mencintaiku, aku akan percaya"

"Aku tau dia tidak menginginkan pernikahan ini. Sehingga ia membiarkanku menunggunya seperti orang bodoh disini. Aku yang bodoh"

"Yoong, aku lelah" ujarnya dan aku tersenyum padanya

"Kamu pikir hanya kamu yang lelah oppa" ujarku, aku menatapnya tapi ia mengalihkan tatapannya ke arah lain

"Jika begitu jangan bertanya" ujarnya

"Baik, selamanya aku tidak akan pernah bertanya lagi" aku meninggalkannya tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Walaupun dalam hatiku terus berharap ia akan mengejarku. Tapi semuanya hanya harapan kosong. Terlalu sering ia membuatku berharap dan sesaat kemudian ia menjatuhkanku tanpa peduli aku kesakitan.

"Jangan berpura-pura di hadapanku Siwon, aku tau kamu hanya mencintaiku. Kamu tidak mencintai dia. Kamu hanya marah karena aku pernah menerima uang dari appamu dan meninggalkanmu" Tifanny berusaha memeluk Siwon

"Oppa sedang rapat, nanti oppa telepon lagi ya" ujarnya dan kemudian memutuskan sambungan telepon itu. Aku tertawa dan air mataku juga mengalir keluar, sangat lucu disaat aku mengetahui kenyataan tapi ia masih saja membohongiku.

"Aku tau Siwon, dia tidak akan melakukan apa yang tidak diinginkannya dan melepaskan apa yang diinginkannya. Jadi tidak mungkin ia menurut pada appa begitu saja mengingat bagaimana hubhngannya dengan appa selama ini" Yoona tidak sengaja mendengar perdebatan kakak iparnya dengan mertuanya. Sebuah jawaban dari pertanyaannya selama ini terjawab dari mulut mertuanya. Ia tidak menyangka balasan ini yang ia dapatkan.

"Aku tidak menginginkannya lagi. Aku tidak menginginkan pernikahan ini lagi choi siwon" ini pertama kalinya Yoona meneriaki Siwon "Aku tidak pernah menginginkannya, tidak pernah. Sama seperti kamu tidak pernah menginginkanku"

"Apa yang membuatmu berpikir aku akan berbagi suami dengan mantan kekasih suamiku?" tanya Yoona, ia sudah kalah. Hatinya hancur berkeping, tapi ia tidak boleh memperlihatkan kekalahannya. Harga dirinya perlu ia jaga.

"Kamu tidak punya hati"

"Tapi aku memiliki otak, aku tidak bodoh seperti yang kamu pikirkan. Tidak mungkin dia hanya menginginkan pertanggung jawabanmu sampai anak haram kalian itu lahir. Jika itu yang ia inginkan, ia tidak mungkin menjadi selingkuhanmu dengan mengorbankan pernikahannya" ujar Yoona, ia menghela nafas lalu dengan nada yang agak rendah ia bicara. Setidaknya ia harus mengingat statusnya sebagai seorang istri, ia tidak boleh berteriak pada suaminya seperti itu. "Lakukanlah sesuka hatimu, aku tidak akan melarangmu lagi. Dan mulai detik ini juga, kamu tidak berhak melarangku melakukan apa yang aku inginkan"

"Kamu lupa? Aku tidak butuh ijinmu lagi" kata-kata Yoona menusuk hati Siwon "Kamu bisa mengatur wanitamu"

"Jangan membohongiku lagi Siwon-ssi, sangat lucu rasanya saat aku mengetahui kenyataan tapi kamu malah mengatakan kebohongan"

"Semua ini bukan salah eomma, gapi karena kamu terlalu tamak. Kamu menginginkan Yoona karena perjanjianmu dengan appa. Apakah aku salah choi siwon?" ujar choi yuri. Ia paling marah pada eommanya saat tau mereka menyembunyikan kejahatan adiknya ini. Ia marah pada mereka yang menyakiti hati Yoona.

"Jangan berada disini terlalu lama, aku tidak ingin melihatmu"

"Jangan pernah kesini lagi, jika aku melihatmu lagi, aku yang akan menyiapkan surat cerai"

"Daddy sedang dihukum mommy karena berbuat salah. Jadi daddy harus menjalani hukuman dengan bekerja lebih keras dan baru boleh bertemu darren bulan depan" Siwon terpaksa berbohong pada putranya itu, karena putranya tidak berhenti menangis sejak melihatnya membawa koper.

"Jika appa datang untuk membohongiku maka semua ini tidak perlu" ujar Yoona pada mertuanya.

"Aku bahagia sekali saat melihatmu meneleponku setelah sekian lama" suara isak itu terdengar jelas walaupun pelan "Tapi ternyata kamu begitu tidak sabar untuk berpisah denganku"

"Aku sudah cukup jelas siwon-ssi," Yoona melangkah mundur, ia mencoba percaya dan memberi pria itu satu kesempatan lagi. Tapi ia hanya mendapat kecewa. "Katakan apa yang harus aku lakukan? Kamu terus dan terus membohongiku. Alakah aku begitu mudah untuk dibodohi?"

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang