Nothing - Dua Puluh Delapan

2.6K 286 19
                                    

IM YOONA POV

Aku melihatnya berada disini, setidaknya ia masih memikirkan kita. walaupun mungkin dia hanya memikirkan Darren. Tapi bisa melihatnya disini, aku bahagia. Aku tidak sanggup menatapnya setelah luka yang ia berikan, aku masih belum bisa melupakan sakitnya. Aku meninggalkan Darren bersamanya.

"Happy anniversary yang ke 6 yeobo" bisiknya, ia memberikan sebuket bunga untukku. ia memelukku. Aku nyaman dengan pelukan itu, bagaimana tidak sudah 8 tahun ini aku merasakan pelukan itu, tapi gengsiku terlalu tinggi, aku mendorongnya.

"Jangan menyentuhku" ujarku, aku teringat pelukan itu juga ia tawarkan untuk wanita lain. aku tidak menginginkannya lagi. Aku bukan wanita baik yang bersedia membagi suamiku dengan wanita lain.

"Yoong a," aku tidak ingin mendengar apapun yang keluar dari mulutnya, itu hanya akan membuatku sakit.

"Jangan berada disini terlalu lama. Aku tidak ingin melihatmu" ujarku, bohong. Aku menginginkan dia melebihi apapun. Aku merindukannya. Ingin selalu melihatnya. Lagi-lagi pikiran itu datang, ia memiliki wanita lain dan pikiran itu mengalahkan rasa cinta dan rinduku padanya. Satu lagi dia hanya memanfaatkanku tidak pernah mencintaiku.

"Tapi aku ingin melihatmu, aku ingin bersamamu dan juga Darren. Aku mencintai kalian" ujarnya. Bohong besar, tidak mungkin ia mencintaiku.

"Pergilah,"

"Ini tempatku juga, kenapa kamu mengusirku" ia membentakku, aku sadar ini memang tempatnya. Tapi dia tidak perlu berteriak seperti ini. lagian disini juga ada anaknya.

"Baik, ini tempatmu. Selama kamu berada disini aku akan tinggal di hotel" ujarku, aku tidak akan kalah darinya.

"Aku akan berada disini selamanya" ia ingin mengusirku, aku gak boleh kalah darinya. Dia mengertakku, aku akan mengertaknya kembali.

"Aku akan cari tempat tinggal lain, tinggallah sepuasmu disini. Aku tidak ingin bersamamu" aku meninggalkannya.

"Im Yoona" teriaknya dan aku menghentikan langkahku "Apa yang harus aku lakukan supaya kamu memaafkan aku?"

"Ceraikan aku" ujarku, aku tau dia kesal setiap kali aku mengucapkan kata itu.

"Aku akan pulang. Jangan pernah berharap aku akan menceraikanmu" ia mengalah, ia mengalah dengan mudah. Padahal aku berharap dia memperjuangkan perasaannya. Tapi aku bersyukur, setidaknya jika ia tidak berada disini ia tidak akan mengetahui keadaanku.

***

AUTHOR POV

Siwon mengangkat kembali kopernya. Kebetulan Darren keluar dari kamar.

"Daddy mau kemana?" tanya Darren

"Daddy harus pulang sayang. Kamu harus dengarin omongan mommy ya. Jangan bandel."

"Daddy tadi kan daddy bilang akan disini agak lama"

"Daddy lupa ada kerjaan" ujar Siwon, ia menatap Yoona yang sedang duduk di sofa.

"Mommy, jangan marahan sama daddy lagi" Darren menarik tangan Yoona. yoona tidak peduli dan ia pun menangis.

"Baby, jangan menangis" ujar Siwon, ia menggendong Darren. "Daddy akan kesini lagi kalau kerjaan daddy sudah selesai"

"Daddy bohong. Daddy tidak akan datang karena mommy selalu marahin daddy. Mommy jahat" Darren semakin keras menangis

"Darren," Siwon mencoba menenangkannya "Daddy akan menemani kamu sampai kamu tidur. Habis itu daddy baru pulang. Daddy janji minggu depan daddy datang lagi"

"Aniy"

"Baby, kamu tahu kan uncle Kyuhyun dan uncle Chanyeol tidak bisa kerja tanpa daddy?"

"Aku dan mommy juga gak bisa tanpa daddy" Siwon menatap Yoona saat putranya mengatakan hal ini.

NothingWhere stories live. Discover now