Teruji

4.9K 264 139
                                    

Author's POV

"Kamila gimana kabarnya?" Dengan mengunyah kerupuk udang, seorang wanita yang duduk berseberangan dengannya, menatap pada mom.

Sambil menuangkan air putih ke dalam gelas, mom berdecak. "Ck! agak susah ngaturnya anak satu itu, beda banget sama kakaknya.." mom sambil menaikkan kedua alisnya.

Seorang yang ada di depannya, yaitu adalah kakaknya, yang tak lain adalah tante K, tersenyum. "Kamila atlit, rambutnya aja pendek gitu, bedalah sama Karen, dari dulu Karen kan kalem, pelajaran Ok, nyanyipun Ok. Pasti sekarang cantik tuh anak"

Mom sekedar melirik kakaknya, ia hanya tak yakin, apakah kakaknya akan mengatakan hal serupa bila ia bertemu dengan Karen.

"Dia masih suka nyanyi?" tanya tante Martha, begitu Karen dan adik-adik memanggil kakak dari ibunya ini.

"Masih.. manggung sana-sini, sebenernya nggak gampang, aku udah bilang sama dia, harus relain salah satu, kerja kantorannya, atau hidupnya dia di musik.. tapi ternyata bisa juga dia jalaninnya, walau aku liat yah..." mom menarik nafas..

"Aku liat ya pontang-panting, makanya kita bisa tinggal di rumah yang lebih baik seperti sekarang karena dia..." semburat bangga terlukis diwajah mom.

Demikian juga tante Martha, ia membelalakkan mata, "beneran??" ia seolah tak percaya, mengingat tante Martha selama ini tinggal di Kalimantan, hingga ia tak mengikuti perkembangan keluarga adiknya secara mendetail.

"Aku kira suamimu? hebat banget Karen" ia sampai menghentikan aktivitas makannya.

"suami ya nyari uang buat kuliahnya si Kamila sama Kaindra, juga kendaraan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Yah.. aku juga nggak nyangka mbak, anak perempuan semuda dia, kepikiran beliin rumah.."

Tante Martha turut memuji keponakannya itu, yang telah lama tak dijumpainya selama belasan tahun,yang menurut sepengetahuannya dari kecil Karen begitu penurut, cerdas, dan piawai menyanyi juga bermain gitar, bahkan ia dilirik, hingga bergabung di manajemen sebuah rumah entertain dan sempat masuk dapur rekaman untuk mempopulerkan lagu anak-anak pada masa itu.

"Udah ada calonnya belum?" tanya tante martha, membuat mom sempat tercekat nyaris tersedak.

Mom hanya menunduk, menggeleng, ia tak bisa membayangkan bagaimana jika kakak yang diseganinya ini, melihat penampilan dan jati diri Karen sekarang.

Tante Martha menatap mom, ia seolah menunggu jawaban. Namun tatapan itu seketika lenyap saat terdengar pintu ruang tamu terbuka

Mungkin batin mom,

siapapun itu.., terimakasih telah menyelamatkanku dari pertanyaan ini.

Tante Martha menoleh ke arah asal suara pintu yang ditutup kembali.

"Kaindra?!" seru tante Martha menyebut seseorang yang baru saja memasuki ruang tamu menuju ruang tengah, yang disambut oleh tantenya, hanya mengerutkan kening.

Tante Martha beranjak dari kursi makan, dan berjalan dengan kedua tangan yang terulur, ia akan segera memeluk si keponakannya.

Mom hanya terpaku melotot melihat anaknya yang disambut kakaknya.

"Kaindra kamu ganteng banget sekarang" ia tak ragu menciumi pipi ponakannya yang jauh lebih tinggi darinya itu, hingga ia harus berjinjit.

Mom yang duduk hanya mengusap tengkuknya, merasa canggung.

"Tante, I'm Karen, not Kaindra.." seulas senyum muncul di bibir K, ya senyum.. K selalu tersenyum bukan?

Keceriaan tante Martha seakan sirna, ia nampak bingung, ia mengamati keponakannya yang hanya berjarak beberapa cm saja darinya itu dengan teliti, dan seksama.

The KeyWhere stories live. Discover now