Gift

5K 374 80
                                    

Lyra's POV

Ada rasa marah, namun juga bagaimana.. Bagaimana apanya? Bagaimana aku bisa marah pada tiga pria tak berdosa ini. Mereka tidak tahu apa-apa.

Dengan enggan aku menatap ke arah depan sana.

"Lyr.. Kasihin tuh bunganya.." mas Indra mengomandoiku. Entahlah.. rasa yang bagaimana aku tidak tau cara mengungkapkannya.

Ada rasa marah, bercampur bahagia, namun juga bercampur bingung.

Gimana bisa aku lupa, kalo cewe yang ngebukain pintu tadi itu Kamila, adeknya si Karen.. K kan udah pernah nunjukin fotonya.

Gimana bisa aku lupa kalau bunga matahari adalah bunga favorit K, sampe waktu mas Indra nyuruh aku bawain tuh bunga aku nggak bisa nebak kalau ini acaranya si K.

Dan lebih lebih lebih lebih gilanya lagi.. Gimana bisa aku lupa kalau ini tanggal 11 Februari, yang jelas-jelas ultahnya si K!

Demi neptunus.. sekarang semua pasang mata ke empat orang itu tertuju padaku.

Aku melangkah, selangkah demi selangkah. Menatap wajah K dari dekat, aku tidak siap. Selucu inikah romansaku? Dimana aku yang marah, tapi malah aku yang menyodorkan rangkaian bunga seakan aku yang meminta maaf.

Dengan tak sabar, aku menyerahkan bunga itu secara kasar.

"Met ultah K" aku berucap kaku. Di sini lagi campur aduknya suasana hatiku terjadi. Dimana ada rasa bersalah, aku tidak lolos uji kompetensi pacar yang baik. Tanggal ulang tahun pacarpun aku tidak ingat.

Dan lagi, sesungguhnya kalau bisa memundurkan waktu, aku ingin memberi kado spesial untuk K.

Tapi.. Ada baiknya juga kalau aku lupa hal-hal tentang K. Artinya? Aku bisa menjalani hariku tanpa dia.

"Makasih Lyr.." Wajah K nampak berseri, tatapannya memperlihatkan rasa girangnya, walau bahasa tubuhnya nampak begitu senyap-senyap saja.

Krik..

Krik..

Krik..

"Buruan acara makannya dimulai, keburu malem OTWnya ke pantai.." Rudraf merengek, tak sengaja ia mencairkan suasana yang "garing" tadi.

Setiap menit, aku mencuri pandang pada K. Ada rasa rindu yang diam-diam menyeruak dari dalam dada.

Meski hari ini adalah hari ulang tahunnya, K tak seceria di hari-hari yang lalu. Jika biasanya ia selalu memiliki bahan candaan untuk membalas ke tiga temannya itu, tapi di hari yang spesial ini ia sedikit, bahkan sama sekali tidak sumringah.

Apa iya? Ini karena hubungan kita K?

K menggiring kami menuju ruang keluarga, mataku membelalak.

The KeyWhere stories live. Discover now