Upset

4.4K 448 59
                                    

Author's POV

"Astagaa! K??" Jangan harap nada ini adalah nada kekhawatiran. Bukan adegan K terkapar di lantai, bukan. Atau adegan K yang berlumur darah, bukan. Atau pula K yang tengah tergantung dengan seutas tali, bukan.

Antara terkejut dan kesal lah nada yang terdengar dari mulut Lyra. Lyra menghampiri K, yang bahkan tidak menyadari teriakan Lyra yang baru saja memasuki kamar berantakannya itu.

"Ya ampun K.... " Lyra kini tengah berada di belakang punggungnya, namun K tetap tak menyadari kehadirannya.

"Ah!!! Push! Push!" Teriak K sambil mengklik-klik mouse dan menggerakannya. Ia tengah asyik dalam pertempurannya menghancurkan tower lawan bersama hero-hero dalam timnya.

Lyra makin kesal, melihat betapa antusiasnya K dalam pertempuran game online itu. Ia menggelengkan kepala, menarik nafas sepanjang yang dia bisa hingga matanya sempat terpejam sedikit.

Ia kini menepuk pundak K. "Aa!" Yang terjadi malah K terperanjat "Lyra??" menengok ke arah belakang sebentar sebelum kembali lagi ke posisi semula. "Udah pulang? Kamu bikin kaget aja" ia melanjutkan gamenya.

Mata Lyra berputar, wajahnya kini masam "K, dari jam berapa kamu ngegame K?" Lyra akhirnya mengambil posisi duduk di samping K, untuk mengamati bagaimana keadaan partner kerjanya itu.

K bahkan tidak menyadari Lyra tengah mengamati dirinya, karena masih sangat disibukkan oleh peperangannya melawan musuh. Tidak ada jawaban, hanya suara backsound musik game online itu yang terdengar. Mata K tak terlepas dari layar komputernya.

Merasa useless, Lyra berdiri kembali dari posisi bersilanya. Dengan terpaksa pula Lyra menyaksikan betapa hancurnya kamar K, tidak dengan pakaian yang bertebaran, tidak juga karena selimut yang tidak dilipat. Banyak barang yang Lyra tidak mengerti.

Perlahan ia mengamati dan menghampiri satu per satu benda yang berserakan di kamar K. 3 jenis mic untuk recording, headphone, beberapa kamera go pro yang tergeletak di lantai, di atas meja, bahkan di tempat tidur.

Tripod-tripodpun seperti tidur pulas di tempat tidur K. Semacam peralatan lighting yang sering Lyra tau untuk studio photo berdiri sembarangan menghalangi akses ke kamar mandi, gitar akustik di sana sini, dan.. demi neptunus aku menebak ini adalah bucket-bucket bunga dari fansnya, yang sudah mengering.

"Pantas saja semalam dia memilih mengerjakan tugas di kamarku hingga tertidur di sampingku dengan rasa tak berdosanya" mengoceh dengan volume terendah, Lyrapun mencebikkan bibirnya.

Tidak terbiasa dengan kamar yang berantakan, Lyrapun memungut satu persatu barang-barang milik K. "Ya ampun.. memprihatinkan" menarik nafas perlahan, sambil menepis rambutnya ke belakang telinga, Lyra tertunduk mengambil stick PS yang tergeletak di dekat tempat dia berdiri.

Tiba-tiba sebuah suara ringtone ponsel terdengar, Lyra mencari di mana asal suara. "Eh Lyra, hpku.. duh di mana ya?" K mengabaikan gamenya seketika. Lyra keheranan melihat K yang mondar-mandir mencari ponselnya.

"Bukannya tadi hpnya di kamarku?" tanya Lyra dalam hati "Oh ini dia.." K segera meraih ponsel yang ternyata sedari tadi berada di sakunya. Dari sanalah Lyra menyadari K memiliki 2 ponsel. "Ya Flo?" K segera beranjak dari tempatnya berdiri dan keluar kamar. Sedangkan Lyra hanya berdiri lesu. Sekonyong-konyong ia begitu mengkhawatirkan K, ternyata sedari tadi ia menelpon ke ponsel K yang tengah berada di kamarnya. Terang saja K tidak mendengar, karena K asik bermain game online.

Tapi... Yang lebih membuat dia kesal. Ketika Flo menelpon, dan saat itu pula K membiarkan teman-teman perangnya bertempur tanpa dirinya, yang kini menerima telpon Flo dan terlihat tidak ingin diganggu.

Kini Lyra merasa ingin marah, entah kenapa dia juga sangat merasa ingin memukul K saat itu juga. Bukan Lyra namanya jika hanya berekspresi datar, sekalipun dalam hati seperti ingin mencakar-cakar K. "Tau gitu nggak perlu aku khawatirin dia dari tadi" bukan Lyra juga namanya kalau dalam keadaan kesalpun dia tetap tulus membantu.

Ia kini merapikan kamar K, meletakkan barang-barang tersebut di tempat yang lebih membuat kamar K enak di pandang. Tanpa pelit, ia menyemprotkan pengharum ruangan miliknya seusai ia menyapu kamar K.

Beberapa kali bolak-balik ke kamarnya dan kembali ke kamar K, ia sesekali terhenti sejenak menatap K yang sedang mengobrol dengan Flo melalui ponsel yang menurut Lyra mahal itu.

Hingga Lyra mengganti pakaiannya, menuju dapur, memasakkan bahan masakan yang ia simpan, dan jadilah makan malam. K, belum jua selesai berbincang, kini ia terlihat tengah tertawa-tawa seru.

Lyra meletakkan semangkuk sup, berisikan beberapa potong daging tuna, tofu, dan jamur, di meja K, bersama dengan nasi serta tempe goreng.

Keburu lapar, Lyra juga segera menyantap bagiannya. "Udah jam segini, dia kayak sehat-sehat aja.. Malahan tadi asyik ngegame, sekarang seru banget kayaknya telponan sama si Flo" Lyra mengunyah makanannya tanpa hasrat. Lyra melirik 2 kardus berisi bingkisan dari para fans K. Tiba-tiba rasa laparnya sirna begitu saja. Ia tidak menghabiskan makanan yang ada di hadapannya.

Dengan segera Lyra meletakkan 2 kardus tadi di atas meja kerja K. Tanpa berpamitan atau sekedar mengucapkan sayonara pada K, "Blam" masuk ke dalam, ia menutup dan mengunci pintu kamarnya.


Makasih yaa para readers.. Yang setia sama saya.. (Cieeeee ) Untuk votenya, dan komentarnya makasih sekali. Membuat saya berhasrat terus untuk menulis😜

Readers yang punya pacar semoga langgeng. Yang LDR jangan putus. Yang Jomblo moga tahun 2024 udah dapet pasangan. 😂😂😂

Tunggu kelanjutannya

The KeyWhere stories live. Discover now