Tata yang diidamkan

2.4K 164 74
                                    

Author's POV

"Kling"

Lonceng kecil yang tertambat di pintu berdenting seiring gadis berponi itu menggesernya dan memasuki inlander.

Ia mengamat-amati benda yang terpajang di tiap dinding. Serta menatap kagum pada benda-benda tua yang juga di tata sedemikiannya di rak-rak yang ada.

Ia tak mendapati seorangpun di toko itu, ia melongok ke arah pintu yang menuju ke ruangan yang lain. Iapun menerka, mungkin saja penjaga toko sedang berada di toilet.

Ia tersenyum-senyum mengamati lukisan-lukisan kuno yang berjajar di dinding berwarna putih susu itu.
Rambut sepunggungnya yang mengembang, dengan ikal di tiap ujung, ditata seperti halnya gadis masa kini kebanyakan.

"Ada yang bisa dibantu kaaak?? maaf saya tadi lagi ke toilet" suara dari dalam mengejutkannya. Ia agak terperanjat, ia membelalakkan mata, mendapati gadis dengan pipi tembam itu, yang seketika muncul begitu saja dengan wajah cengengesan.

Sukma turut membelalakkan matanya, ia mengamati gadis yang sekiranya seusia dengan Lyra itu. Matanya menyoroti sosok yang ada di hadapannya itu, dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Uuuu uu uuwaaa" terpatah-patah, Sukma menganga dan sedikit bersuara. "Kakak model ya???" tanyanya terus terang. Gadis tadi masih tak menyadari bahwa Sukma menanyainya. Hingga tanpa suara, ia menunjuk dirinya dengan mengerutkan dahi, tanda ia mencoba meyakinkan.

"Iyaaaaa, kakaaaak" Sukma melangkah mendekatinya, "kakak cantik bangeeeeeeetttt, kakak model ya?? Udah gitu, tinggi bangeeeet" ia masih melemparkan pertanyaan yang sama.

Gadis itu canggung, namun masih tersenyum ramah. "Enggak kok.." jawabnya pada Sukma.

"Aku nggak percayaaa, abis kakak cantik bangeeeeettt. Oh iya! Kenalin, aku Sukma" Sukma menyodorkan tangannya pada gadis itu. Gadis berkulit sangat cerah itupun menjabat tangan Sukma dengan lembut. "Andrea. Oh, kamu owner Inlander ini?" pertanyaan tersebut, langsung dibalas oleh Sukma dengan gelengan, "ohh, enggak kak, ownernya lagi kerja, aku cuma yang jaga toko ini kok, mmm.. kakak cari barang yang kaya gimana?" Dengan ramah, Sukma menawarkan bantuan.

"Aku liat-liat dulu ya.... Mmmhh kalo di sini emang ada pasar khusus jual barang antik, cuman ada yang ngasih tau sih... kalo yang instagramable, dan yang juga barang dari luar negeri ya toko ini. Jadii, aku incer-incer dulu yah Sukma" ia menatap lembut pada Sukma.

"Ya aaampuuun kakaakkk, kakak ngeliatin aku aja, berasa aku diliatin bidadari lhoh kaaaak.. Jangan-jangan kakak selebgram???" Sukma sangat ingin tahu. "Promote-in kita ya kaaaak" ia merajuk.

Gadis bernama Andrea itu tersenyum, "Enggak kok, aku suka aja barang-barang unik dan antik gini, kebetulan aku mau buka tempat makan, jadi aku ke sini dulu, siapa tau ada barang yang cakep untuk diadopsi. Buat jadi hiasan interior..." ia menjelaskan dengan kelembutannya pada Sukma. Sukmapun mempersilahkan gadis tadi mengitari Inlander sepuasnya.

Suasana PT. Food Mega pagi ini seperti halnya dengan hari-hari biasanya. Namun tidak dengan devisi multimedia.

Indra, Rudraf, Lontong, dan Lyra Saling Lirik. Mereka hanya mampu menatap pasrah pada K. K berdiri dari kursi kerja, ia melangkah dengan tertunduk, dalam wajah teduhnya ia keluar meninggalkan ruangan itu untuk menuju ruang HR, seolah begitu siap menghadapi segala kemungkinan.

10 menit yang lalu..

"Nih K, banyak yang harus kamu koreksi, Indra memutar monitor yang ada di hadapannya untuk dapat disaksikan oleh K. K beberapa kali memijat keningnya, ia masih merasakan kepalanya yang berat, demamnyapun belum begitu turun pagi ini. "Ya mas, maaf ya mas, jadi  banyak kerjaan yang kepending nih" K menampilkan wajah nelangsanya.

The KeyWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu