Ladies

6.2K 497 43
                                    


Lyra's POV

Lelah dan gerah sirna sudah setelah mandi, kini aku harus mengeringkan rambutku sebelum tidur.

Menghadap cermin dengan kebisingan hair dryer, aku menyisiri rambut dengan jemariku.

"Ternyata.. Kak Karen.. Nggak sombong, ramah banget malah.." Aku mencoba mengingat sosok itu. "Yah ternyata selama ini K yang aku pikir cowok adalah cewek, tapi apa nggak sama aja kalo kak Karen itu tomboy akut begitu? " terlihat dari cermin aku tengah menaikkan sebelah alisku spontan.

"Aku negatif thinking banget ya.. Padahal kak Karen baik" seulas aku mengingat punggungnya, ketika memboncengnya tadi. "Memang dia nggak pantes di panggil Karen hihi" aku tertawa kecil "tubuh tingginya membuatku iri.. bagaimana bisa terlihat cakep dan manis secara bersamaan. Aduh.. "Mikir apa aku ini" aku menampar kecil pipiku sendiri.

Mm... tapi aku belum pernah melihatnya di youtube. Atau aku ya yang nggak kekinian?? Kalo diliat dari cerita temen-temen kantor, kak Karen begitu terkenal. Pasti aku yang nggak kekinian deh".

Menekan tombol off pada hair dryer, aku mulai beranjak ke tempat tidur. Kutarik selimut dan kunyalakan ac.

Aku teringat akan suatu hal yang sangat mengusik, "oiyaaa kita satu kos, pasti besok dia nawarin berangkat bareng.. Ehh.. Jangan GR dehh" ujarku mawas diri.. "ehmm.. Tapi nggak mungkin dia nggak nawarin berangkat bareng. Sedangkan kantor kita sama, dalam satu devisi pula" kini malahan bagai memiliki dua benak dalam diriku yang saling beradu anggapan.

Aku harus bangun pagi... Biar ga kebarengan.. Gawat klo diajakin bareng.. Aduuh sereem" aku beringsut menuju alam mimpi.

Sepagi ini aku bersiap. menata rapi rambut dan aku tak ingin terlalu berlama-lama menatap cermin, "aku harus capcus sekarang.

Kuputar kunci, kutarik pintu perlahan, segera kukunci kembali kamarku tanpa membuat suara. Kujinjing sepatu high heelsku agar tak membuat kegaduhan, berharap kak Karen tidak mengetahui keberangkatanku.

"Yess" selesai memasukkan kunci ke dalam tasku, aku berbalik dan mulai melangkah perlahan, langkahku terhenti seketika.. ku dapati Kak Karen bersandar pada dinding kamar yang berhadapan dengan pintu kamarku. Oh Tuhan... Kenapa lagi.. dia udah ada di situ. Sejak kapan dia di situ???

"Ayok berangkat Lyr" dengan jaket kulit dan kemejanya, menghilangkan kesadaranku bahwa dia perempuan, sama denganku. Aduh..kenapa sih malah mikir aneh-aneh,  pikiranku kini kacau.. Aku tidak bisa mengelak. Kenapa pula sepagi ini dia sudah mau berangkat?? Wajahku masih tanpa ekpresi, untuk menyembunyik kepanikanku.

"Aku tau kamu kalo berangkat pasti pagi, Rudraf cerita kamu selalu dateng pagi, eh taunya kos kita sama, aku juga kebiasaan bangun pagi jadi ya bisa bareng aku kamunya, ga usah jalan kaki" sambil memutar-mutar kunci motornya senyum ramahnya seolah mengajakku tidak menolak tawarannya.

"Emmm kak.. Aku jalan aja yaa..." Aneh juga kalo satu kantor tapi ga bareng, akupun memikirkan alasan kalau-kalau dia bertanya mengapa aku nggak mau diajak barengan.

Tanpa bertanya, kini dia menarik tanganku "udah ayo, aku juga mau nunjukin kamu portofolio makanya mumpung jam kerja masih lama juga" paksanya. Aku tak dapat melamukan perlawanan.

Selama dalam perjalanan, aku hanya terdiam seperti biasa, kikuk. Sesampainya di parkiran, aku menoleh kiri dan kanan, memastikan tidak ada yang melihat aku bersama kak Karen.

Kak Karen sedang memarkirkn motor maticnya itu. "Makasih kak udh ditumpangi" ujarku datar. "Jangan manggil kak panggil aja Karen atau K" ucapnya lembut sambil mengukir senyum lagi.

Demi neptunus lagi kalau kata spongebob, aku tak mengelak jika harus mengakui dia Prince(ss) charming. Sangat murah senyum, bahkan aku mulai berpikir, tersenyum adalah hobinya.

Dan demi neptunus aku masih normal, hanya saja orang setenar dia, masih bersikap ramah adalah hal yang jarang kutemui.

Terdengar ponselnya berdering, segera ia mengeluarkannya dari saku jaket kulit hitam itu. "Kenapa Flo?" Sambil melangkah ia menjawab panggilan telepon, "oh neptunus, itu gadis seram itu" ujarku dalam hati menengok kanan dan kiri..
Memastikan apakah jangan-jangan dia ada di sekitar sini.

"Apaan sih Flo?? Ya ampun Flo udah deh ya.." Untuk pertama kalinya aku mendapati nada tinggi Kak Karen.. Mmm maksudnya K ketika berbicara.

Aku menepuk pundak K yang tepat disebelah kepalaku, mengindikasikan dia jauh lebih tinggi dariku. "aku ke toilet dulu ya" mulutku mangap-mangap tanpa suara, aku memberi taunya. Dengan ponsel masih tertempel pada telinga ia menganggukan kepalanya, dan lagi, dia tersenyum.

Aku menatap cermin di toilet, aku menjadi paranoid rasanya. Aku tidak ingin buang air kecil, aku hanya tak ingin lama-lama berada di samping K.

"Ga enak banget kerja begini, belum apa-apa udah bikin parno" aku membatin sambil merapikan rok yang aku kenakan. Aku menatap cermin, seseorang masuk, berdiri di sampingku dan mencuci tangannya pada wastafel.

"Anak baru multimedia ya?" Tanpa ba bi bu dan fa fi fu dia nyelonong nanya.  Aku menengok samping kanan kiriku. Tak ada orang lain selain diriku, artinya dia menanyaiku "oh.. Iya" seperti biasa.. Kikuk, dan haruskah aku berbasa basi?

Gadis itu berambut bob, tubuh kurusnya seperti model catwalk aku tak nyaman melihatnya seperti menderita anorexia.

Sambil memoleskan lipstik merah cabe di bibirnya, ia menatapku melalui cermin. "Enak dong?" Ujarnya singkat "enak gimana mbak?" Tanyaku keheranan "tiap hari sama K" jawabnya singkat lagi.

"Kamu jangan ke GRan, K itu baik sama semua orang tapi beda kalo sama aku" K lagi?? Ini adalah perempuan aneh ke dua yang aku dapati, dan berhubungan lagi dengan K?? dahiku berkerut dengan mulut menganga.

Lagian aku nggak GR kok.. "Tadi kamu berangkat diboncengin dia kan? Kalau kamu mau nyaman kerja di sini, jangan dekat-dekat deh sama dia. Karena kamu bakalan cek cok terus sama cewek-cewek di sini" selama dia berbicara aku hanya mengamati gerak bibir merahnya dari cermin.

Kemudian dia berlalu keluar dari toilet wanita.  Aku menarik nafas dan memutar mataku. Aku mengamati wajahku di cermin. Apa perempuan waras yang tersisa di sini hanya aku, Sonya, dan Ratih??

The KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang