Indische Koffie

5.1K 374 29
                                    

K's POV

Seperti ada semacam pompa yang sedang naik turun mengalirkan tekanan di jantungku.

Aseeem, salah ngomong kali nih bibir..

Aku segera ingin meralat, "eh..! Sorry Lyr.. eh.. anu.." Tapi kok rasanya aku nggak mau meralat, karena rasanya, kok lega banget ya ngomong gitu tadi. Tapi kok rasanya dag dig dug banget.

"Jangan gila kamu K.." Satu kalimat, nggak panjang, nggak bertele-tele, tapi kata-kata Lyra barusan rasanya seperti menaikkan suhu tubuhku seketika.

Lyra masih terpaku dengan tatapan kosongnya, sedangkan aku malah menggaruk-garuk kepalaku yang seperti sedang dikerumuni ribuan semut, gatal dan panas.

"A.. Aku, suka.. kamu Lyra..." bukan meralat, aku malah mengulang kata-kata tadi, rasanya jantungku mau melompat keluar.

Adrenalinku terpacu, aku menyentuh lembut pergelangan tangan Lyra, aku menggenggam tangannya, tak ada ekspresi yang berubah di wajahnya. Ia malah makin menatapku datar, ada rasa untuk merengkuhnya dalam-dalam di pelukan. Satu tarikan nafas, Lyra sudah berada dalam pelukanku.

"Lyra.. Aku baru sadar, aku suka kamu.." mungkin Lyra bisa mendengar debaran jantungku yang sungguh nggak beraturan. Lyra hanya membatu, sedikitpun dia nggak bergerak, bahkan mungkin helai rambutnyapun nggak bergerak sedikitpun.

Satu hal yang aku tunggu, dia membalas pelukanku. Tapi ia justru makin membatu, walau begitu, aku makin merasa nyaman meski telapak kakiku terasa mulai dingin. Tapi Lyra nggak mengucapkan sepatah katapun. Hanya tarikan nafas dan ia hembuskan kembali yang dapat aku rasakan.

Klek.. Krieet..

Lyra menarik dirinya dari pelukanku seketika, saat pintu kamarnya terbuka dari dalam, Lyra dengan segera menarik dirinya dari pelukanku reflek setengah melompat. Aku mendengus melihat wajah Tata yang muncul dari balik pintu.

"Lyr.. gua punya lolypop, lo mau yang strawberry atau yang cola?" seperti bocah, tata menggengam 2 permen loli itu. Akupun mendengus dan menatap kesal padanya. Lyra sepertinya salah tingkah, dan menghindari untuk memandangku.

Tanpa menjawab Tata, ia melewatinya begitu saja, dan segera masuk ke kamar. Sikap Lyra membuatku menggaruk kasar kepalaku.

"Eh.. Kenapa sih Lyr??" Tata dengan wajah tanpa dosanya celingukan melihat Lyra yang tanpa kata menutup kembali pintu kamar, kemudian Tata  menampilkang wajah penuh tanya padaku.

"Kenapa sih K?? kalian berantem yaaaa?" dengan menyodorkan wajahnya yang mengesalkan, si tomboy berlesung pipi dalam itu menggoda.

"Hhhhhhhmmhhh.. Errrrrggghh!!" mengepalkan kedua tanganku di depan wajah, aku meringis gemas pada Tata.

"Nggak bisaaa banget ya taaa kamu itu nggak bikin jengkel...." Aku memejamkan mataku dan meninggalkan Tata bersama dua permen lolinya itu.

Aku menuju kamar dan tata mengekor, "ehhh kenapa sih K??" saat aku tengah menyandarkan tubuhku kasar pada sandaran ranjang, tanpa permisi Tata menyerobot masuk ke kamarku, langsung pula dia duduk di ujung tempat tidurku.

Yaelah.. ni anak, kenal enggak.. bikin keseeeeel.. masih masuk kamar orang seenaknya juga... ckckckck

"Eh.. gua salah apa sama lo?? Lyra kok kayanya marah juga ama gua... kenapa sih?? Apa salah gua yak ke kalian?" yang tergurat di wajah Tata bukanlah rasa bersalah, melainkan penasaran.

The KeyWhere stories live. Discover now