Part 27. kembali kepada takdirnya.

746 68 8
                                    

Enjoy!

Arsel terpaku memandang ke arah Cya dan Edward yang hendak berciuman, namun saat kedua bibir mereka hampir bersentuhan, aura hitam melingkupi sekelilingnya.

Edward seketika berdiri, memegang lengan Cya dan membawanya ke belakang tubuhnya, sedangkan Arsel melesat ke arah Edward lalu berdiri di sampingnya.

"Edoardo.." suara dingin yang membuat suasana bertambah mencekam itu datang dari sosok pria berjubah merah keemasan.

"Ayahanda.." sahut Edward lalu membungkuk sedikit untuk menghormati ayahnya.

Di belakang Xalgairo, terlihat James dan beberapa iblis panglima yang menemaninya.

"Kau ingin membangkangku?" tanya Xalgairo dingin.

Edward membungkuk hormat lalu menggeleng. "Tidak ayah, hamba tidak bermaksud untuk membangkang titahmu."

Xalgairo tiba-tiba saja berada di belakang tubuh Cya, membuat gadis itu terkesiap saat membalikan tubuhnya.

Edward terkejut saat Cya tiba-tiba mengenjang dan roboh ke tanah, tangannya memegangi lehernya dengan kuat , wajahnya yang putih bertambah pucat. Ia tersendat karena tiba-tiba saja nafasnya begitu sesak.

"Ayah hentikan!" Edward membungkuk untuk menolong Cya, wajahnya mendongak memandangi wajah dingin ayahnya. Ia terlihat kalut melihat Cya yang dibuat hampir mati oleh ayahnya sendiri.

Arsel menerjang ke arah Xalgairo namun tubuhnya terpental jauh hingga darah kehitaman keluar dari bibirnya.

"Ayah hentikan aku mohon!" raung Edward, ia merangkak lalu memeluk kaki ayahnya. "Aku mohon jangan lukai dia ayah! Aku mohon!"

Cya melotot, ia merasakan nyawanya benar-benar akan hilang hari ini. Seiring dengan itu, kesadarannya mulai menghilang dan akhirnya ia menutup matanya dengan nafas yang tersendat sedikit demi sedikit.

Edward memandang Cya, lalu menghampiri dan memeluknya. Ayahnya menarik nyawa Cya saat ini, ia kembali memandang ayahnya. "Ayahanda aku mohon hentikan!" teriaknya.

Arsel kembali mencoba menerjang, namun kali ini ia benar-benar di buat kacau oleh Xalgairo. Tubuhnya terpelanting menabrak tebing menimbulkan suara bedebum yang hebat.

Lucy terkesiap, ia buru-buru melesat dengan segenap kekuatannya saat mendengar suara bedebum, bersamaan dengan itu Celine dan Albert juga para vampire lainnya melesat cepat saat mendengar suara raungan seseorang.

Celine terperanjat saat melihat tubuh mengenaskan anaknya, ia buru-buru mendekap Arsel. "Arsel! Arsel!" jeritnya mencoba membangunkan Arsel.

Arsel terbatuk hebat, ia meludahkan darahnya sendiri lalu mencoba berdiri.

"APA YANG KAU LAK__Xalgairo???" Celine terkejut saat di kejauhan ia melihat Xalgairo.

Albert memandang Xalgairo dengan tatapan tidak percayanya.

Sedangkan Lucy, ia jatuh terduduk saat melihat siapa yang telah melukai anaknya hingga sekarat saat ini.

Xalgairo menegang, wajahnya yang semula dingin kini terlihat sendu saat dilihat nya siapa yang terduduk di samping Cya. "Lucy.." gumamnya pelan.

"Axal.." Lucy menatapnya tak percaya.

Edward yang tidak mengerti apa yang terjadi pada ayahnya dan ibu Cya buru-buru menerjang ayahnya. "Tolong hentikan ayah! Cya bisa mati!"

Xalgairo tersadar, ia melepaskan kekuatannya membuat Cya terbatuk hebat saat kesadaran kembali pada dirinya. Ia meraup udara dengan rakus, lalu memeluk ibunya. "Ibu..." raungnya, airmata seketika jatuh membahasi pipinya yang kemerahan. "Aku takut bu!" isaknya.

The Vampire DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang