Part 09 (Broken Heart)

3.6K 329 44
                                    

"Lucy....?"

Wanita yang terbaring lemah itu perlahan mendongak memandangi seseorang di ambang pintu yang menatapnya dengan tatapan sendu.

Jantungnya seolah berdetak hebat saat matanya beradu pandang dengan wanita yang kini jauh berbeda itu.

"Elina.." lirihnya mencoba untuk bangkit. Namun dengan sigap Arsel berlari kencang dan memegangi punggung wanita itu agar tidak kesusahan untuk duduk.

Elina kini berada disisi Lucy lalu mulai merengkuhnya. "Lucy, kemana saja kau?" Tanyanya parau diselingi isakan pelannya.

Lucy membalas pelukan Elina dan ikut terisak walau airmata tak bisa mengalir seperti halnya Elina. "Aku..aku hanya ingin menjauhi kehidupan vampire yang bisa mengingatkanku pada__" ucapannya terhenti karena rasanya lidahnya begitu kelu untuk menyebutkan nama seseorang yang sampai detik ini masih memenuhi hati juga pikirannya. Ia kembali terisak pelan namun kemudian ia terbatuk hebat hingga darah kental berwarna merah kehitaman muncrat dari mulutnya.

"Lucy!" Pekik Elina lalu meraih gelas darah yang ada di samping tempat tidur Lucy.

Lucy menggeleng untuk menolak darah itu.

Elina menatapnya heran. "Kenapa? Bukankah kau harus minum darah?" Tanya Elina panik ketika batuk dari Lucy bertambah hebat.

"Ibu!"

Elina dan Arsel menatap kearah seseorang yang langsung berada disamping Lucy membuat Elina harus bangkit berdiri untuk memberikan ruang bagi gadis itu.

"Maafkan keterlambatanku ibu, ini bu!"

Gadis itu memberikan kelopak-kelopak mawar hitam yang langsung di konsumsi Lucy. Dan ajaibnya batuk dari Lucy langsung sembuh seiring terkulainya tubuh Lucy ke ranjang.

Pandangan Lucy mengarah pada Elina kemudian Arsel yang terlihat menegang memandangi anaknya.

"Elina, apa dia puteramu?" Tanya Lucy parau.

Cya yang tengah membersihkan bercak darah di leher juga wajah Lucy ikut menegang mendengar ucapan ibunya. Ia bahkan tak sadar jika ada orang lain di rumahnya. Tubuh Cya berbalik dan menatap Arsel yang kini menatapnya dengan tatapan yang Cya tak bisa ungkapkan.

"Ya, dia anakku! Apa dia anakmu, Lucy?" Tanya Elina memandangi Cya dengan lekat. Ada aroma lain dalam darah Cya yang Elina tak bisa menebaknya. Darahnya terlalu panas untuk dikatakan Vampire namun terlalu dingin untuk dikatakan Iblis.

Lucy mengangguk lemah dan tersenyum pada Cya. "Cya, ini adalah Elina, dan itu__" Lucy menunjuk Arsel yang masih mematung memandangi Cya bahkan tak berkedip sama sekali. "Itu anak dari Elina, umm..siapa namamu?" Tanya Lucy pada Arsel.

"Arsel" jawabnya kikuk. Tangannya terulur pada Cya dan Cya langsung menjabatnya.

Seketika saja tubuh Arsel bergetar hebat, jantungnya berpacu kencang dan peluhnya bercucuran membuat Elina dan Cya tak mengerti kenapa dengan Arsel.

"Kenapa kau sayang?" Elina berbisik di telinga Arsel membuat Arsel tergagap untuk menjawabnya.

Cya memandangnya lekat dan seolah tak asing dengan wajah Arsel, ia mengingat-ingat namun nihil karena ia tak dapat mengingat siapapun.

Arsel menatap lekat kearah Cya, dan ingatannya mengulang ke belasan tahun silam dimana ia pertama bertemu dengan Cya dan dengan susah payah mencoba untuk membaca pikiran gadis itu namun tak membuahkan hasil karena gadis itu seperti ibunya sendiri yang tak dapat dibaca, di lacak bahkan disakiti oleh bakat vampire selain bakat dari Bibinya sendiri. Bibinya? Arsel langsung menunduk sedih mengingat bibinya yang sudah pergi meninggalkannya walau berjanji akan kembali namun ia tahu bibinya tak akan kembali karena ia ingin Arsel lebih dekat dengan Elina daripada dengannya. Dan Arsel tahu itu salahnya kenapa ia lebih merasa nyaman dekat dengan bibinya ketimbang ibunya sendiri? Bukankah ia amat merindukan Ibunya saat sang ibu tak sadar selama bertahun-tahun?

The Vampire DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang