RUGI BANDAR II

2.1K 114 0
                                    

RUGI BANDAR II

Setelah menghabiskan sepuluh cup es krim, disinilah Raka dan Senja berada. Di salah satu toko buku terkenal yang ada di kota tersebut. Dengan wajah yang berseri-seri Senja menenteng tiga buah novel incarannya dan menuju ke kasir.

Berbeda dengan Senja, Raka justru menunjukkan wajah betenya. Bagaimana tidak kesal. Jika ia harus membelikan sepuluh cup es krim sedangkan per cup harganya sepuluh ribu. Dan sekarang ia harus membelikan Senja tiga buah novel yang ia yakini total harganya lebih dari dua ratus ribu.

Ternyata dugaan Raka benar. Harga ketiga nove terseut adalah dua ratus delapan puluh ribu.  Dengan wajah kesalnya Raka menyodorkan ATMnya. Setelah selesai mereka berdua keluar untuk mampir ke Timezone.

“Wajahnya jangan bete gitu dong rak, senyum dong”

“Hm..”

Raka hanya berdehem tetapi masih dengan wajah betenya.

“Kalau gak mau senyum gue ngambek lagi nih”

Raka menghela nafas panjang. Ia harus sabar jika menuruti permintaan Senja. Ia menoleh ke arah Senja lalu memunjukkan senyum terpaksanya.

Senja cekikikan melihat tingkah Raka. Ia suka jika melihat wajah Raka yang bete seperti itu.

Setelah sampai di Timezone mereka bermain berbagai permainan hingga menghabiskan waktu lebih dari satu jam. Raka menghampiri Senja yang tengah bermain basket.

“Nja udahan yuk. Udah jam enam ini. Katanya mau makan di McD”

Raka mengambil bola basket dari tangan Senja dan meleparkannya ke dalam ring. Senja menoleh ke arah Raka.

“Ya udah yuk”

Mereka berdua berjalan beriringan untuk meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut dan melanjutkan perjalanan untuk pergi ke McD yang ada di dekat rumah mereka. Tiga puluh menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke McD.

Setibanya mereka berdua disana, Senja langsung memesan berbagai macam makanan dan Raka hanya menghela nafas pasrah. Ia sudah siap jika ATMnya harus bobol untuk kesekian kalinya. Tak butuh waktu lama makanan  yang mereka pesan akhirnya sampai.

Senja langsung melahap makanan yang ada diatas meja dengan semangat. Ia sudah sangat kelaparan sejak bermain di Timezone tadi. Padahal tadi ia sudah makan dengan es krim sepuluh cup. Tapi rasanya itu tidak cukup untuk perut elastis seperti miliknya.

“Lo gak makan rak?”

“Nggak lo aja”

“Kenapa? Diet? Badan udah kayak lidi segala diet” ejek Senja sembari memasukan makanan ke mulutnya.

“Gak nafsu Senja”

Senja mengangguk. Raka menatap Senja yang tengah sibuk memasukkan berbagai jenis makanan ke mulutnya. Ia masih berfikir bagaimana mulut semungil itu bisa masuk makanan banyak sekali.

Senja terlihat sangat lucu dengan pipi saus yang berantakan diwajahnya. Raka mengulurkan tangannya.

“Udah gede makan kayak bayi aja” Senja menanggapi perkataan Raka dengan cengiran.

“Laper tauk, gue tadi pulang sekolah cuma makan dikit sama Nean. Terus makan es krim aja gak cukup”

Alis Raka mencuram dengan dahi berkerut.

“Lo jalan sama Nean? Kemana?”

“Tadi pulang sekolah. Gue di ajakkin ke Coffee shop punya dia. Hebat ya dia udah ketua osis, muda, ganteng, udah punya usaha lagi. Idaman banget” puji Senja.

“Biasa aja. Lo nya aja yang lebay. Lebih dikit langsung di puji-puji”

Senja yang menyadari ada sesuatu yang aneh dari Raka langsung bertanya.

“Lo kenapa? Biasa aja kali. Nean kan juga sahabat gue. Wajar dong gue puji dia. Toh dia emang baik”

“Terserah lo lah. Buruan abisin gue tunggu di parkiran”

Raka beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Senja yang masih duduk disana. Senja memandangi punggung Raka yang menjauh.

“Please rak. Jangan buat gue salah sama sikap lo. Jangan nunjukin seolah lo suka padahal nggak”

***

Raka mengantarkan Senja pulang ke rumah.  Selama perjalanan tak ada yang membuka pembicaraan terlebih dahulu. Senja terlalu sibuk dengan fikirannya mengenai sikap Raka. Sedangkan Raka entah memikirkan apa. Moodnya tiba-tiba jadi jelek setelah mendengar bahwa Senja pergi bersama Nean.

Entah mengapa ia tidak suka. Terlebih lagi Senja tidak bilang bahwa ia pergi bersama Nean. Meskipun dia tahu bahwa hubungannya dengan Senja tadi tidak bagus.

“Mampir dulu rak” tawar Senja setelah mereka berdua sampai di depan rumah Senja.

“Gak usah. Titip salam aja buat Tante sama Om sama bang Surya”

Setelah mengucapkan itu Raka langsung meninggalkan halaman depan rumah Senja dan pulang ke rumahnya yang berhadap-hadapan dengan rumah Senja. Senja menatap Rak yang sedang memasukkan kendaraannya ke garasi.

“Lo buat gue bingung sama tingkah lo. Kadang lo perlakuin gue layaknya peran utama. Tapi lo juga perlakuin gue selayaknya pemain pembantu”

***

Ini raka maunya apa ya ? Kok aku ikut sebel sendiri😑

Aku bawa obat sebel nih

Jangan lupa buat follow ig aku ya @hstiwrdn21_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa buat follow ig aku ya @hstiwrdn21_

TBC❤

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang