"Semut terlalu sibuk dengan seribu tumpukan gabah, beda sama lo yang kayak kupu-kupu, bisa terbang bebas" .Jaehyun
"Kupu-kupu? Secara gak langsung lo bilang gue cantik dong" .Rose
"Ck, terserah"
Sebuah kisah singkat anak IPA & IPS. Pemikiran mereka...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ant; Butterfly . . . .
"Rose, gue atau June" Rose bungkam. Ia tak tahu harus memilih siapa dan mengapa. Sejujur ia tahu perasaan dia untuk siapa, hanya saja ia bingung, benar-benar bingung dengan alasan yang tidak jelas.
"Jaef, salah kan kalo gue sekarang bingung, padahal gue tahu, dari dulu gue suka sama lo. Tapi lihat June kayak gitu..." suara Rose melemah, sedetik kemudin isakan kecil meluncur begitu saja.
Tatapan mata Jaefri meneduh, "Maaf Rose, bukan maksud gue.." Jaefri menghela nafasnya kasar, meraih Rose kedalam dekapannya.
Jaefri melepas pelukannya, meraih pundak Rose, apa yang Jaefri lakukan mendorong Rose untuk menatap Jaefri.
"Rose, seharusnya posisi gue sekarang adalah milik June. Secara harfiah gue gak ada hak apa-apa atas lo, gue jahat banget ya sama June, Rose..." suara Jaefri melemah, beriringan dengan matanya yang mulai berkaca-kaca karena tak tahan merasakan sakit di dadanya sendiri.
Rose yang menyaksikan seorang Jaefri menangis lantas terdiam, sungguh ia melihat air mata itu mengalir membasahi pipi Jaefri secara nyata. "J-jaef, jangan nangis" lirih Rose sembari mengusap air mata Jaefri dengan tangannya.
"Jaefri, jangan nangis ihh..."
"hm?"
Rose terus mengusap sisa-sisa air mata Jaefri dengan tangannya sendiri, sedangkan Jaefri hanya diam memperhatikan Rose yang masih sibuk mengusap air matanya sembari mengomel. "Ihh jangan nangis, masa nggak malu sama langit diatas kita? Dia aja tersenyum cerah, masa Jaefri nangis sendirian, udah gede gak boleh nangis" cicit Rose tanpa melirik mata Jaefri sedikitpun.
CUP!
Jaefri mengecup bibir Rose dengan cepat. Rose mematung, ia benar-benar tak bergerak setelah mendapat serangan kilat dari Jaefri, perlahan pipi cewek itu memerah secara natural, bahkan blush on yang Rose pakai tertutupi oleh rona merah Rose.
"Rose? Masih hidup?" tanya Jaefri sembari melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Rose.
Cewek itu tersadar, "Oh, sudah selesai nangisnya? Yaudah Rose mau pergi dulu..." ucap Rose dengan tatapan kosongnya, Rose membalikkan badannya hendak meninggalkan Jaefri yang hanya diam memandangi Rose yang salah tingkah.
