Sepuluh°

2.8K 525 33
                                    

Ant; Butterfly
.
.
.
.

Semenjak kejadian hari itu, hubungan Jaefri dan June benar-benar terasa canggung.

Jaefri yang benar-benar berkeinginan untuk merebut Rose secara perlahan dan June yang tak mau menyerahkan Rose kepada Jaefri begitu saja. 

Disinilah Rose, bersama Lisa, Jennie dan Jisoo. Kamar Rose yang bernuansa coral dan putih adalah tempat ternyaman mereka untuk mengobrol dan bermain.

"Jaefri bener-bener mengibarkan bendera perangnya, gila aja" komentar Lisa.

"June juga kayaknya gamau ngalah, ini bener-bener gila sih. Padahal setahu gue cowok itu lebih mentingin persahabatannya daripada cinta, you know lah...mereka yang dewasa gak mungkin bertengkar dengan hal sepele kayak begini" sahut Jennie yang baru datang sembari membawa toples berisi keripik kentang. 

"Gue rasa, emang Jaefri bener-bener gamau ngelewatin lo, mengingat lo itu his first love" ucap Jisoo juga. 

Rose menghela nafasnya panjang, "Gatega sama June" 

Lisa, "Kalo lo gak tega, seharusnya lo gak nerima dia dulu"

Jennie, "Eits, gabisa gitu juga, Rose juga berpikir kalo Jaefri gabakal bales perasaannya, makannya dia terima June kan. Hitung-hitung mau move on waktu itu"

"Nah tuh! Terima kasih telah menyampaikan isi hati Rosy hehehe.." Rose tersenyum senang karena pada akhirnya Jennie menyampaikan apa yang tidak bisa ia sampaikan sedari tadi. 

Jisoo yang sedari tadi nampak tenang-tenang saja tiba-tiba datang dengan pandangan yang tak lepas dari layar ponselnya, "BENTAR! Rose!" pekiknya.

Rose menoleh, menatap Jisoo penuh tanya, "Kenapa?"

"Lo ikut kompetisi International?" tanya Jisoo bingung. 

Tak heran jika Jisoo nampak kaget dan shock, pasalnya nama Rose sudah terdaftar sejak seminggu yang lalu, dan dari kriteria yang ia baca, biaya pendaftarannya juga tidak bisa dibilang sedikit, dan ini terbayar lunas. 

Rose membulatkan matanya tak percaya, mengingat ia sendiri tak tahu jika ada kompetisi internasional. "Hah?"

Seiringnya Rose yang masih tak percaya dengan apa yang Jisoo informasikan kepadanya, Jennie dan Lisa sibuk membuka link yang sama melalui ponsel mereka masing-masing.

"Nama lo terdaftar disini, astaga Roseanne, Kenapa lo gak bilang-bilang sih?" ucap Jennie yang tidak percaya mendapati data-data lengkap Rose tertulis jelas disana. 

"Bentar, jadi maskot yang itu..." lirih Lisa.

"BUAT KOMPETISI?!" pekik Lisa, Jennie dan Jisoo bersamaan. 

Rose menggeleng, matanya mulai berair, ia tak tahu mengapa ia mulai menangis, ia juga tak tahu apa yang membuatnya menangis sekarang ini. 

Jisoo menoleh kearah Rose ketika mendengar isakan kecil, seketika ia bersyukur mengapa pendengarannya benar-benar sensitif. "Rose?" gumamnya sembari mulai bergerak memeluk cewek itu dengan lembut, begitupun dengan Lisa dan Jennie.

"Kenapa harus nangis hm? Hadiahnya Rose, bukan cuman uang tapi beasiswa ke Aussie, kayak yang lo pengen kan? Nangis bahagia kan?" ucap Jisoo 

Rose mendongak, "Nggak, tolong anterin gue ke rumah Jaefri please" ucapnya lalu mengusap sisa air matanya sebelum mengering. 

"Tapi Rose, gaada yang tahu alamat rumah dia, kata June sih di KaliKangkung pojokan sungai brantas" ucap Lisa dengan vibes humornya, benar jika Lisa mencoba mencairkan suasana dengan gurauannya, mengenai perkataan June tentang dimana letak alamat Jaefri. 

Ant; Butterfly ㅡJaeroseWhere stories live. Discover now