~Part 53~

2.4K 151 20
                                    

Suka atau tidak,hidup akan selalu berproses. Kau takkan tau bagaimana dia mengguncangmu! Dia seperti ombak pantai yang penuh dengan misteri! Terkadang arusnya kuat, terkadang tidak. Sama seperti hidup yang selalu memberikan naskah baru setiap harinya. Maka itu,jangan pernah menyerah kepada harimu yang buruk. Karena hari ini adalah hari buruk,besok? Entahlah. Kita takkan pernah tau. Jadi,ayo cobalah!
~Akyu sendirih~

"Bangun Vin! Abang gue yang paling ngeselin. Gimana sih Lo? Katanya mau berangkat cepat. Ayo dong," Sudah berulangkali Devany mencoba membangunkan Kevin yang tidurnya kayak kebo laut. Kebo laut? Panggilan Ciko terkadang cocok untuk cowok itu.

"Mmmm," Kevin cuma berdehem terus. Devany yang udah gondok abis akhirnya mengeluarkan cara yang terakhir. Menutup hidung Kevin dengan penjepit jemuran. Tak perlu menunggu reaksi lama,Kevin langsung duduk dan membuka matanya lebar-lebar.

"Apaan sih dek? Abang masih ngantuk. Pagi-pagi buta kok udah dibangunin." Ucap Kevin santai seraya melepas penjepit di hidungnya.

"Apa pagi buta? Ya ampun bang,ini udah jam tujuh kurang loh. Semua orang udah pada beraktivitas. Giliran Lo,badan berat busuk kok dipelihara. Bangun ah, gue gak mau terlambat ya. Kalau gak mau pergi cepat,gue deluan aja." Ketus Devany. Kevin malah tertawa terbahak-bahak.

"Kalau tiap pagi gue dibangunin kayak gini terus,gue dapet dua keuntungan. Satu, hidung gue makin mancung. Dan dua,ada serial drama yang berintikan Lo yang lagi marah. Jadi, hari-hari gue makin asik deh." Ucap Kevin sembari beranjak dari ranjangnya.

"Gue udah makan. Tinggal berangkat,kalau lama-lama gue deluan." Ucap Devany tak mau menunda waktu. Dia keluar dengan wajah emosi.

"Jangan marah Dev,ntar Lo cepet tua. Gue gak mau punya adik yang lebih tua dari gue. Hahah" Ledek Kevin saat Devany menutup pintu kamarnya.

Kevin melihat jam beker. Ternyata masih tengah enam toh. Tapi tak apalah. Dia buru-buru masuk kamar mandi dan mandi dengan kecepatan maksimum.

Sedangkan Devany yang sedang berjalan menuju ruang makan,tempat Agung membaca koran,dan Dina menyendok makanan ke piring, devany merasa nyaman dengan mereka.

"Pagi Devany." Sapa Agung ramah.

"Pagi,pa." Jawab Devany dengan agak ragu pada kata yang terakhir.

"Kevinnya udah bangun?" Tanya Dina melihat Devany sekilas. Tangannya masih mengaduk susu dalam empat gelas.

"Udah,ma." Kembali Devany merasa janggal dengan kata-katanya yang terakhir.

Ma,pa. Kata-kata atau panggilan Devany kepada Ningsih dan Bayu. Kalau memanggil mereka,entah kenapa Devany biasa aja. Walaupun mereka jahat sama Devany. Lah kalau Agung dan Dina? Lidah Devany seakan mengganjal memanggil mereka. Tapi,tenanglah! Namanya juga baru-baru ini. Kalau udah terbiasa pasti Devany nyaman memanggil mereka dengan panggilan mama papa.

"Pagi pa,ma," Sapa Kevin dengan handuk masih ditengkuk dan rambut basahnya itu. Kevin berjalan kesamping Devany.

"Pagi adek abang yang selalu jutek setiap pagi." Sapa Kevin juga sama si Devany. Devany meliriknya tajam.

"Mandi apa cepat banget? Ihhhh,apa jangan-jangan Lo gak mandi yah? Cuma basahan rambut aja. Trus pake minyak wangi sampe sebotol. Iyakan?" Goda Devany jahil. Agung dan Dina selalu tertawa kalau Devany dan Kevin mulai jahil-jahilan kayak gini.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang