~Part 46~

2.5K 151 4
                                    

Tresno memasuki kantor itu. Semua orang menyapanya seperti biasanya. Tak ada yang aneh satupun. Atau,apa mereka belum tau kalau Tresno sudah dipecat? Tunggu saja sampai Tresno mendapatkan informasi yang akurat.

Toktoktok

"Silahkan masuk!" Perintah Bayu dari dalam ruangan itu.

Tresno masuk sambil membawa berkas yang semalam di berikan oleh Ningsih.

"Apa yang membawamu kemari temanku? Apa ada masalah?" Tanya Bayu ramah seperti biasanya. Tresno duduk lalu berdehem.

"Begini pak. Kemarin malam ibu Ningsih menemui saya dan memberikan surat pemecatan kepada saya. Surat ini resmi dengan materai dan tanda tangan bapak didalamnya. Saat saya menghubungi bapak,ho bapak tidak aktif. Makanya saya kesini untuk menanyakan kebenarannya pak." Jelas Tresno sopan. Bayu mendengarnya dengan seksama. Hingga pria itu mendadak kaget.

"Surat pemecatan? Ningsih? Saya tidak pernah membuat surat seperti itu buat bapak. Coba saya lihat." Tresno memberikan berkas itu dan memberikannya kepada Bayu. Bayu membaca lembaran itu dengan dahi berkerut.

"Ini rekayasa. Saya tidak pernah membuat surat seperti ini buat bapak. Ngapain saya memecat supervisor yang teliti dari perusahaan saya? Itu adalah hal terbodoh yang saya lakukan." Bayu terkekeh kecil sambil meletakkan berkas itu diatas meja.

Tresno merasa lega dengan jawaban dari Bayu.

"Jadi,saya tidak dipecat pak?"

"Tidak pak. Saya minta maaf atas kegilaan istri saya itu. Sekali lagi saya minta maaf." Ucap Bayu santai.

Tunggu! Istri gila katanya? Tresno sempat ingin bertanya,tapi diurungkannya.

"Kalau begitu,saya kembali dulu ya pak. Ada tugas menunggu." Ucap Tresno sopan. Dia mengangguk pelan lalu berdiri. Diikuti Bayu juga. Mereka berjabat tangan lalu Bayu mempersilahkan Tresno pergi.

"Terimakasih pak. Selamat pagi."

"Ya,selamat pagi. Selamat bekerja."

Tresno tersenyum lalu meninggalkan Bayu sendiri. Bayu duduk lalu menghela nafas berat.

"Apa mau Ningsih sekarang? Kenapa dia membuat surat seperti ini? Rencana apa lagi yang akan dia lakukan? Saya harus menemui Hendra sekarang. Saya takut Ningsih menemui mantan pembantu kami itu." Bayu berjalan buru-buru lalu meninggalkan kantor. Dia masuk kedalam mobil lalu melakukannya cepat. Begitu tergesa-gesa.

                       🍄🍄🍄

"Vin,jadi besok kita bertemu diparkiran lagi. Gue lihat situasi dulu malam ini. Apakah mama sama papa pulang atau enggak. Kalau mereka gak pulang,baru kita jalankan rencana kita." Ucap Devany tanpa melihat Kevin.

"Jadi, sekarang Lo mau kemana? Langsung pulang?" Tanya Kevin sambil melihat Devany. Devany menyenderkan kepalanya kepada kaca mobil. Lalu memandang jalanan dengan tatapan kosong.

"Enggak. Gue mau ketempat seseorang. Lo mau anterin gue?" Akhirnya Devany melihat Kevin.

Kevin tersenyum lalu mencubit pipi Devany. "Sampai kebulan aja gue mau kok nemenin Lo. Kemana Lo mau gue anterin?" Kevin tertawa kecil.

Devany memegang pipi yang dicubit oleh Kevin tadi. Biasanya Ciko yang mencubit pipinya. Tapi, hari ini Ciko aja begitu aneh. Aduh,Devany menjitak jidatnya karena sedari tadi dia hanya kebayang sama Ciko mulu.

"Gue mau ketoko buku paman Hendra. Udah lama gue gak kesana. Boleh kan?" Devany mengedipkan matanya memelas.
Kevin makin geram dan ingin mencubit pipi Devany. Tapi,dia mencoba mengontrol kegeramannya.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Onde histórias criam vida. Descubra agora