~Part 51~

2.3K 148 4
                                    

Ningsih berdiri tepat di depan lemari itu. Tangannya meraih gagang lemari dan hendak membukanya. Tetapi,saat dia menarik pintu lemari itu,gagangnya keras dan sulit dibuka. Ningsih menariknya berkali-kali.

"Aneh,kok gak bisa dibuka?"

Sedangkan didalam lemari,Devany menangis karena ketakutan luar biasa. Kakinya gemetaran,tangannya berkeringat. Ciko melihat Devany risau,dia berbalik dan melihat pintu lemarinya dipegang kuat sama Devany.

"Kita lari saat gue bilang lari. Lo lepasin pegangan Lo. Lari sekencang-kencangnya. Jangan menoleh kebelakang." Bisik Ciko gusar.

Devany tak tahan lagi. Dia mencengkeram erat berkas itu. Hal yang ditakutkan terjadi. Ningsih berupaya membuka lemari itu.

"Lari!" Devany melepaskan genggamannya. Membuat Ningsih terjatuh karena Ciko langsung mundur sekuat tenaga.

"Kalian! Ngapain kalian!"

"Lari Dev!" Ciko menarik tangan Devany dan membawanya berlari. Ningsih cepat bangkit lalu berlari mengejar mereka.

Devany yang pucat pasi berlari mengikuti Ciko. Ciko menarik tangan Devany dan membawanya cepat.

"Berhenti kalian! Saya akan melaporkan kalian kepada polisi! Hey!" Teriakan Devany menggema di rumah itu. Ciko gak ada berhenti. Dia terus berlari.

Pintunya terbuka! Untung terbuka. Ciko dan Devany berlari kencang lalu Ciko membuka gerbang rumah secepat kilat. Devany sampai gak sempat mengambil nafas.

"Buka pintu Vin." Teriak Ciko sambil mendekati mobil Kevin. Kevin udah bersiap-siap. Dia membuka pintu dan membiarkan mereka masuk.

"Maju!" Kevin memijak pedal gas mobilnya dan melaju kencang. Ningsih keluar dan melihat mereka. Dia mengambil hpnya dan menelpon seseorang.

"Halo,jangan biarkan Tresno pulang."

                       💣💣💣

"Kita selamat! Kita selamat Cik!" Devany berteriak kegirangan. Ciko masih terkulai lemas dengan senyuman tulus melihat Devany.

"Cie,yang dapet berkasnya." Kevin melirik dari kaca spion mobil.

"Makasih Vin." Devany bangkit dan memeluk Kevin dari belakang. Kevin terkekeh melihat tingkah Devany yang seperti anak-anak. Devany bersorak kegirangan. Dia mencium berkas yang ada ditangannya.

"Cie,Ciko yang lelah." Kevin melirik Ciko yang duduk lemas di samping Devany. Cowok itu mengambil nafas dan menenangkan diri.

"Hahaha,gue dapet banyak hati ini,Vin. Rezeki gue berlimpah ruah." Ucap Ciko seraya membenarkan posisi duduknya.

"Cih,dasar brengsek!" Hardik Kevin. Ciko terkekeh dan melihat Devany yang masih terlarut dalam kegembiraannya. Hingga gadis itu mendadak geming.

"Kenapa?" Tanya kedua cowok bersamaan.

"Oh iya. Gimana sama papa Lo Cik?" Tanya Devany seraya menghadapkan posisinya dengan Ciko.

"Papa gue gak dipecat. Beliau ternyata hanya mendapat berkas palsu. Dan sekarang paling masih di kantor."

"Kantornya mama?"

Ciko mengangguk. "Iya,emang kenapa?"

"Lo hubungi sekarang! Suruh pulang atau kekmana kek,soalnya gue takut mama malah mengincar orangtua kita. Mama itu gak bisa diajak bercanda." Ucap Devany cemas.

"Oke-oke." Ciko mengambil hpnya ligat dan menelepon Tresno.

"Halo pa,papa dimana?"

"Halo Ciko,papa lagi dikantor nak. Lagi berbicara sama Bu Ningsih. Kenapa? Kamu ada masalah?"

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Kde žijí příběhy. Začni objevovat