~The Seventh Diary~

4.3K 242 12
                                    

Malam Didi...
Hari ini gue mau cerita tentang Ciko lagi. Hahahaha,gak ada habis-habisnya yah si Ciko bikin ulah. Mungkin semua guru udah pada angkat tangan sama dia,bahkan Bu Suci sering bilang kalau si Ciko itu biang kerok di kelas. Lo tau? Tadi waktu belajar biologi,dia dihukum naik kursi,trus dia malah kumat Di. Dia ngeletakin buku paket diatas kepalanya. Padahal dia gak seimbang,dan jatuh deh. James sama temen-temen ngangkat dia ke ruang UKS. Kita jadi gak belajar dua les,hihihi..

Pas dia udah sadar,katanya mereka dia malah manggil-manggil nama gue. Trus dia kayak amnesia gitu. Aneh kan? Pas gue datengin dia lagi minum teh manis,trus tiba-tiba mereka semua mendadak nangis. Kayak drama gitu. Ciko yang awalnya onggang-onggang kaki langsung tidur dan membuat kompres di kepalanya. Gue nanya,gimana keadaan dia. Trus dia jawab kalau dia gak ingat apa-apa selain gue. Gue yang ragu-ragu menatap jauh matanya dia. Dan spontan dia ketawa.

Hahahah, setelah itu gue menjitak jidatnya Ciko. Gue tau kalau dia lagi bersandiwara. Trus dia meringis kesakitan dan bilang kalau dia geger otak. Gue ketawa lepas Di,lucu banget ngelihat dia. Yaudah,kita semua masuk kelas. Dan anehnya lagi Di,dia minta gue pegangin. Biar gak jatoh katanya. Disitu,gue inget waktu kita ditilang dan dia bilang dia takut gue jatuh. Jadi,mau gak mau gue pegangin deh tangannya dia. Dia senyuuum mulu. Sama sih kayak gue. Trus kita belajar. Setiap ditanya guru,dia selalu jawab "maaf Bu,saya lagi amnesia sementara. Susah kalau diajak berpikir." Dan membuat kelas langsung ribut. Hahahaha,sumpah Di,dia lucu banget.

Pas pulang sekolah,gue niatnya pulang naik angkot aja. Eh dia nongol mau boncengin gue. Pas gue nolak,dia bilang otaknya bakalan geger. Yaudah,gue naik dan dia ngantarin gue kerumah. Pas dia mau pulang,gue pesanin sama dia biar hati-hati dan jangan ngebut. Gue bilang jangan berantem. Lo tau dia jawab apa? Dia bilang " iya umi... Dadah.." dia melambaikan tangannya lalu pergi. Gue cuma ketawa lepas. Memang dia itu beda dari yang lain.

Oh iya,Lo belum pernah gue ceritain tentang si Ciko yang ngejekin gue karena kaus kaki gue hitam waktu hari Senin kan? Ceritanya kekgini Di..

Flashback on

"Mampus,mati gue. Udah tengah tujuh." Devany berteriak histeris sewaktu sinar matahari mulai menyentuh kulitnya.

Dia langsung menyambar handuknya dan berlari ke kamar mandi. Tanpa waktu lama,dia keluar lalu mengambil pakaian Pramuka.

"Semalaman gue belajar. Sampe-sampe terlambat bangun. Mati gue! Sekarang kan hari Senin?" Devany salah memakai baju. Dia membongkar bajunya kembali lalu memakai seragam putih abu-abu.

"Buku gue," Dia memasukkan segala jenis buku yang ada di meja belajarnya dengan hanya membacanya sekilas. Pulpen, buku-buku,ataupun kertas-kertas dimasukkannya ke dalam tas.

"Siap itu,rambut." Devany menyambar sisir lalu berkaca. Setelah itu dia mengambil sepatunya dan berjalan kebawah.

"Oke siap!" Devany langsung mengunci pintu dan meletakkan kunci itu dibawah pot. Lantas berjalan membuka gerbang. Saat Ia membuka gerbang,dia melihat anak SD lewat lalu menertawakan dirinya.

"Loh kenapa dek?" Tanya Devany keheranan. Dia melihat mulai dari dasi sampai sepatu.

"Sial,gue belum pakai kaus kaki." Devany kembali berlari lagi kerumah. Dia menyambar kunci sampai pot bunga itu terguling dan membuka pintu secepat kilat. Dia berlari keatas. Menuju kamarnya.

"Hari ini kaus kakinya apa yah?" Dia membuka tempat kaus kaki. Yang ada di otaknya hanyalah warna hitam. Kemudian dia mengambilnya lalu memakai kaus kaki hitam. Setelah itu dia memakai sepatu lalu menutup pintu dan gerbang. Dia bergerak seperti ninja.

Devany pergi ke sekolah. Untung saja,saat dia baru memijakkan kakinya di gerbang sekolah,bel berbunyi. Dia berjalan santai menuju kelas. Setiap orang yang dilewatinya selalu menunjukkan ekspresi menahan tawa.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora