~Part 28~

3.2K 194 10
                                    

"Gue yakin. Kalau kamar itu ada sesuatu yang gue gak pernah tau. Udah semalaman gue pengen banget masuk kamar itu,tapi gue gak berani." Ucap Devany pelan. Dia lagi di toilet. Ngomong sendiri sambil memandangi dirinya dari kaca depan wastafel.

"Tapi,siapa yang mau gue ajak kesana? Kalau sendirian,gue gak berani." Ucapnya lagi. Setiap cewek yang melewatinya hanya melihatnya aneh.

Devany akhirnya sadar. Diapun keluar lalu berjalan menuju kelas. Dia selalu menunduk dengan pikiran kosong. Sampai-sampai dia gak memperhatikan jalanan yang penuh dengan orang-orang.

Brukk..

"Eh maaf." Ucap Devany setelah dia sadar kalau dirinya baru menabrak seseorang.

"Iya ,gak papa." Ucap orang itu sambil merapikan bajunya. Dia menatap Devany seksama.

"Elo Devany kan? Cewek kelas IPA dua yang pernah dikerjain dengan nama ketek kuning?" Tanya cowok itu .

Devany mencoba mengingat kembali.

"Oh iya,elo yang nolongin gue yah? Makasih banget yah? Kalau gak ada Lo, mungkin gue udah dipermalukan seluruh siswa."Ucap Devany malu-malu.

"Kenalin. Nama gue Kevin. Kelas sebelas IPA lima."

"Devany, sebelas IPA dua."

Mereka berjabat tangan. Saling tersenyum diantara para siswa yang berlalu lalang.

                     💖💖💖
Bel pulang berbunyi. Ciko sama Devany berjalan berdua menuju parkiran.

"Cik, hari ini Lo sibuk?" Tanya Devany sambil mengambil helm dari tangan Ciko.

"Enggak . Kenapa? Mau gue temenin ketoko buku?" Tanya Ciko balik sambil memakai helm .

Devany menggelengkan kepalanya." Bukan. Belajar bareng yuk. Tapi dirumah gue." Ajak Devany canggung.

Ciko melihatnya dengan mata curiga. Sedangkan Devany menahan nafas supaya dia gak jantungan. Tapi,apalah daya. Mata elang Ciko selalu membuat jantung Devany berdegup kencang setiap bertatapan dengannya.

"Belajar bareng?" Tanya Ciko masih menyelidik.

"Iya.. belajar bareng." Ucap Devany makin canggung. Jantungnya berdegup keras.

"Elo gak sedang ngerencanain sesuatu kan? " Kembali Ciko membuat Devany pengen terbang kayak roket karena jantungnya semakin keras.

"Enggak Cik. Lo bisa gak? Kalau enggak yaudah ." Ucap Devany berpura-pura santai.

"Iya,gue mau. Jam berapa?"

"Jam tiga bisa?"

"Oke."

                       🚲🚲🚲
Devany mengganti pakaiannya. Dia langsung mengambil sapu hendak membersihkan rumah. Jam tiga dia harus udah belajar bareng Ciko.

"Masih jam satu. Gue harus bersih-bersih." Ucapnya semangat.

Dia membersihkan semua bagian rumah. Menyapu, mengepel,mencuci piring,dan menyiram tanaman. Suatu Tuti setiap hari.

Jam 02:10. Devany mandi karena keringatnya udah kayak suporter Indonesia di Senayan Jakarta.

"Devany.."

Belum saja Devany mau kekamar mandi,Ciko udah memanggil dari luar.

"Loh. Masih jam dua,kok dia udah datang?"

Devany membuka gerbang rumah. Si Ciko udah nongol sambil membawa ranselnya. Tidak lupa senyum khasnya yang sedang terukir indah di bibir.

"Siang menjelang sore Dev," Sapa Ciko ramah.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Where stories live. Discover now