~Part 22~

3.9K 245 9
                                    

"Ciko,Lo ngapain sih duduk di samping gue? Sana Lo!" Pekik Devany sembari mendorong tubuh Ciko.

"Gak mau! Kemaren malam Lo udah setuju. Lagipula ini bangku milik pemerintah,gue bebas duduk dimana aja." Ciko bersikeras menahan tubuhnya,membuat Devany makin marah dan malu setengah mati.

"Pergi dong Cik,gue gak mau dikira orang yang aneh-aneh tau. Banyak anak kelas lain yang suka sama lo, bisa-bisa gue dilabrak kayak kemaren."

Devany terus menerus mendorong lengan Ciko. Tapi mau sampai ayam bertanduk pun Ciko gak bakalan pernah nyerah. Dia tetap tersenyum dan tidak mau bergerak. Alhasil Devany lelah lalu kembali keposisinya.

"Nyerah Lo? Segitu doang ternyata,hahah" Ciko mengacak rambutnya Devany.

"Awas lo." Devany menepis tangan Ciko.

Ciko memandangi wajah Devany. Dia sangat suka kalau lihat wajah Devany lagi kesel. Katanya kayak ada manis-manisnya gitu. Trus kalau Devany lagi kesel digangguin lagi, ekspresi wajahnya ​terlihat lucu.

"Jadi,Lo pernah dilabrak sama fans gue? Gimana ceritanya?" Ciko menyenderkan kepalanya di atas meja.

"Kemaren. Di toilet sewaktu Lo nyoret dinding gerbang sekolah. Ada dua cewek,kayaknya anak IPS. Mereka membentak gue." Ucap Devany kesel.

Ciko masih tersenyum. "Trus Lo jawab apa?" Tanyanya lagi berusaha mengajak Devany berbicara.

"Yah gue bentak baliklah." Jawab Devany agak marah. Ciko spontan tertawa,namun dia langsung diam, berusaha menahannya​.

"Tenang aja Lo. Mau satu sekolah ini aja suka sama gue,yang dihati tetap nama Lo." Gombal Ciko.

Guru pun datang! Bu Endang sebagai guru biologi.

"Loh,ngapain kamu duduk disitu Ciko? Kembali ke tempatmu yang semula!" Perintahnya saat melihat Ciko yang lagi cengingisan gak jelas lagi duduk di sampingnya Devany.

"Saya mau pintar Bu. Duduk di belakang membuat saya sering ngantuk dan auranya memaksa saya untuk ribut."

"Hahahaha" Teman sekelas tertawa mendengar jawaban gila dari Ciko. Sedangkan Devany menutup mukanya dengan buku paket.

"Yasudah lah kalau begitu. Suji gak masalah duduk di belakang nak?" Tanya Bu Endang sambil menunjuk kearah belakang.

"Enggak papa Bu," Suji menganggukkan kepala. Lalu James si kembaran alien merangkulnya.

"Tenang aja Bu,saya bakalan jagain Suji selayaknya ninja dari Bandung berjuang demi menjaga Suji sang pujaan hati."

"Hahahah," Kembali teman sekelas tertawa mendengar ucapan James yang sebelas dua belas gilanya sama ciko.

"Sudah-sudah! Kita lanjutkan pelajaran kita. Kumpul tugas yang ibu berikan kemaren." Bu Endang akhirnya duduk.

Mereka maju kedepan mengumpulkan tugasnya.

"Gue kumpul ya tugas Lo," Ciko mengambil buku Devany lalu mengantar ke meja guru. Kemudian dia duduk.

"Buku Lo mana? Lo enggak ngerjain tugas?" Devany memukul lengan Ciko geram.

Ciko menggeleng pelan. "Enggak,soalnya kemaren malam Lo nyuruh gue pulang dan langsung istirahat kan? Yaudah,gue langsung tidur. Makan pun gak sempet." Jawabnya yang sukses membuat Devany terbelongo tak tau mau jawab apa lagi. Nurut sih iya,tapi gak gitu banget Ciko.

"Jadi,kalau Lo disuruh maju gimana?"

"Yah maju ajalah. Gitu aja kok repot,"

Devany berdecak kesal. Baru sebentar saja sebangku dengan Ciko, rasanya Devany mau gila setengah mati.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang