~Part 19~

4.5K 262 2
                                    

Hari Senin. Suasana di sekolah Devany lagi hening banget. Soalnya semua orang lagi upacara bendera. Devany berbaris paling depan. Disampingnya ada Suji, dibelakang ada Nessa. Semua siswa lagi mengulang kembali pembacaan Pancasila oleh pembina upacara.

Upacara berjalan dengan lancar. Setelah bubar barisan,Devany baru sadar kalau Ciko gak ada di barisan. Dia berjalan kekelas,namun si perusuh kelas itu juga gak ada disana. Entah kenapa dia merasa kecarian,Ciko seolah sudah menjadi sesuatu yang Devany ingin lihat pagi ini.

"Devany,Devany,Dee...Va... Ny...!!" Seru Suji di bangkunya karena Devany dari tadi gak ada menggubris perkataan Suji. Devany spontan tersadar.

"Apaan sih Ji?" Tanya Devany marah karena Suji berteriak tepat di samping telinganya.

"Lo sih,dari tadi gue cerita,jawaban Lo cuma mm,oh,iya, itu aja. Trus gue bilang awas ada taik ayam Lo malah tersenyum trus Lo pijak. Kenapa sih Lo? Tumben banget melamun. Gak ada pikiran apah?" Celoteh Suji tanpa titik atau koma. Devany menarik nafas dalam-dalam.

"Iya,gue minta maaf. APA? Gue mijak kotoran? Temani gue ke toilet dong, mumpung belum dateng guru. Plis Suji," Pinta Devany dengan mata super puppy-nya yang meluluhkan hati.

Suji yang lagi sebel melipat kedua tangannya dengan ekspresi kecut,tapi bagaimanapun juga dia yang bakalan kena imbas kalau Devany teman sebangkunya mijak kotoran. Baunya itu loh,mampu menembus daerah pertahanan hidung sehingga setiap hembusan angin yang bertiup akan membuat hidung itu lambat laun mati rasa.

"Yaudah,ayok." Balasnya jutek. Devany memeluk Suji lalu mereka berjalan menuju toilet.

Setelah membersihkan sepatunya,Devany mencuci tangan. Ada dua orang perempuan yang lagi make-up. Salah satu dari mereka menatap jengkel Devany.

"Eh, denger-denger Lo pacarnya Ciko yah?" Tanyanya dengan mata layas tanpa perkenalan atau salam pembukaan.

Devany mengerutkan keningnya. "Enggak,siapa bilang?" Tanyanya balik.

Perempuan tadi tersenyum angkuh lalu menggertak Devany dengan suara nyaring. "GAK USAH BOHONG!!Kita lihat kemaren Lo berdua boncengan pas mau pulang. Iyakan?" Telunjuknya menunjuk mata Devany,seolah ingin mencongkelnya pada saat itu juga.

Devany menggelengkan kepalanya cepat. "Enggak,kita cuma temenan aja. Lagipula dia teman sekelas gue. Lo tau kabar burung dari mana?" Bantahnya gak terima. Perempuan tadi berjalan maju, membuat Devany berjalan mundur kearah pintu.

Perempuan tadi mengambil handphonenya. "Lo tau dia tadi gak baris karena apa? Dia terlambat dan dihukum masuk BK. Lo tau kenapa? Dia nulis di dinding gerbang sekolah kalau LO SAMA DIA UDAH PACARAN!" Bentaknya kepada Devany. Lalu menunjukkan sebuah gambar Ciko yang lagi melukis di dinding.

Devany yang terkejut pun sontak membesarkan matanya. "Dimana?"

"Gerbang sekolah." Jawab teman perempuan itu yang satu lagi. Devany yang pitam hendak keluar,hingga tangan perempuan tadi mencengkeram erat tangan Devany.

"Mau kemana Lo? Kita belum selesai ngomong." Ucapnya menggertak lagi.

Devany yang kepancing emosi langsung menghempaskan tangannya kasar.

"Apaan sih Lo? Lo pikir gue takut sama Lo? Gue bisa aduin Lo sama guru BK juga. Dengan kasus pembulian dan tindakan fisik tanpa alasan. Gue juga bisa masukin Lo ke penjara dengan tuduhan mencemarkan nama baik dan melanggar HAM gue sebagai anak atau karena Lo gak ngasih gue menyatakan pendapat." Jelas Devany lantang. Membuat kedua gadis didepannya mundur dengan ekspresi takut. Mereka gemetaran. Karena mendengar suara dari dalam,Suji masuk dan melihat Devany lagi pitam.

"Udah Dev," Suji menenangkan sahabatnya itu. Untung Devany nurut,mereka pergi meninggalkan kedua gadis yang awalnya sangar tadi berubah menjadi pucat pasi.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Where stories live. Discover now