2🐣

211K 10.5K 545
                                    

Urus aja sanah selingkuhan lo!

Itu bukan selingkuhan, tapi hanya sekedar  tempat bermain-main.

🐥

"Kei! Jajan yu," ajak Lolita.

Keina menjawab, "Males ah."

"Alah buruan, lo tega ngeliat gue kesakitan karena gak makan? Lk mau sahabat lo ini kena maag? Asal lo tau maag itu sakit."

"Emang udah punya?"

"Nggak sih, tapi kata Abang gue. Udah buruan ayo!" Lolita menarik tangan Keina keluar kelas. "Itu gue belum selesai ngerjain soalnya Lolita!" geram Keina masih ditarik oleh Lolita.

"Lo sampai kapanpun gak akan bodoh hanya sekedar meninggalkan itu Keina, percaya deh."

"Percaya ke lo itu musyrik."

"Yaiyalah, harusnya percaya ke yang atas."

"Ya terus kenapa nyuruh gue percaya ke lu?"

"Lolita laper guys!!" teriak Lolita tiba-tiba sebagai pengalihan perkataan, karena ia tahu berbicara dengan Keina tidak akan ada habisnya dan hal itu pula membuat seluruh orang yang berada di koridor melihat kearah dirinya dan Lolita dengan pandangan aneh.

"Malu-maluin banget sih lo!!"

"Malu-maluin gini juga sahabat lo," ucap Lolita berbangga diri.

"Terus lo bangga gitu?"

"Iyalah!! Cewek tidak peka bisa jadi sahabat gue."

"Gue peka ya."

"Kalau lo peka, apa kabar sama seseorang yang mendem perasaan ke lo?"

"Siapa?" tanya Keina.

Lolita memutar bola matanya malas. "Nahkan, kata gue lo gak peka." Lolita tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu menarik Keina untuk kembali. Hal itu pula, membuat Keina bertanya-tanya.

"Mendadak gue gak laper." Keina menaikkan sebelah alisnya melihat sikap Lolita yang seperti sedang menutupi sesuatu. "Tadi katanya laper?"

"Gak, laper gue ilang." Keina memutar bola matanya malas, lalu kembali menarik tangan Lolita memasuki kantin. Kini ia tahu mengapa Lolita memintanya kembali, saat ini Lolita seperti mencari akal agar Keina kembali kekelasnya

"Ayo Keina, kita ke kelas. Gue gak ngerti pelajaran Kimia soalnya, ajarin ya?" ujar Lolita. Keina sama sekali tidak menghiraukan sahabatnya itu, ia malah membawa Lolita ke meja di samping Vino.

Iya, sekarang Vino sedang bersama Bella. Suap-suapan, tertawa bersama layaknya sepasang kekasih.

"Kita kemeja ujung sana yu?" ajak Lolita.

Keina berdecak kemudian menjawab, "Udah diem, gue gak mau punya sahabat sakit maag gara-gara gak dikasih makan."

"Lo kira gue hewan?"

"Diem, cepet beli makanan. Katanya laper?" Lolita menganggukan kepalanya lalu berlalu pergi membeli makanan.

"Kekei," sahut seseorang. Keina memutarkan bola matanya malas mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. "Masih marah?"

"Kei?" sahut orang itu lagi. Keina sama sekali tidak menghiraukan ucapan Vino, ia malah menyibukkan diri dengan ponsel di tangannya.

"Gue cemburu," ucap Vino tiba-tiba, Keina menatap Vino malas.

"Gue cemburu sama Hp lo, betah banget ditatap sama lo."

"Berisik"

"Bagaimana diriku harus diam? Jika mulutku selalu ingin berbicara pada sang bidadari di hadapanku ini?"

"Bacot."

Vino menyenderkan kepalanya di pundak Keina. "Kasar ya kamu sekarang."

"Yang ih."

"Diem!"

"Galak dih."

"Urus aja sanah selingkuhan lo!"

"Itu bukan selingkuhan, tapi hanya sekedar tempat bermain-main," jawab Vino santai. Keina menyimpan ponselnya di meja lalu mengangkat kepala Vino dari pundaknya menggunakan jari telunjuk.

"Akan ada saatnya hak itu berbalik ke lo." Vino menatap Keina dengan tatapan serius.

"Lo gak akan gitu ke gue kan Kei?"

"Gue gak tau, sekarang lo bisa bermain-main. Tapi ke depannya, akan ada saatnya lo juga diperlakukan seperti itu sama seperti lo memperlakukan cewek-cewek lain."

"Gue tau ko, lo gak akan main-main sama gue."

"Mungkin bukan main-main, tapi hal yang akan lo sesali seumur hidup."

"Maksudnya?"

Lolita datang membawa makanan. "Heh! Sampah masyarakat pergi sana lo!" Vino mengumpat saat melihat kedatangan Lolita.

"Lo yang sampah masyarakat, kenapa harus disini sih?!?"

"Nyesel gue pernah ngebiarin Keina sama lo!Di SMP so soan mau setia! Lo malah main sama cewek di depan Keina, bego!" Keina mengelus bahu Vino bermaksud agar Vino pergi saja dari mejanya. Vino yang mengerti itu, segera pergi kembali ke meja di sampingnya dimana Bella berada.

"Udah Lolita, lo makan cepet. Keburu
masuk nanti."

"Untung dia pacar lo Keina! Kalau kagak udah gue gantung, terus mutilasi!" Keina terkekeh pelan mendengar perkataan sahabatnya itu. Keina dan Lolita itu berteman dari kelas 7 SMP sampai sekarang, makanya ia tau asal mula dirinya bisa bersama Vino.

Keina mengelap bibir Lolita dengan tisu. "Makannya pelan-pelan, jangan pake nafsu gitu."

"Aww sosweet sayang."

"Apa sih, makan aja cepet. Gue mau ngerjain soal lagi."

"Da----" ucapan Lolita terpotong saat sosok Vino datang menghampiri mejanya.

"Pulangnya gue tungguin di parkiran," Vino mencubit pipi Keina lalu berlalu pergi.

"VINO! KAMU JAHAT PUTUSIN AKU!"

My Boyfriend Is Playboy Where stories live. Discover now