RT 37

120 17 1
                                    

Changsub dan Gikwang sudah menyiapkan semua pakaian mereka untuk berangkat besok pagi. Ini sudah jam 7 lewat. Kenapa Minhyuk belum juga pulang? Gikwang menelfon adiknya itu. Dia tidak mengangkatnya. Gikwang benar-benar tidak tenang. Entah kenapa perasaannya sangat tidak enak kali ini.

"Changsubie, kau masih menyambungkan ponselmu dengan mobil Minhyuk?" tanya Gikwang. Changsub mengangguk. Dia menghampiri kakaknya yang tampak gelisah malam ini.

"Wae? Kenapa hyung gelisah seperti itu? Tenanglah. Minhyuk hyung akan pulang sebentar lagi," ujar Changsub. Gikwang benar-benar tidak bisa tenang. Perasaannya sangat gelisah sekali.

"Lihat dimana dia sekarang!" perintah Gikwang. Changsub segera melacak keberadaan Minhyuk. Gikwang memilih untuk menghidupkan televisi. Dia tidak bisa gelisah terus seperti ini. Dia harus tenang dan tidak berpikir negatif.

Prakkk!!

Gelas yang dia genggam tadi terlempar begitu saja. Berita di televisi menayangkan sebuah kecelakaan hebat yang menimpa CEO muda. Changsub ikut menatap televisi itu. Mobil terbalik dan hampir terbakar. Tidak di sebutkan nama perusahaan ataupun CEO nya. Changsub dengan cepat mencari dimana Minhyuk sekarang.

"Mobilnya berhenti di jalan raya," ujar Changsub dengan lemah. Kecelakaan itu juga berada di jalan raya. Jalan yang Minhyuk lalui saat pulang. Gikwang menggelengkan kepalanya. Ini tidak seperti yang dia pikirkan. Minhyuk pasti pulang sebentar lagi.

"Hyung!! Hyung!!!" Changsub berteriak menunjuk seseorang yang berada di televisi. Changsub terkapar dengan lemah di lantai. Mereka tidak percaya dengan yang di beritakan di televisi.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" ujar Gikwang. Mereka langsung mengambil kunci mobil untuk pergi ke rumah sakit. Changsub segera mengubungi dokter yang menjaga saat ini. Dia akan menangani Minhyuk. Kakaknya pasti selamat. Minhyuk pasti selamat.

"Tenanglah! Minhyuk akan baik-baik saja," ujar Gikwang. Changsub tidak bisa berhenti menangis. Keadaan kakaknya benar-benar parah saat dia melihat di televisi. Rasanya rumah sakit jauh sekali dalam keadaan seperti ini.

Saat mereka tiba di rumah sakit, bertepatan dengan ambulance yang berhenti di belakang mereka. Pasti itu Minhyuk. Changsub segera berlari menghampiri kakaknya. Astaga! Dia tidak bisa melihat ini. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh darah. Bajunya sudah berubah warna karena darah yang mengalir. Changsub membawa Minhyuk ke ruang UGD. Dia bahkan membentak semua orang yang menyuruhnya untuk memakai pakaian dokter. Tidak ada waktu untuk berganti pakaian. Kakaknya butuh pertolongan sekarang juga.

Gikwang hanya bisa diam di luar ruangan. Dia tidak bisa masuk ke dalam karena dokter sedang menolong Minhyuk. Entah apa yang terjadi. Kenapa Minhyuk bisa mengingkari janjinya untuk menjaga dirinya. Kenapa dia bisa seperti ini. Besok mereka akan pergi, tapi kenapa Minhyuk mengalami kecelakaan ini lagi.

"Hyung!!! Cepat pasang semua alatnya!" teriaknya dengan kencang. Changsub mengguncang tubuh kakaknya. Dia terus meminta agar dokter lain memasangkan alat apapun untuk membantu pernapasan kakaknya.

Gikwang ikut menangis melihat Minhyuk yang sudah tiada. Dia tidak percaya akan hal ini. Otaknya tidak bisa menerima semua yang terjadi malam ini. Dalam hati dia terus meminta tolong agar Tuhan segera mengembalikan adiknya. Adiknya belum merasakan kehidupan yang bahagia. Sepanjang hidupnya selalu dipenuhi oleh penderitaan. Kenapa kehidupan tidak terasa adil bagi Minhyuk.

"Hyung!!! Sadarlah! Hyung!!!"

Dokter dan suster menunduk untuk mengungkapkan duka cita mereka atas meninggalnya Minhyuk. Mereka menjauh dari sana dan membiarkan Changsub menangisi kepergiaan kakaknya. Waktu kematiannya beberapa menit yang lalu. Changsub tidak bisa berhenti menangis. Tangisnya semakin menjadi.

"Andwe! Hyung, andwe!" ucapnya.

"Kau tidak boleh pergi! Besok kita akan pergi ke Amerika! Ku mohon bangunlah!" ujarnya. Changsub tidak bisa menopang kakinya. Seluruh tubuhnya seperti kehilangan semua tenaganya.

lee Minhyuk. Waktu kematian pukul 07.30 PM

~•••~

Hyerim baru saja mendapatkan kabar dari televisi bahwa CEO tempatnya bekerja baru saja meninggal dunia. Hyerim tidak bisa mengatakan apapun. Dia terus berharap ini semua hanya berita yang tidak benar-benar terjadi. Mana mungkin Minhyuk meninggal, sementara dia akan pergi ke Amerika untuk menyembuhkan penyakitnya.

Air matanya mengalir begitu saja saat melihat seseorang sudah di tutup oleh kain putih. Jasadnya masih berada di ruang UGD dan di sana terdapat Changsub serta Gikwang. Dia tidak bisa mendekat. Dirinya terus mengatakan ini semua hanyalah mimpi. Dia ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.

Terakhir kali mereka bertemu, Minhyuk selalu tersenyum dan tampak bahagia. Dia bahkan lebih ceria dari biasanya. Hyerim terus mengatakan pada hatinya, ini semua hanya mimpi. Dia terus berharap segera bangun dari mimpi ini. Gikwang menyadari keberadaan Hyerim. Dia bahkan menyuruh Hyerim untuk mendekat.

"Dia sudah pergi," ujar Gikwang. Matanya memerah. Di sebelah jasadnya Minhyuk, Changsub terduduk lemah sembari memegang tangan Minhyuk yang sudah pucat. Ini benar-benar nyata. Bosnya, temannya, orang yang dia cintai benar-benar pergi.

"Tidak mungkin!" Hyerim memendam wajahnya dengan kedua tangannya. Dia tidak bisa melihat ini. Tubuhnya masih berlumuran dengan darah. Hyerim tidak percaya dengan ini semua. Dia menggelengkan kepalanya.

"Hyung.. Hyung...," terdengar isak tangis Changsub yang tidak bisa berhenti. Tentu saja dia sangat terpukul. Dia merasa telah gagal menjadi seorang dokter. Dia bisa menyelamatkan nyawa orang lain, tapi kenapa dia tidak bisa menyelamatkan nyawa kakaknya sendiri.

"Sudahlah. Biarkan Minhyuk pergi dengan tenang," ujar Gikwang memeluk adiknya. Changsub menggeleng dengan kuat. Dia bahkan menolak pelukan kakaknya. Ini belum berakhir. Changsub masih tetap berharap Minhyuk segera sadar.

"Changsub-ah!" Gikwang menoleh begitu seseorang datang. Ternyata Chorong. Dia terdiam sesaat melihat sosok jasad yang berada di dekat Changsub. Chorong mendekat ke arah Changsub. Bajunya sudah terkena darah karena berusaha menyelamatkan Minhyuk. Keadaan kekasihnya sangat kacau. Changsub bahkan tetap menggenggam tangan kakaknya dengan erat.

"Sabarlah. Dia pasti bahagia bersama Tuhan," ujar Chorong. Changsub menggelengkan kepalanya. Dia bahkan sangat tidak rela Minhyuk pergi secepat ini. Dia hampir berhasil menyembuhkan penyakit Minhyuk, tapi justru dia pergi tanpa mengucapkan perpisahan.

"Aniyo! Hyung! Ku mohon kembali, hyung!" teriaknya dengan tangisan.

Gikwang tidak bisa berada di dalam ruangan ini. Dia tidak mau menjadi penghambat kepergian Minhyuk. Dia sudah tenang bersama Tuhan, dan tentunya Yerin. Mereka bisa bertemu di surga. Minhyuk pasti sangat bahagia bisa kembali bersama dengan orang yang sangat dia cintai.

~•••~

Setelah membaca dimohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ