RT 23

108 15 0
                                    

Hyerim sedang berada di kantor. Dia akan mengambil semua keperluan Minhyuk untuk dia bawa ke rumah sakit. Sebagai sekertaris yang baik, tentu dia harus menuruti semua kemauan bosnya. Sebetulnya bosnya tidak boleh bekerja dulu, tapi dia memaksa untuk bekerja di rumah sakit. Hyerim tidak bisa berbuat apapun.

Hyerim mengambil beberapa file milik Minhyuk dan juga laptopnya. Ia harus segera ke kantor sebelum jalanan penuh. Kegiatannya berhenti saat melihat laci yang terdapat satu foto kecil seorang wanita. Cantik sekali. Hyerim yakin ini pasti orang yang bernama Yerin. Beberapa kali Minhyuk terus menyebut nama itu saat penyakitnya kambuh. Pasti dia orang yang spesial untuk Minhyuk. Hatinya merasa sakit sekali. Dia juga tidak mau berharap apapun pada bosnya.

"Hyerim-ah!" panggil Hayoung memasuki ruangan Minhyuk. Kenapa Hayoung berani sekali memasuki ruangan bosnya? Peraturannya kan sudah jelas, hanya orang-orang yang mendapat izin dari Bosnya saja yang bisa memasuki ruangannya. Hayoung terlihat kagum melihat ruangan Minhyuk. Untung saja ruangan ini kedap suara, jadi siapapun tidak akan mendengar teriakan Hayoung.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kalau bos tau kau berani memasuki ruangannya tanpa izin, kau bisa dipecat," ujar Hyerim. Sebelum Hayoung melihat foto Yerin, ia menyimpanya kembali di laci bawah.

"Aku tidak menyangka ruangan bos tampan sebagus ini. Keunde, kenapa ruangan ini terasa aneh untukku. Kau tidak merasakan keanehan?" tanya Hayoung.

"Kurasa kau sedang mabuk. Keluarlah, aku akan menutup pintunya karena sekarang juga aku harus pergi ke rumah sakit," ujar Hyerim menarik sahabatnya untuk keluar. Semakin lama dia disini, akan semakin merepotkannya.

"Kau mau ke rumah sakit? Boleh aku ikut. Siapa tau saja ada Changsub di sana. Aku sangat merindukannya," pinta Hayoung.

"Andwe! Aku ini sedang bekerja, bukan bermain! Kerjakan pekerjaanmu, karena sebentar lagi Minhyuk akan keluar dari rumah sakit dan dia akan mengecek semua pekerjaan karyawannya. Kalau ada di antara kalian tidak bekerja dengan giat, siap-siap saja mendapatkan makian darinya," ujar Hyerim. Sebetulnya dia hanya menakut-nakuti Hayoung agar dia tidak malas di saat bosnya cuti bekerja.

Hyerim tertawa begitu Hayoung langsung turun ke lantai bawah untuk mengerjakan semua pekerjaannya. Kurang dari dua menit pasti apa yang dia ucapkan barusan tersebar di seluruh kantor. Walaupun dia berbohong, setidaknya dia bisa membuat semua karyawan benar-benar bekerja saat bosnya sedang terbaring lemah di rumah sakit.

Ia melangkahkan kakinya dengan cepat. Astaga! Tidak bisakah mereka yang memanggilnya melihat dia sedang tergesa-gesa? Hyerim berhenti begitu ada orang lagi yang memanggilnya. Direktur Park. Hyerim sudah jarang bertemu dengannya, karena dia di tugaskan berbeda kantor dengannya.

"Kau akan menemui Minhyuk-ssi?" tanyanya.

"Ye, sajangnim. Wae geurae?" jawabnya. Direktur Park memberikan amplop panjang berwarna putih kepadanya. Tentu dia bertanya apa ini.

"Tolong berikan pada Minhyuk-ssi. Aku sedang terburu-buru hari ini. Tolong sampaikan salamku juga padanya. Maaf karena aku belum sempat menjenguk," ujarnya. Hyerim belum mengatakan apapun, tapi dia sudah pergi begitu saja. Saat dia membalikkan ampop itu, matanya seketika melebar. Bukankah ini amplop untuk pengunduran diri seseorang?

"Direktur.. Dia akan meninggalkan kantor? Bagaimana mungkin?" tanyanya. Ini mengejutkan sekali. Tanpa angin apapun, Direktur Park berhenti dari pekerjaannya. Dia bekerja tidak terlalu buruk, dan selama ini Minhyuk tidak pernah mengomentari pekerjaannya.

Hyerim kembali melanjutkan perjalanannya. Ini sudah hampir setengah hari, dan dia belum juga sampai ke rumah sakit. Semoga saja Minhyuk tidak memarahinya karena terlambat datang.

Ia menundukkan kepalanya begitu melihat kakaknya Minhyuk sedang menunggu di depan ruangan. Wajahnya terlihat cemas. Dia hanya membalas Hyerim dengan senyuman. Hyerim tidak berani masuk ke dalam, dia akan menunggu sampai Gikwang mengizinkannya masuk.

"Masuklah. Tadi Minhyuk sempat kambuh sebentar, tapi sekarang keadaannya sudah membaik," ujar Gikwang. Hyerim melihat dari kaca pintu. Sangat miris. Minhyuk bahkan masih merasa tertekan walaupun dia berada di ruangan khusus.

Hyerim mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia tersenyum kecil begitu memasuki ruangan penuh dengan cat berwarna putih ini. Di ruangan ini bahkan tidak ada televisi. Hanya ada radio yang berisi musik saja.

"Ku kira kau tidak jadi ke sini," ujar Minhyuk meletakkan ponselnya.

"Mianheyo. Tadi ada beberapa kendala di kantor. Oia, Direktur Park menitipkan ini padaku. Dia menyuruhku memberikannya padamu," ujarnya langsung memberikan amplop putih itu pada Minhyuk. Dia menoleh ke arah Hyerim begitu membaca amplop depannya. Hyerim meringis di dalam hati. Dia tidak tau bagaimana tanggapan Minhyuk kehilangan satu pegawainya.

"Kenapa dia mengundurkan diri?" tanya Minhyuk. Hyerim sendiri tidak tau kenapa Direktur Park mengundurkan dirinya. Padahal Minhyuk sangat membutuhkan Direktur Park saat dia cuti. Benar-benar tidak bisa dipercaya.

"Aku juga tidak tau kenapa dia memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia tidak mengatakan apapun, dan langsung pergi begitu saja," jelas Hyerim. Minhyuk menyingkirkan kertas itu. Dia bahkan tidak menandatangani surat persetujuan itu. Artinya Minhyuk tidak setuju Direktur Park meninggalkan perusahaan.

"Aku akan bertemu dengan Direktur besok dan meminta penjelasannya," ujar Hyerim.

"Tidak perlu. Biar aku saja yang menemuinya nanti. Bagaimana perkembangan pembangunan di Busan? Kau terus memantaunya, kan?" tanya Minhyuk. Hyerim mengeluarkan semua laporan yang dikirimkan ke kantor kemarin.

"Sejauh ini tidak ada masalah. Aku terus memberitahu orang yang bertanggung jawab dalam pembangunan itu, bahkan akhir tahun harus sudah selesai," jawabnya. Minhyuk mengangguk kecil. Dia membaca semua laporannya dengan teliti.

"Bagaimana dengan perusahaan yang hampir bangkrut itu? Kau terus memantaunya?" tanya Minhyuk. Sebelum kakaknya datang, dia harus bertanya tentang hal ini agar kakaknya tidak marah atau memikirkan apapun.

"Belum ada perkembangan apapun. Kurasa Direktur mereka diganti, karena Direktur mereka tidak pernah memberikan kejelasan untuk perusahaannya dan beberapa kali seseorang mendapati salah satu karyawan mereka menyambut kedatangan CEO mereka yang telah kembali. Aku sangat yakin diam-diam mereka mencopot jabatan Direktur yang lama dan semua diambil alih oleh pemiliknya," jelas Hyerim.

Minhyuk tidak bisa berkata apapun. Apa benar Gikwang dipecat oleh Ayahnya? Bukankah Ayahnya sangat membanggakan Gikwang? Kenapa Gikwang tidak pernah menceritakan apapun padanya?

"Aku tidak punya kesibukan apapun,"

Minhyuk baru menyadarinya. Semalam kakaknya mengatakan hal seperti itu seolah dia tidak mempunyai pekerjaan. Dan dia terus berada di rumah sakit untuk menjaga Minhyuk. Bukankah kemungkinan dia sudah tidak lagi bekerja sangat besar?

"Oppa, wae geurae?" tanya Hyerim mulai panik. Minhyuk bahkan sampai melamun karena mendengarkan laporannya. Apa dia melaporkan hal yang salah?

"Gwenchana. Terus pantau perusahaan itu. Jangan biarkan mereka benar-benar bangkrut. Kau bisa mengatasinya selama aku tidak ada, kan?" pintanya. Hyerim mengangguk. Ini tugas berat untuknya. Sepertinya Minhyuk tidak mau hal buruk terjadi pada perusahaan nomor satu di Korea itu.

"Ini file yang sudah aku baca. Mereka semua hanya ingin saham dari perusahaan kita. Batalkan semua yang tidak aku setujui. Bekerja dengan licik bukanlah kemauanku," ujar Minhyuk. Hyerim tersenyum. Benar-benar jenius. Dia bahkan bisa bekerja dengan teliti di ruangan seperti ini.

"Kenapa tertawa? Memangnya aku mengatakan hal yang konyol?" tanya Minhyuk.

"Aniyo. Aku hanya kagum padamu. Saat sedang sakitpun, kau terus bekerja seperti orang gila. Daebak!" ujar Hyerim bertepuk tangan. Minhyuk ikut tertawa. Matanya menyipit saat sedang tertawa. Wajahnya juga terlihat semakin imut. Hyerim tidak percaya bosnya sudah berusia 25 tahun. Wajahnya bahkan terlihat lebih muda dari Hyerim.

~•••~

Setelah membaca dimohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Where stories live. Discover now