RT 36

116 14 1
                                    

Sejak tadi Minhyuk terus menatap dirinya di kaca. Hari ini dia tidak bekerja lantaran ingin pergi ke makam Yerin. Sebetulnya Gikwang yang melarangnya kerja dengan alasan dia CEO yang tidak perlu terlalu rajin pergi ke kantor. Semua tugasnya akan Gikwang ambil alih sampai mereka kembali dari Amerika.

Ia mengenakan pakaian berwarna putih. Sebagai bentuk peringatan kematian Yerin hari ini, dia harus berpakaian sederhana. Minhyuk harus membuang semua masa lalu itu untuk hari ini saja. Dia harus benar-benar sehat untuk bertemu dengan kekasihnya. Jangan sampai mentalnya melemah saat bertemu dengan Yerin.

Dia tersenyum melihat foto Yerin di mejanya. Dia berhasil melewati hari-harinya di musim semi pertama setelah sekian tahun dia menghabiskan musim semi di Jepang. Ini musim semi terpanjang menurutnya. Banyak sekali hal yang terjadi bulan ini.

Sudah jam 4 sore. Dengan keyakinan penuh, dia keluar dari kamarnya dan segera pergi ke tempat tujuannya. Changsub sedang bekerja di rumah sakit, dan Gikwang masih di kantor. Dia akan memberitahu jika sudah sampai.

"Sebentar lagi aku akan datang," ujarnya dalam hati.

Minhyuk menjalankan mobilnya. Matahari sudah mengarah ke barat. Sebelum matahari terbenam, dia harus sudah sampai di sana. Gikwang sudah memberikannya waktu untuk pulang sebelum jam 7 malam. Tentu dia tidak akan melewatkan waktu yang telah dia sepakati bersama Gikwang.

Pertama kali mendatangi makam Yerin, dia menangis dengan sangat kuat. Dia merasa sangat terpukul atas kejadian itu. Tapi kali ini Minhyuk akan mendatangi Yerin dengan wajah yang sangat bahagia. Tidak ada lagi tangisan yang dia tunjukkan. Dia akan merasa senang melihat Yerin sudah bahagia bersama Tuhan. Mereka pasti akan bertemu suatu hari nanti.

Minhyuk memarkirkan mobilnya. Dia membawa bunga kesukaan Yerin. Ini adalah hadiah kecil yang akan Minhyuk berikan untuk hari ini. Walaupun hanya satu kali dia mendatangi tempat ini, tapi dia masih mengingat dengan jelas dimana letak makam Yerin. Makamnya masih bersih dan indah. Namanya terukir indah di batu nisan dengan rangkaian bunga di pinggiran tanda salib. Minhyuk meletakkan bunga itu.

"Yerin-ah annyeong. Kau tidak lupa dengan kekasihmu ini, kan?" tanyanya. Minhyuk sedikit tertawa. Hatinya sangat bahagia sekali.

"Sudah lama sekali aku ingin mengunjungimu. Maaf, karena aku baru bisa datang kesini di hari kematianmu," katanya.

"Kau tentu bahagia bersama Tuhan. Aku juga bahagia disini. Kau pasti memohon pada Tuhan agar aku tidak bisa mencintai wanita lain selain dirimu, kan? Kalau begitu kau berhasil. Sampai sekarang aku tetap mencintaimu," lanjutnya.

Rumput yang tertanam di makamnya sangat hijau. Minhyuk bisa merasakan kehadiran Yerin di dekatnya. Dia pasti juga tersenyum melihat kehadiran Minhyuk sore ini. Tidak ada yang bisa Minhyuk katakan lagi. Terlalu banyak hal yang ingin dia katakan, tapi hari semakin sore. Dia tidak bisa terlalu lama di sini.

"Setelah aku kembali dari Amerika, aku akan lebih sering mengunjungimu. Kalau kau merindukanku, datanglah dalam mimpiku. Aku akan segera datang. Jangan pernah lupa untuk tersenyum. Suatu hari nanti, Tuhan pasti akan mempersatukan kita lagi. Tunggulah aku disana," ujarnya.

Minhyuk menoleh begitu seseorang berteriak ke arahnya. Astaga! Kenapa orang tua Yerin bisa berada disini? Minhyuk pikir mereka sudah lebih dahulu datang. Teriakan itu! Minhyuk tidak bisa mendengar teriakan itu! Minhyuk segera beranjak untuk menjauhi Yerin. Ibunya menatap Minhyuk dengan perasaan benci.

"Mianhe. Aku ingin meminta maaf pada kalian. Tolong maafkan aku," ujar Minhyuk.

"Pergi! Jangan mendekati anakku! Kau yang telah membuat anakku mati! Pergi!" teriak Ibunya. Minhyuk menutup matanya. Teriakan ini nyata baginya. Dia tidak sedang berhalusinasi. Minhyuk benar-benar kembali mendengar teriakan itu.

"Mianhe, Ahjumma. Aku sangat menyesal. Tolong maafkan aku. Ahjussi?" kali ini Minhyuk juga menatap Ayahnya Yerin. Dia sangat ingin mendapatkan maaf dari mereka bedua.

"Aku sudah memaafkanmu. Kejadiannya sudah lama, dan Yerin pasti juga memaafkanmu," jawab Ayahnya.

"Jangan pernah menemui anakku lagi! Kau hanya bisa menjadi pembunuh! Kau pasti berpura-pura mendatangi anakku agar kau tidak terlihat sebagai pembunuh! Pergi dari sini! Kau hanya akan mengotori makam anakku!" teriaknya.

Minhyuk memilih pergi dari sana. Dia tidak mau ada keributan di hadapan Yerin. Walaupun sudah mendapatkan maaf dari Ayahnya, tapi itu membuatnya sedikit tenang. semoga saja Ibunya Yerin bisa segera memaafkannya.

Minhyuk sudah berada di dalam mobilnya. Dia cukup bagus menahan dirinya. Terkakan itu dia abaikan begitu saja. Mentalnya memang sudah membaik. Ia menatap kedua orang tua Yerin dari kejauhan. Mereka pasti sangat terpukul hari ini. Mereka pasti kembali mengenang kejadian itu. Minhyuk benar-benar minta maaf pada mereka semua. Dia tidak sengaja melakukan ini.

Minhyuk kembali menjalankan mobilnya. Dia tidak perlu meminta Changsub atau Gikwang datang. Dia bisa mengendarai mobilnya sendiri. Ibunya Yerin sangat membencinya. Pasti dia sangat terpukul karena kematian anaknya. Minhyuk tidak tau harus melakukan apa agar mereka bisa memaafkannya. Dia benar-benar menyesal. Dia sangat menyesal. Bukan hanya mereka yang terpukul, tapi juga dirinya.

Minhyuk memelankan laju kendaraannya. Matanya terasa kabur. Nafasnya kembali sesak, dan telinganya kembali mendengar suara-suara teriakan itu. Tangannya bergetar mencari tombol musik. Dia menghidupkan musiknya dengan volume yang kencang. Minhyuk menekan rem secara tiba-tiba. Dia tidak bisa berkendara. Telinganya benar-benar tidak bisa berhenti mendengar suara-suara itu.

"Aniyo! Jebball!!"

Ini lebih parah. Seluruh tubuhnya terasa kembali ke masa lalu itu. Otaknya kembali memutar semua memori lama itu, telinganya seperti akan meledak, tubuhnya bergetar, dan nafasnya tersendat. Minhyuk tidak bisa melakukan apapun. Tidak adakah yang bisa menolongnya saat ini? Dia benar-benar membutuhkan pertolongan.

Brrrukkkk!!!!

Mobilnya terpental begitu saja. Sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi dan menerobos mobil Minhyuk begitu saja. Minhyuk bisa merasakan bagaimana mobilnya terlembar dengan sangat cepat. Tubuhnya terhimpit di antara mobil dengan jalan. Bajunya yang putih sudah berlumuran dengan darah. Minhyuk tidak bisa mengeluarkan suaranya. Jangankan berbicara, bernafas saja dia kesulitan. Dia hanya bisa mengeluarkan air matanya dan terus berharap seseorang membantunya keluar dari sini.

Kecelakaan ini hampir sama dengan apa yang dia alami waktu dulu. Bayangan Yerin yang menggenggam tangannya kembali teringat olehnya. Yerin terluka parah saat itu, dan dia tidak bisa membantu apapun. Saat ini dia juga tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri.

"Jebball...."

Minhyuk sudah tidak kuat lagi. Matanya berkabut. Seorang wanita berdiri di sisi kirinya. Yerin! Yerin berdiri disana. Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Yerin pasti menyuruhnya untuk bertahan. Minhyuk sudah tidak kuat lagi. Dia benar-benar lemah. Yerin terus menggelengkan kepalanya dengan tangisan.

"Mianhe...."

~•••~

Setelah membaca dimohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang