RT 34

104 18 0
                                    

Pagi ini seperti ada yang aneh dengan Minhyuk. Saat Hyerim tiba di kantor, Minhyuk datang dengan pakaian yang tidak biasa. Dia hanya menggunakan pakaian santai dan menyapanya dengan senyuman yang khas. Apa dia tidak bekerja? Lalu untuk apa dia datang dengan pakaian santai? Untung saja kantor ini miliknya, jadi tidak akan ada yang berani menbentaknya.
               
"Hari ini ada rapat?" tanya Minhyuk. Hyerim menggeleng.
               
"Mau temani aku jalan-jalan?" pintanya. Hyerim mengerutkan keningnya. Bagaimana mungkin mereka berkeliaran di tempat ramai.
               
"Jangan membuat dirimu terluka lagi. Lebih baik kau bersantai saja di rumah dan bersiap untuk pergi ke Amerika," tolak Hyerim. Minhyuk memasang wajah kesal. Hari ini dia ingin jalan-jalan, dan orang yang tepat adalah Hyerim. Lagi pula dia tidak sedang sibuk, jadi tidak ada salahnya Minhyuk mengajaknya jalan-jalan sebentar.
               
"Sebentar saja. Ayolah, chingu?" ucapnya memohon. Hyerim menghela nafas dengan berat. Baiklah. Dia tidak bisa menolak perintah atasannya. Minhyuk segera turun dengan langkah yang cepat. Tingkahnya benar-benar aneh.
               
Minhyuk masuk ke dalam mobil dan tidak lupa menghidupkan musik. Mereka tidak akan pergi ke tempat ramai. Minhyuk akan mengajak Hyerim jalan-jalan dengan mobil. Hyerim masih tidak mengerti dengan bosnya hari ini. Sepanjang perjalanan, dia terus tersenyum dengan senang. Apa yang membuat Minhyuk begitu bahagia hari ini?
               
"Kenapa oppa bahagia sekali? Apa kau mendapatkan berita bagus?" tanya Hyerim.
               
"Tentu saja. Besok sore aku akan pergi ke makam Yerin. Aku akan bertemu dengannya setelah sekian tahun. Dia pasti selalu menunggu kehadiranku," jawab Minhyuk. Hatinya tentu merasa sakit mendengarnya. Hyerim baru menyadarinya sekarang, bahwa Minhyuk benar-benar mencintai Yerin. Dia bahkan terlihat berbeda hanya untuk bertemu dengan Yerin. Hyerim bisa menerima orang yang dia cintainya masih dan akan tetap mencintai orang lain. Menjadi temannya saja sudah cukup untuk Hyerim.
               
"Kau pergi sendiri?" tanya Hyerim.
               
"Iya. Aku ingin seorang diri bertemu dengan Yerin. Aku tidak ingin terlihat mengkhawatirkan di hadapan Yerin. Dia harus melihatku sehat," jawabnya.
               
"Apa tidak apa-apa? Kalau terjadi sesuatu bagaimana?" tanyanya lagi. Minhyuk tidak bisa sendirian. Dia harus bersama dengan orang lain untuk menjaganya.
                
"Gwenchana. Aku akan menjaga diriku sendiri. Lagi pula beberapa hari belakangan ini aku tidak lagi ketergantungan dengan obat-obatan. Aku merasa semakin membaik setiap harinya," ujar Minhyuk.
                
"Oppa keras kepala sekali," kali ini Hyerim terlihat kesal. Dia hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada Minhyuk. Penyakitnya bukanlah penyakit yang biasa. Kapan saja penyakktnya bisa menyerang dirinya sendiri.
                
"Kau marah? Mianhe. Aku benar-benar baik-baik saja. Kalau sudah sampai, aku akan langsung memberitahumu," ujarnya.
                
"Kau selalu mengatakan baik-baik saja, tapi tidak dengan tubuhmu. Kau itu terlalu lemah untuk sendirian," balasnya. Minhyuk menyunggingkan senyum manisnya. Teman baiknya ini bahkan sudah seperti Gikwang dan Changsub. Mereka semua selalu saja mengkhawatirkan Minhyuk.
                
"Aku benar-benar baik-baik saja. Jangan seperti itu. Kau pasti tau aku orang yang kuat. Bahkan aku bisa menghidupi diriku sendirian di Jepang. Kau jangan meremehkan kekuatanku untuk menjaga diriku sendiri," ujarnya. Hyerim mengangguk kecil. Semoga saja apa yang dia katakan benar-benar dia lakukan. Jangan sampai Hyerim mendengar kalau Minhyuk kembali melemah.
                
Minhyuk memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Dia tidak bisa keluar dari zona amannya. Padahal Minhyuk ingin sekali pergi ke taman itu. Pasti sangat menyenangkan melihat orang-orang yang tertawa bahagia bersama teman-teman mereka.
                
"Sebentar lagi kau bisa pergi ke tempat seperti itu. Kau bahkan bisa lebih bahagia dari mereka semua," ujar Hyerim mengetahui pikiran Minhyuk.
                
"Bagaimana kalau pengobatannya gagal atau mereka tidak bisa mengobatiku?" tanya Minhyuk. Pertanyaan macam apa itu? Seharusnya dia berpikir positif, bukan berbicara seperti itu.
                
"Kau ini bicara apa? Amerika adalah negara yang paling bagus dalam segi kedokterannya. Kau pasti sembuh. Aku yakin seribu persen," jawabnya. Hyerim tidak mau memikirkan hal yang buruk. Dia harus yakin, bahwa bosnya bisa sembuh.
                
"Gomawo. Kau selalu pandai mempengaruhi orang lain. Aku sangat gugup untuk pergi ke Amerika lusa nanti," ujarnya.
                
"Semua orang menginginkan yang terbaik untuk kesembuhanmu. Jagalah dirimu sebaik mungkin, karena Changsub, Gikwang oppa, Ayahmu dan Ibumu pasti akan berharap kau bisa sembuh," ujar Hyerim.
                
"Ne. Gomawoyo, jongmal. Jangan merindukanku, huh?" ujarnya tertawa. Hyerim memukul pelan lengan Minhyuk. Dia masih saja bisa tertawa.
                
Hyerim tersenyum kecil. Dia merasa Minhyuk memang sudah memiliki banyak kemajuan. Biasanya dia tidak bisa melihat keramaian, tapi kali ini dia bahkan terus memandangi orang-orang yang bermain di taman dari kejauhan. Hyerim akan selalu mendoakan Minhyuk selama pengobatannya. Hyerim yakin, Minhyuk akan sembuh dan bisa memiliki banyak teman di kemudian hari.
                
"Hyerim-ah, satu minggu belakangan ini aku selalu memimpikan hal yang sama. Aku bermimpi melihat Yerin dari kejauhan. Aku ingin mengejarnya, tapi kakiku tidak bisa melangkah. Dia tersenyum dan seperti berbicara sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengar apa yang dia katakan," cerita Minhyuk. Ia masih merasa ada yang aneh dengan mimpinya itu.
                
"Mungkin kau terlalu merindukan Yerin," jawabnya.
                
"Tapi setiap aku memimpikan kejadian itu, aku merasa Yerin semakin mendekatiku secara perlahan. Aku bahkan bisa sedikit mendengar suaranya, walaupun masih terdengar samar," ujar Minhyuk.
                
"Itu hanya mimpi. Kau terlalu merindukan Yerin, makanya seperti itu. Mungkin besok kau tidak akan bermimpi seperti itu lagi," jelasnya. Minhyuk mengangguk kecil. Mungkin benar apa yang dikatakan Hyerim. Dia terlalu merindukan Yerin sampai memimpikannya berkali-kali.
                
"Jangan pernah bersedih, huh? Aku tidak suka orang yang dekat denganku menangis. Teruslah tersenyum, seperti matahari," ujar Minhyuk.
                
"Tentu saja. Aku akan terus tersenyum. Bahkan kita akan tersenyum bersama sebentar lagi," balasnya. Hyerim tidak sabar menunggu Minhyuk sembuh. Mereka akan pergi ke manapun tanpa perlu takut sesuatu menghantui Minhyuk.

~•••~

Setelah membaca dimohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Where stories live. Discover now