"Ada apa?" tanya Chorong. Wajahnya terlihat khawatir setelah mendapatkan telfon dari Gikwang. Dia bahkan tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.

"Aku harus ke rumah sakit sekarang. Hyung.. Minhyuk hyung masuk rumah sakit," ujar Changsub bergegas dari sana.

"Aku ikut. Kau tidak akan bisa menyetir dengan baik dalam keadaan seperti ini. Biar aku yang membawa mobilnya," kata Chorong. Mereka langsung bergegas untuk ke rumah sakit.

Changsub tidak tau apa yang terjadi dengan kakaknya. Tadi pagi kakaknya baik-baik saja, dan Changsub yakin dia sudah meminum obatnya. Lalu apa yang terjadi sekarang? Kenapa Minhyuk bisa berada di rumah sakit secara mendadak seperti ini? Changsub benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Dia bahkan terus memikirkan hal negatif yang mungkin saja terjadi pada Minhyuk.

"Oppa Minhyuk sakit?" tanya Chorong.

"Iya. Beberapa hari belakangan ini aku baru tau hyung mempunyai penyakit mental. Dia tidak bisa berada di tempat yang penuh dengan orang banyak, dia juga tidak bisa mendengar keributan. Tapi dia juga tidak bisa berada di tempat yang terlalu sepi. Mentalnya benar-benar terganggu," jelas Changsub.

"Astaga! Bukankah penyakit mental adalah yang terburuk?" tanya Chorong.

"Benar. Bahkan temanku mengatakan dia tidak akan bisa memulihkan mentalnya secara penuh. Selamanya dia akan seperti itu," ujar Changsub. Dia bahkan sangat lemah sekarang. Dirinya hanya bisa berdoa agar kakaknya baik-baik saja.

Saat dia tiba di rumah sakit, Changsub langsung berlari memasuki rumah sakit dan pergi ke ruang informasi untuk bertanya di mana ruangan kakaknya. Sepertinya Minhyuk sedang berada di kantornya, karena dia berada di rumah sakit di mana Changsub bekerja. Ia akan menjadi dokter kakaknya kalau memang keadaan kakaknya sangat serius.

"Hyung! Hyung! Bagaimana Minhyuk hyung?" tanya Changsub melihat Gikwang terdiam di depan UGD. Minhyuk bahkan berada di ruangan darurat. Itu artinya keadaannya serius.

"Tenang dulu. Kita bicarakan ini baik-baik," ujar Gikwang menenangkan Changsub. Bagaimana bisa ia tenang melihat kakaknya berada di ruang darurat? Seorang pasien yang berada di sana artinya keadaannya benar-benar buruk. Dia seorang dokter, dan dia tau di mana saat pasien dalam keadaan serius atau tidak.

"Bagaimana bisa aku tenang! Apa ada dokter yang menangani Minhyuk hyung?" tanyanya lagi. Gikwang menatap adiknya dengan dalam. Gikwang tidak akan bisa bicara kalau Changsub terus seperti ini. Changsub harus tenang dulu, dan mereka akan bicara dengan pelan.

"Tenang dulu Changsub-ah. Kau tidak akan bisa berpikir kalau kau panik," ujar Chorong angkat bicara. Baiklah. Changsub menenangkan dirinya.

"Dokter sudah menangani Minhyuk. Changsub-ah, tidak ada cara lain selain membawa dia ke psikiater. Dokter mengatakan semuanya tidak akan pernah membaik, tapi justru akan semakin memburuk. Selamanya dia akan terus berada dalam ketakutan," jelas Gikwang. Changsub mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku yang akan mengambil alih perawatan Minhyuk hyung. Aku yang akan menangani kakakku secara langsung," ujar Changsub. Gikwang menggeleng lemah. Kenapa? Bukankah Gikwang mengatakan dia harus menyembuhkan kakaknya sendiri? Dia akan melakukannya sekarang.

"Kau tidak akan bisa menyembuhkannya. Dia hanya butuh psikiater Changsub-ah. Kita harus membawa dia ke psikiater," ujar Gikwang. Baiklah. Changsub akan memawa kakaknya ke psikiater. Dia akan melakukan apapun untuk kesembuhan kakaknya.

"Sajangnim sudah sadar," seseorang keluar dari ruangan darurat dan mengatakan Minhyuk sudah siuman. Changsub mengerutkan keningnya. Dia mengenal orang itu.

"Bukankah kau temannya Hayoung?" tanya Changsub.

"Ne. Kau orang yang waktu itu, kan? Kau kenal dengan bosku?" tanya Hyerim.

"Dia kakakku. Jangan-jangan kau sekertaris Minhyuk hyung? Jinjja?" tebak Changsub. Dia bahkan tidak menyangka wanita yang mirip dengan artis idolanya adalah sekertaris kakaknya. Beberapa kali Changsub membicarakan soal sekertarisnya, dan ternyata dia orangnya.

Changsub langsung masuk ke dalam. Hanya Changsub dan Gikwang. Mereka tidak mau orang lain memasuki ruangan kakaknya saat seperti ini. Bisa saja mentalnya kembali memburuk melihat orang yang tidak dekat dengannya. Di saat seperti ini pun, Minhyuk masih bisa tersenyum. Selang pernafasan masih melekat di tubuhnya. Changsub hampir saja menumpahkan air matanya melihat Minhyuk tersenyum tanpa menunjukkan rasa sakitnya.

"Hyung....," mulutnya bergetar. Changsub menggigit bibirnya untuk menahan tangisnya yang sudah di ujung.

"Bagaimana keadaanmu? Kau masih merasa sakit?" tanya Gikwang. Lagi-lagi Minhyuk tersenyum. Entah apa yang membuat kakaknya sangat bisa menyembunyikan semua rasa sakitnya.

"Kenapa dengan wajah kalian? Aku hanya kelelahan, dan sebentar lagi aku bisa pulang," jawab Minhyuk.

"Tidak perlu menyembunyikannya lagi. Kita tau semuanya. Istirahatlah. Kau butuh banyak istirahat," ujar Gikwang. Minhyuk terdiam. Sesuatu yang dia sembunyikan selama ini akhirnya terkuak juga. Serapat apapun seseorang menyimpan bangkai, pasti akan tercium.

"Jangan cemas. Aku hanya tidak bisa mengontrol keadaanku, dan jadi seperti ini. Aku akan lebih berhati-hati lain kali," ujar Minhyuk.

Minhyuk melepaskan alat bantu pernafasannya. Sepertinya nafasnya sudah membaik dan dia tidak perlu menggunakan alat lagi. Wajahnya masih pucat, tapi dia tetap menunjukkan pada kedua saudaranya, bahwa dia sudah sehat. Tetap saja, di sana ada seorang dokter dan Minhyuk tidak akan bisa membohongi adiknya.

"Kenapa hyung tidak katakan padaku? Bukankah kau pernah bilang aku adalah dokter yang hebat? Lalu kenapa kau tidak mau mengatakan pada dokter hebat sepertiku?" tanyanya. Changsub tidak menyalahkan kakaknya, justru dia menyalahkan dirinya sendiri yang tidak bisa menyembuhkan kakaknya. Dia akan gagal menjadi seorang dokter kalau dia tidak bisa membuat kakaknya pulih.

"Mianhe. Aku hanya tidak mau membuat kalian mencemaskanku. Aku bahkan sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Tidak ada yang bisa mengobati diriku," jawab Minhyuk.

"Kau harus ke psikiater. Changsub akan mencarikan psikiater terbaik untukmu. Kau harus bisa sembuh dan kembali menjadi Minhyuk yang dulu," kata Gikwang. Minhyuk tersenyum miris. Jangankan psikister, dia bahkan sudah mendatangi banyak orang untuk menyembuhkan penyakitnya, tapi mereka semua selalu mengatakan tidak ada cara untuk menyembuhkan mental.

"Tidak ada gunanya. Aku juga pernah membawa diriku ke psikiater terbaik di Jepang. Mereka semua mengatakan tidak ada caranya. Aku hanya bisa menahan diriku sendiri, dan menjauhi hal-hal yang membuat mentalku memburuk," jelas Minhyuk.

"Pasti ada caranya. Kau jangan patah semangat seperti ini. Kau harus sembuh," ujar Gikwang.

"Tidak semua penyakit ada obatnya, hyung. Tidak semua orang bisa menyembuhkan sebuah penyakit. Apalagi yang terjadi denganku adalah mental. Hanya diriku sendiri yang bisa menyembuhkan mental ini, walaupun tidak akan sempurna, tapi aku akan berusaha membuat diriku lebih baik," kata Minhyuk.

"Dan kau mencobanya tadi? Kau lihat sendirikan apa akibatnya kau memaksakan dirimu? Kalau kau tidak bisa, jangan di paksakan. Kau bisa saja membuatnya semakin terpuruk. Ku mohon jangan membuat dirimu dalam bahaya, Minhyuk-ah," sambar Gikwang.

"Mianhe. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku hanya tidak mau membuat karyawanku kecewa. Mereka hanya ingin menyambutku di kantor dengan acara makan bersama. Ku pikir semuanya akan baik-baik saja karena aku sudah bertemu dengan mereka semua beberapa kali," ujar Minhyuk.

Gikwang mengangguk kecil. Minhyuk tidak boleh berpikir apapun saat ini. Dia hanya butuh istirahat sampai keadaannya benar-benar pulih. Mungkin Gikwang akan melarang adiknya untuk bekerja beberapa hari kedepan. Dia harus benar-benar pulih.

~•••~

Setelah membaca di mohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Where stories live. Discover now