"Hey, Dinda," gue mendengar suara yang memanggil nama gue, gue pun mengangkat kepala gue dan menemukan Daniel.

"Wah, lo di sini juga? Ngapain?" tanya daniel

"Gue cuma ngadem, hehehe," jawab gue sambil cengingisan.

Btw gue ngelirik ke sana ke mari sebab gue gak liat Niko. Batin Dinda.

Ehh gue kenapa harus cari sih Niko, ihhh Dinda lo kenapa sihhh?" Batinnya lagi.

Daniel melihat gue yang seperti sedang mencari seseorang.

"Lo nyari siapa Din?" tanyanya, gue bingung, gue ketahuan oleh Daniel.

"Hmm itu, yang lain pada kemana?" tanya gue gugup.

"Ooooh yang lainn itu mereka lagi bujuk sih Niko biar bisa datang ke sini," jawab Daniel, gue masih dibuat bingung, karena jawaban dari Daniel tadi, kenapa teman-temannya harus ngebujuk Niko buat datang ke sini.

"Bujuk? ke sini? emangnya kenapa Niko harus dibujuk?" tanya gue.

"Gini tadi guru matematika gue memberi tugas matematika buat dikumpulkan minggu depan, jadi gue dan teman-teman gue pengen minta bantuan sama lo biar ngajarin gue dan teman-teman gue matematika, kalo gue dan teman-teman gue gak dapat nilai di atas tiga puluh maka gue dan teman gue tuganya bakalan ditambah, sehubung lo juara olimpiade matematika kemarin maka dari itu tolong ngajari kami yah?" Jawabnya lagi.

"Oke deh gue bakalan ngajari kalian sampe nilai kalian di atas tiga puluh."

Gue kemarin ngikut lomba olimpiade matematika di sekolah tingkat SMA, gue juara satu olimpiade tersebut, maka dari itulah daniel dan teman-temannya mita tolong ke gue buat ajarin mereka.

"Eh Nik, buruan!" Tiba-tiba Reza, Sandi dan Niko dateng dengan membawa kertas, buku dan bolpoin yang yang tutupnya udah penyok.

"Udah lo bilang kan, Daniel?" tanya Reza.

"Udah bro," jawab Daniel.

Gue ngelirik Niko yang sedang berdiri sambil menggigit bolpoinnya, dan saat itu lah Niko pun ngelirik gue, gue dan Niko saling bertatapan beberapa menit, lalu sandi membubarkan tatapan gue dan Niko.

"Heiii, kita mulai aja gimana?" tanya gue

"Boleh," jawab mereka kecuali Niko.

Nih anak, mau belajar atau gak sihh, batin Dinda.

Gue duduk disebelah Daniel dan Niko yang sedari tadi diam aja sambil ngelirik sinis ke arah gue. Kenapa sih sewot banget.

"Okey kita mulai dari rumus umumnya aja ya." Gue mulai ngejelasin ke mereka sambil sekilas ngeliat kanan kiri was was kalo ada Angel yang masuk ke dalam perpus.

"Ohhh gitu ya, jadi selama ini gue kagak ngerti sama rumus ini? Coba aja gue ngerti kan nilai gue seratus." Kata Sandi

"Mimpi lo san, nilai 50 aja Alhamdulillah pake mau dapat seratus," timpal daniel

"Din, makasih yah udah ngajarin kita, kalo ada pr lagi boleh kan minta bantuan lagi?" tanya Reza, gue hanya mengangguk, "ohwiya, lo jadi mau gue jajain?" tambahnya.

"Eh gak usah, gue mau langsung ke kelas aja," gue berdiri dari posisi gue, tapi di tahan oleh Niko.

Duh nih anak ngapain coba?

"Makasih," katanya

Gue cuma ngasih senyum aja kedia. Mau apa lagi? gue langsung kabur menjauh dari mereka. Bisa stress gue lama-lama sama mereka terus.

***********

Niko pov

"Aduh syukur Dinda mau ngajarin kita tadi," ujar Reza.

"Iya, semoga aja pas kita ngumpulinnya kita dapat nilai bagus," ujar Daniel

"Ayo ke kantin gue lapar," ajak Niko, mereka pun menyetujuinya, setelah mereka membereskan bukunya mereka pun kembali ke kelas dan setelah ke kelas mereka akan ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Niko memakan-makanannya sambil memikirkan hal yang terjadi beberapa menit yang lalu

"Makasih"

Kenapa gue bilang makasih sama dinda, aduh gue jadi bingung kenapa kata itu keluar sih dan kenapa lagi gue tadi bisa-bisanya megang tangannya dia. batin Niko

"Kenapa, bro?" tanya Daniel yang sedari tadi melihatnya sedang melamun.

"Gak," jawab gue, gue terpaksa berbohong kalo gue jujur mah nanti mereka ketawa.





























TBC......
Vommennya di tunggu.

JANGAN LUPA FOLLOW IG un_fdllh03 dan Subscribe youtube aku karena di sana aku buat short movie BAD BOY AND NERD GIRL.

Jangan lupa nonton yah

SALAM

UUN FADILLAH

TENTANG KITA (END)✔Where stories live. Discover now