HunKai Story

22. Sexy's Kai

🔞🔞🔞

HAPPY READING!

.

.

.

Seperti biasa. Suasana Club tidak jauh dengan Dj live, dance floor yg penuh, lampu warna-warni, serta bau bermacam-macam alkohol dan asap rokok yg memenuhi ruangan. Pemandangan tak senonoh juga kerap kali tertangkap dan menjadi hal lumrah disini.

Oh Sehun. Pemuda yg menjalankan bisnisnya selama tiga tahun ini tak pernah absen untuk mengunjungi sebuah Club. Tak ada Club favorit, yg penting ia puas dengan pelayanan yg ada itu sudah cukup. Malam ini jam menunjukkan pukul 12 malam tepat, dan Sehun baru saja masuk ke dalam Club setelah menunjukkan identitasnya pada dua penjaga di depan pintu. Kaki panjangnya masih terbalut celana bahan berwarna hitam dengan sepatu pantofel hitam, maklum dia langsung melesat kesini setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Kemeja biru muda dengan dua kancing atas terbuka serta lengan yg digulung membuatnya terlihat tampan dalam sekali pandang. Rambut hitam legamnya serta parasnya yg dingin memberi nilai plus untuk dirinya. Sungguh lelaki idaman semua orang.

"Wine."

Sehun mendudukkan dirinya diatas kursi tinggi setelah memesan satu gelas wine. Ia mengecek jam yg melingkar apik di tangan kirinya, masih jam 12 lewat 5 menit. Sehun tak khawatir, toh dia tinggal sendiri di apartemen. Sehun memang sengaja, dia tidak suka jika masih diatur oleh orang tuanya ketika umurnya bahkan sudah mencapai dewasa. Jika ditanya tentang menikah, Sehun akan selalu menjawabnya dengan 'Belum Siap'. Belum siap bukan berarti Sehun akan melupakan kebutuhan biologisnya bukan? Tentu saja Sehun selalu menyewa jalang di Club dengan level yg tinggi serta harga yg tinggi pula.

"Wine mu." Sang peracik minuman mengedipkan mata karena sudah terlalu hafal dengan Sehun. Key, nama si peracik akan selalu diingat Sehun karena lelaki itu yg selalu merekomendasikan jalang terbaik disini.

"Apa ada yg baru?" Tanya Sehun setelah menyesap wine nya.

"Sebentar lagi akan ada pertunjukan. Aku sarankan kau memilih tempat terlebih dahulu."

Sehun mengernyit, ia melirik Key yg sedang membuat minuman untuk pelanggan lain. Kemudian ia kembali menyesap wine nya dan mengedarkan pandangannya. Ia menatap pada gerombolan lelaki di depan panggung yg tingginya kurang lebih setengah meter. Tanpa menegak habis alkoholnya, Sehun melangkah menuju grombolan itu dan diam-diam ikut mendengarkan pembicaraan mereka.

"Aku tidak sabar menanti Kai."

"Kai memang terbaik. Aku sudah lama sekali menunggunya."

"Aku tidak menyangka dia akan kembali."

"Aku sudah menyiapkan banyak uang untuknya."

"Lihat saja. Aku yg akan meniduri Kai malam ini."

"Hei. Selera Kai sangat tinggi, ia tidak akan memilihmu Pak Tua."

Sehun duduk sambil bertopang kaki, ia masih setia mendengarkan celotehan para laki-laki berbeda umur di dekatnya. Kai Kai Kai. Nama itu terus mereka sebutkan membuat Sehun bertanya-tanya. Siapa Kai? Sehebat apa dia?

Sorot lampu pada panggung menyala, membuahkan pekikan dengan gerakan yg terkesan urakan untuk mengambil tempat duduk. Kursi disini terbatas, tetapi orang-orang disini bahkan rela berdiri untuk melihat seseorang yg bernama Kai yg diagungkan. Salah satu lampu diatas menyorot terang diatas panggung, bergerak menuju ujung panggung seakan-akan ingin menyambut seseorang. Dan benar saja, tak lama seorang lelaki berkulit Tan berjalan anggun membuahkan sorakan keras dan juga panggilan serta ajakan sex yg begitu frontal. Sehun hanya terdiam melihat paras lelaki yg kini berada di tengah panggung sambil tersenyum manis. Lelaki Tan yg sepertinya menyandang nama Kai ini memakai baju terusan warna putih transparan yg membuat tubuhnya yg berliuk itu terekspos. Hanya bagian selangkangannya saja yg tertutup dengan celana dalam hitam yg bahkan tak menutupi bagian bokongnya yg sangat sintal. Terlihat besar dan kenyal untuk diremas. Sehun menelan ludah melihat Kai yg kini kembali berjalan menuju satu-satunya kursi di tengah panggung. Suara high heelsnya tak dapat terdengar karena teredam sorakan dari para lelaki hidung belang disini.