"Hyung, kau benci dengan Appa?" Tanya Changsub. Minhyuk tersentak kaget begitu mendengar pertanyaan Changsub. Dia mulai berbicara serius rupanya. Apa pertanyaan ini menandakan dia membenci Ayahnya sendiri?

"Kau ini bicara apa, huh? Mana mungkin seorang anak membenci orang tuanya sendiri," jawabnya. Changsub mulai tersenyum lagi. Kali ini dia tersenyum seperti menahan sesuatu. Apa adiknya tertekan di sini?

"Benar. Tidak mungkin seorang anak membenci Ayahnya sendiri," ujarnya. Changsub menunduk beberapa saat.

"Wae geurae? Kau membenci Appa?" Tanya Minhyuk. Ia mengerutkan keningnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Changsub? Dia selalu terlihat ceria dan penuh canda, tapi saat ini seolah semua sifat yang selalu ia tunjukkan menghilang begitu saja.

"Entahlah. Appa tidak pernah benar-benar mencintai anak-anaknya. Dia selalu memikirkan bagaimana dirinya tetap menjadi orang yang kaya dan selalu berada di atas segalanya. Aku sempat menyesal memiliki Ayah seperti Appa," jelasnya.

"Michoseo? Hei! Jangan pernah berpikir seperti itu lagi, arraseo? Appa selalu mencintai anak-anaknya, hanya saja Appa tidak pernah menunjukkannya secara langsung. Kau harus bisa membuat Appa bahagia dengan kesuksesanmu ini," ujar Minhyuk.

"Appa sudah bahagia dengan kekayaan yang dia punya. Aku tidak mau seperti Appa yang menjadi manusia berjiwa monster," ujarnya.

Minhyuk terdiam. 2 tahun memang mengubah segalanya. Bukan hanya suasana Korea, tapi juga keluarganya. Ia berpikir semua akan kembali seperti semula jika ia pergi jauh, tapi sebuah jejak tidak akan pernah hilang begitu saja. Jejak yang ia timbulkan akan menimbulkan jejak yang lain.

~•••~

Gikwang baru saja sampai di rumahnya. Kalau saja orang-orang suruhan Ayahnya tidak memanggilnya secara langsung di apartment, ia tidak akan datang ke rumah. Entah apa yang ingin di bicarakan oleh Ayahnya, sampai seperti ini. Apa kali ini Ayahnya akan menyuruh Gikwang berhenti menjadi seorang chef dan fokus pada perusahaan? Ia seperti boneka Ayahnya. Sangat persis. Ayahnya sudah menunggu di ruang tamu. Ada Ibunya juga di sana. Tumben sekali. Gikwang duduk di sebelah Ibunya.

"Sudah bertemu dengan anak itu?" Tanya Ayahnya. Kali ini suara Ayahnya terdengar sangat dingin dan kaku.

"Anak itu? Appa tau aku menemui siapa?" jawabnya dengan sedikit hentakan. Tentu aja Gikwang naik pitam begitu Ayahnya menyebut anaknya sendiri seperti itu.

"Kenapa sifatmu jadi seperti dia, huh? Apa dia mempengaruhimu?" ujar Ayahnya. Gikwang tertawa sejenak. Ayahnya benar-benar lucu sekali.

"Apakah pantas seorang ayah menyebut anaknya seperti itu? Appa benar-benar keterlaluan," balasnya berteriak. Gikwang tidak bisa terus menjadi penurut seperti selama ini. Ia sudah lelah terus berada di pihak yang salah.

"Appa benar. Anak itu seharusnya aku lenyapkan dari muka bumi ini agar dia tidak membuat pengaruh pada kau dan Changsub!" ujarnya.

"Astaga! Appa akan menyesal suatu hari nanti," ujarnya.

Gikwang beranjak dari sana hendak pergi. Dia tidak mau berdebat dengan Ayahnya kali ini. Lebih baik ia menjauh, dan kalau perlu ia tidak usah ke rumah ini lagi. Tidak ada suasana keluarga di sini. Bahkan anaknya sendiri sudah dianggap musuh.

"Esok lusa kau harus bertemu dengan calon istrimu," ujarnya. Sontak Gikwang berhenti di depan pintu. Ia menoleh ke arah ayahnya. Gikwang hanya menggeleng lemah lalu kembali pergi. Benar-benar tidak berguna. Ayahnya sudah menjadi monster sungguhan. Seratus persen ia yakin ini hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

Gikwang menancapkan gas dengan kecepatan tinggi. Ia sangat marah saat ini. Kalau tidak mengingat orang yang tadi berbicara dengannya adalah Ayahnya sendiri, mungkin Gikwang akan melemparkan kekesalannya. Saat ayahnya mengatakan akan melenyapkan Minhyuk, hatinya benar-benar menangis. Tidak ada orang tua yang lebih jahat dari Ayahnya.

Kekayaan benar-benar bisa mengubah seorang manusia menjadi monster. Ia tidak akan mau mengikuti Ayahnya lagi. Biarlah dia di anggap seperti Minhyuk nantinya. Selama ini ia terlalu lelah menuruti semua kata Ayahnya. Ia akan menjadi manusia yang semakin bodoh kalau terus menjadi boneka.

Gikwang mengirim pesan pada Changsub. Ia tidak bisa ikut bergabung dengan Changsub dan Minhyuk, karena ia harus ke kantor. Biarkan masalah ini menjadi masalahnya sendiri. Kalau Minhyuk tau semuanya, dia pasti akan kembali ke Jepang dan benar-benar tinggal di sana. Ia tidak mau kehilangan Adiknya untuk selamanya. Adiknya sangat menderita di Jepang. Tanpa di jelaskan, ia sudah tau bahwa Minhyuk merasa kesepian di sana. Dia hanya tinggal sendiri dan berjuang sendiri di Negara lain. Beruntungnya Minhyuk menjadi orang yang kuat.

~•••~

Setelah membaca di mohon meninggalkan jejak ya kawan :)

봄날의 기억 || Remember That ✓Where stories live. Discover now