TWENTY

1.1K 57 0
                                    

"Ma, Nadhin pulang."

"Udah pulang ya? Yauda kamu ganti baju terus makan ya."

Kyesha hanya mengangguk.

"Ada apa sama Nadhin?" Ucap Mama Kyesha.

Kyesha sudah selesai berganti baju. Ia menghampiri mamanya yang tangah berada di dapur.

"Ma Nadhin udah selesai."

"Yauda sini bantu mama siapin makanan."

"Iya ma."

Kyesha hanya berdiam diri, masih sibuk membantu mamanya.

"Kamu kenapa Na?"

"Kenapa apanya ma?" Kyesha mengernyit bingung.

"Mama udah kenal kamu dari kecil. Mama tau kamu ada masalah. Cerita ya sama mama," Ucap Mama Kyesha sembari mengelus rambut putrinya.

"Mama," Kyesha memeluk mamanya, mencari kenyamanan yang bisa ia dapat.

"Ada apa Na?"

"Ara Ma."

"Kenapa?"

"Ara benci sama Nadhin."

"Maksud kamu? Ada apa sebenernya?"

"Ternyata Ara sahabat Devano dari kecil dan mereka sama-sama punya perasaan Ma. Dari awal Devano ketemu Nadhin, Devano ga bener-bener sayang Nadhin. Devano berubah waktu dia tau bahwa Ara kembali lagi dan saat itu pula Devano ninggalin Nadhin Ma. Nadhin ga pernah cerita apapun ke Ara dan sekarang Ara kecewa sama Nadhin."

Mama Kyesha tahu apa yang terjadi pada putrinya, bahkan tentang Devano juga.

"Tapi ini bukan sepenuhnya salah kamu Na, mungkin Ara cuma butuh waktu buat nerima ini semua. Kamu sabar ya."

Kyesha hanya mengangguk dan masih di pelukan mamanya.

"Yauda sekarang kamu makan terus istirahat ya, kamu pasti capek."

"Iya Ma."

✨✨✨

"Ara tunggu Ra!" Kyesha mencekal tangan Ara, Ara mencoba untuk menghindar.

"Ra," Panggil Kyesha karena sejak tadi Ara tak mau menatap Kyesha.

"Udah deh Sha, aku ini bukan sahabat yang baik buat kamu. Jauhin aku sekarang!"

Ara meninggalkan Kyesha sendiri. Semakin hari mereka semakin jauh.

"Aku harus apa sih Ra supaya kamu ngerti."

"Hei!"

Kyesha terlonjak kaget mendengar suara seseorang di belakangnya, reflek ia membalikkan badannya.

"Farel! Kamu ngagetin aku!"

Farel hanya tertawa, berhasil membuat Kyesha terkejut.

"Ngagetin apa ngangenin?" Tanya Farel sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Apaan sih!" Kyesha tertawa dan memukul pelan lengan Farel.

"Duh sakit Sha," Ucap Farel sambil mengelus lengannya.

"Lebay deh padahal ga sakit."

"Biarin," Ucap Farel sembari menjulurkan lidahnya.

Kyesha yang melihatnya hanya tertawa, setidaknya ia bisa sedikit lupa dengan masalahnya ketika bersama Farel.


✨✨✨

"Hayo nungguin ya!" Suara Farel mengejutkan Kyesha yang tengah duduk di bangku taman.

Saat ini mereka sedang berada di taman dekat rumah Kyesha. Mereka memutuskan untuk mampir sejenak.

"Apaan sih Rel, suka banget ngagetin!"

Farel yang melihat Kyesha kesal hanya tertawa lalu mencubit pipi Kyesha.

"Lucu banget sih lo!" Farel menarik-narik pipi Kyesha.

"Farel sakit tau, lepasin!"

"Iyaiya," Farel mulai melepaskan cubitannya.

"Nih lo pasti suka," Farel menyodorkan sebuah es krim.

"Kok kamu tau aku suka yang rasa coklat?"

"Apa sih yang Farel ga tau tentang Shasa?" Ujar Farel sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Kyesha yang melihat tingkah Farel hanya tertawa lalu memakan es krimnya.

"Mau es krim ga?"

Kyesha yang mendengar kata es krim pun matanya berbinar.

"Mau mau."

"Yauda tunggu sebentar ya!"

Devano meninggalkan Kyesha dan tak butuh waktu lama, Devano kembali dengan dua buah es krim di tangannya.

"Nih," Ujar Devano sambil menyerahkan salah satu es krim di tangannya kepada Kyesha.

"Coklat!"

"Suka kan?"

"Suka banget, kok tau sih aku suka rasa coklat."

"Iyalah apa sih yang Devano ga tau tentang Kyesha."

Kyesha hanya tertawa.

Bahkan kejadian itu terjadi lagi tetapi bukan dengan Devano, melainkan Farel. Kyesha sudah memantapkan dirinya untuk melupakan Devano dan membuka hatinya untuk Farel, tetapi semakin ia melupakan maka semakin ia teringat segalanya.

Kyesha membuang jauh pikiran tentang Devano, saat ini ia sudah bersama Farel. Kyesha akui bahwa ia sedikit demi sedikit sudah merasa ada kenyamanan ketika bersama Farel. Walaupun bayangan Devano seringkali masih menghampirinya. Mungkin butuh waktu.

"Hei, hobi banget lo ngelamun," Farel melambaikan tangannya di depan wajah Kyesha.

Kyesha jadi teringat bagaimana pertemuan mereka pertama kalinya.

"Eh engga kok cuma lagi makan es krim ga ngelamun."

"Lo ga pinter bohong Sha."

Kyesha menghela napas.

"Tenang aja, gue tau lupain semuanya juga butuh waktu. Gue bakal bantu lo buat lupain Devano."

Kyesha tersenyum sambil mengangguk.

✨✨✨

Tunggu part selanjutnya ya. Tinggalkan jejak kalian❤

WHY? [Completed]Where stories live. Discover now