SEVENTEEN

1.1K 61 0
                                    

Seperti yang Farel janjikan, ia mengajak pergi Kyesha. Saat ini mereka tengah berada di Cafe yang  jaraknya dekat dengan sekolah mereka. Mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum pergi ke suatu tempat.

"Lo maunya kemana Sha?" Tanya Farel pada Kyesha yang tengah menyantap makanan di depannya.

Kyesha menghentikan sejenak aktifitas menyantap makanannya itu dan menjawab pertanyaan Farel,"Aku ikut aja sih, kalo kamu maunya kemana?"

Farel terlihat berpikir,"Hmm dimana ya? Oh gue tau."

"Dimana?"

"Nanti lo juga tau."

"Sok rahasia deh," Kyesha tertawa.

"Gapapa biar penasaran," Farel ikut tertawa juga.

Setelahnya mereka melanjutkan menyantap makanan karena sempat terhenti tadi.

✨✨✨


"Rel masih lama ya?"

Sambil menyetir, Farel menjawab Kyesha.

"Bentar lagi kok Sha."

Hari ini Farel menggunakan mobil bukan motor seperti biasanya. Ia hanya takut kalau sewaktu-waktu hujan turun. Ia tak mau Kyesha sakit karena kehujanan.

"Nah udah sampai nih Sha. Turun deh."

Kyesha melepas sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya lalu keluar dari mobil.

Seketika mata Kyesha berbinar melihat pemandangan di depannya. Semacam perbukitan namun letaknya tak terlalu tinggi, suasanyanya sangat tenang, banyak pepohonan yang mengelilingi mereka.

"Gimana? Suka?"

Kyesha menggangguk sembari tersenyum,"Suka banget."

Mereka duduk di sebuah bangku panjang yang disediakan.

"Gue bawa lo ke sini sekalian liat senja. Pas banget tempatnya buat liat pemandangan seindah itu."

Kyesha memejamkan matanya. Angin berhembus pelan di wajahnya, ia bisa merasakannya.


"Ky kapan-kapan liat senja bareng yuk!" Ajak Devano tiba-tiba.

"Ayo, aku udah lama juga pengen lihat, aku berharap pertama kalinya aku lihat senja bareng kamu," Ucap Kyesha sambil tersenyum.

"Aku bakal ajak kamu nanti, kamu tunggu ya."

"Pasti."


Harapannya tak terkabul. Kyesha tak melihat senja untuk pertama kalinya bersama Devano, melainkan bersama Farel. Devano mengingkari janjinya.

Farel mengernyit heran, dilihatnya Kyesha tengah melamun.

"Sha?"

Kyesha mengerjapkan mata tersadar dari lamunannya.
"Eh iya Rel?"

"Kenapa lo sering ngelamun? Lo ada masalah?"

Kyesha tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Gue tau kok."

Kyesha mengerutkan dahinya.
"Maksud kamu?"

"Gue tau semuanya. Gue tau masalah lo sama Devano."

Kyesha membelalakkan matanya.
"Kamu tau?"

Devano mengangguk,"Gue ga sengaja denger lo sama Devano waktu di taman rumah Ara. Waktu itu gue mau nyusulin lo yang pergi tiba-tiba, tapi gue lihat Devano di sana dan gue denger pembicaraan lo sama Devano."

"Sorry gue ga sengaja waktu itu."

Kyesha mengangguk.
"Gapapa, tolong ya kamu jangan bilang ke Ara masalah ini."

"Kenapa? Bukannya dia harus tau?"

"Aku ga mau nyakitin dia, aku mau dia bahagia sama Devano, meskipun aku sendiri menderita."

Farel tertegun mendengar penuturan Kyesha.

"Lo kenapa sebaik ini Sha? Bahkan lo udah disakitin berkali-kali sama Devano tapi lo ga ada dendam sedikitpun."

Kyesha tersenyum,"Buat apa aku dendam sama dia, seenggaknya aku pernah bahagia sama dia walaupun sementara. Ara udah kenal Devano bahkan sebelum aku, jadi aku ga berhak buat halangin mereka. Aku cuma pengisi hati Devano saat kesepian menunggu Ara, dan aku ga menyesali itu."

Farel merengkuh tubuh Kyesha, menguatkan gadis tersebut.

"Gue selalu ada buat lo Sha, gue bakal jagain lo. Lo percaya aja sama gue, gue ga akan ninggalin lo."

"Makasih Rel."

Kyesha tetap dalam posisinya, tubuhnya direngkuh Farel. Kyesha butuh seseorang seperti Farel saat ini, menguatkan dirinya. Kyesha memejamkan matanya, ia merasakan ketenangan bahkan kenyamanan.

"Aku harap aku ga salah langkah lagi." Batin Kyesha meyakinkan dirinya.

✨✨✨

Tinggalkan jejak kalian dengan tekan vote dan comment ya❤

WHY? [Completed]Where stories live. Discover now