FOURTEEN

1.1K 68 6
                                    

Kyesha berada di taman sekarang. Rumah Ara memang cukup luas dan disertai taman kecil di belakang rumahnya. Kyesha memutuskan untuk ke taman karena ingin suasana baru.

Kyesha menduduki sebuah bangku taman. Kyesha menghirup napas dalam-dalam. Harapnya bisa menghilangkan rasa sesak di dadanya. Namun usahanya tak membuahkan hasil. Dadanya masih terasa sesak.

Kyesha hanya berdiam, tak ada niatan untuk melakukan apa-apa. Tatapannya entah kemana.

"Ngapain kesini?"

Kyesha dikejutkan dengan suara seseorang. Kyesha tau siapa pemilik suara itu.

"Maksud kamu?" Tanya Kyesha masih di posisi yang sama. Tak berubah sama sekali. Bahkan tak menoleh.

Lelaki tadi melangkahkan kakinya mendekati Kyesha kemudian mendudukkan diri di bangku yang sama tempat Kyesha duduk.

"Ngapain lo ke sini? Ada urusan apa? Memang lo siapa Ara?"

Kyesha yang mendengarnya cukup terkejut. Devano tak tau bahwa Kyesha sahabat Ara.

"Kamu ga tau aku siapa Ara?"

Devano hanya menggeleng. Kyesha yang melihat respon Devano hanya menghela napas.

"Aku sahabatnya. Udah 2 tahun ini kami bersahabat."

"Setelah kejadian itu," Kyesha melanjutkan.

Devano mengerti apa yang Kyesha maksud.

"Sorry." Hanya itu yang diucapkan Devano.

Kyesha hanya mengangguk.

Suasana kembali hening sampai akhinya ada salah satu yang kembali memecah keneningan tersebut.

"Ara juga sahabat gue," ucap Devano tiba-tiba.

Kyesha menoleh, ia masih menunggu apa yang akan diucapkan Devano.

"Dulu, sebelum gue ketemu sama lo,gue sahabatan sama Ara. Gue sahabatan sama dia udah dari kecil karena emang rumah kita sebelahan."

"Semakin lama gue sahabatan sama dia, gue makin sayang sama dia. Sayang lebih dari sahabat."

"Ara juga ngalamin hal yang sama kaya gue. Dia bilang dia juga sayang gue. Itu waktu kita masih SMP."

Kyesha masih menatap Devano, mendengarkan penjelasannya.

"Lo tau? Gue sebenernya ga mau pindah waktu itu karena gue ga mau pisah sama Ara. Tapi Mama Papa maksa gue harus ikut pindah."

"Kepindahan gue buat Ara sama gue lost contact. Kita ga tau kabar masing-masing selama 3 tahun lamanya. Dan waktu gue pindah kesini, gue ketemu sama lo."

"Awalnya gue ngerasa biasa sama lo, tapi ga tau kenapa lama-lama gue nyaman sama lo, gue akhirnya deketin lo dan beruntungnya lo ngalamin hal yang sama kaya gue."

"Setelah gue bisa deketin lo,gue ngerasa yakin bahwa ini saatnya gue buka hati buat lo. Gue mau hilangin rasa sayang gue ke Ara dan mulai sayang ke lo."

Kyesha masih setia mendengarkan tanpa berniat menyela.

"Waktu gue sama lo pacaran, gue bahagia banget. Gue ngerasa udah bisa nglupain Ara. Gue merasa beruntung dapetin lo."

"Tapi, setelah lama gue pacaran sama lo,gue dapet info dari Mama kalo Ara pindah kesini. Akhirnya gue cari info lagi tentang Ara."

"Itu sebabnya beberapa hari sebelum kamu ninggalin aku, kamu sering ngilang? Sering nyuekin aku?" Kyesha membuka suara.

"Sorry tapi emang bener. Gue terlalu bahagia bisa ketemu sama Ara sampai gue lupa sama lo. Dan setelah gue tau bahwa Ara masih sayang gue, gue juga ngerasa kalo gue masih sayang Ara."

Kyesha yang mendengarnya pun tak dapat menahan pertahanannya. Air matanya meluncur begitu saja.

"Sampai akhirnya gue memutuskan buat perjuangin Ara lagi dan gue ninggalin lo. Gue ninggalin lo tanpa ngasih alasan yang jelas buat lo. Gue cuma bilang kalo gue ga mau liat lo sedih kalo masih sama gue. Karena bener, gue ga mau lo sedih gara-gara gue masih sayang sama orang di masa lalu gue."

"Sorry Ky."

Kyesha menunduk, air matanya tak dapat di bendung lagi. Kenyataannya begitu menyakitkan. Mengapa Devano begitu teganya pada Kyesha?

"Kalo kamu belum bisa lupain masa lalu kamu, kenapa kamu deketin aku dan ternyata jadiin aku pelarian? Kamu ga tau seberapa menderitanya aku waktu kamu ninggal aku tanpa alasan yang jelas," Kyesha masih terisak.

"Aku ngerasa jadi orang yang bodoh setelah tau kenyataan yang sebenernya. Dan bodohnya lagi, aku masih perhatiin kamu bahkan aku masih sering keinget tentang kita, bahkan aku pernah berpikiran bahwa kamu bakal balik lagi ke aku," Tangis Kyesha semakin menjadi-jadi.

"Jangan nangis, gue ga suka liat lo sedih," Ucap Devano sambil merangkul pundak Kyesha untuk menenangkan.

"Kamu bilang kamu ga suka liat aku sedih tapi kenapa kamu yang jadi alasan aku sedih?"

Devano terbungkam mendengar perkataan Kyesha. Memang benar, apa yang dikatakan Kyesha benar.

"Sorry Ky, gue ga bisa bohongin perasaan gue. Gue masih sayang sama Ara."

Kyesha menjauhkan tangan Devano dari pundaknya kemudian menghapus bekas air mata di pipinya.

Kyesha mengangguk,"Tenang aja, aku ga akan kasih tau Ara. Demi kebahagiaan kalian berdua."

Kyesha berdiri kemudian melangkahkan kakinya menjauh, meninggalkan taman.

✨✨✨

Sorry kalo ga dapet feelnya. Tetep vote dan comment ya❤

WHY? [Completed]Where stories live. Discover now