FIFTEEN

1.1K 62 0
                                    

Kyesha tak kembali ke kamar Ara, ia malah melangkahkan kakinya ke luar rumah Ara. Kyesha masih meneteskan air matanya.

"Kenapa aku secengeng ini sih, aku ga boleh nangis," Kata Kyesha yang masih saja melangkahkan kakinya.

Ketika sudah sampai di luar,ia langsung berlari, menjauh dari rumah Ara. Kyesha tak peduli dengan Farel yang masih di rumah Ara. Kyesha hanya ingin cepat pergi dari rumah Ara.

✨✨✨

"Van, lo liat Kyesha?" Tanya Farel apda Devano karena sejak tadi tak menemukan Kyesha.

"Gue ga tau, terakhir gue liat dia habis dari taman."

Tanpa pamit, Farel meninggalkan Devano yang masih kebingungan. Farel menyalakan mesin motornta dan melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Farel ingin mencari Kyesha sekarang juga.

✨✨✨

Kyesha masih berjalan tak tentu arah. Kyesha hanya mengikuti kemana arah kakinya melangkah. Kyesha sudah berhenti menangis tetapi sekarang matanya sembab. Kyesha tak tahu harus kemana sekarang. Kyesha tak ingin pulang sekarang, pasti Mamanya akan khawatir dengan kondisi Kyesha.

"Aku harus kemana?" Tanya Kyesha pada dirinya sendiri.

Langit mulai gelap, Kyesha melihat jam yang melingkar di tangannya. Pukul 17:33. Kyesha bingung harus kemana dan harus apa sekarang.

Kyesha melihat ada taman. Kyesha melangkahkan kakinya ke taman tersebut. Kyesha duduk di salah satu bangku yang tersedia. Keadaan taman sudah sepi karena langit mulai menggelap.

Kyesha terdiam, tatapannya lurus melihat sebuah jalan di depan taman. Pikirannya terus saja memikirkan kenyataan yang baru saja Devano jelaskan. Sebegitu bodoh kah Kyesha sampai tak tahu sejak awal? Dan Kyesha hanya dijadikan pelarian saja. Mengapa harus sahabatnya, Ara?

"SHASA!" Teriak seseorang di belakang Kyesha.

Kyesha tak membalikkan badan, ia tak peduli dengan siapa yang memanggilnya.

"Shasaa lo kenapa disini? Udah malem dan disini juga dingin," Farel terlihat khawatir dengan keadaan Kyesha saat ini.

Kyesha yang diajak berbicara hanya diam,ia masih memandang lurus tak menoleh sama sekali.

Farel melepas jaket yang dipakainya, memakaikan jaket tersebut pada Kyesha. Setidaknya bisa sedikit mengurangi dinginnya malam ini.

Farel mendengar Kyesha menangis sesenggukan. Farel tak tega melihatnya, ia merangkul pundak Kyesha seolah menguatkannya.

"Lo kenapa Sha? Lo bisa cerita sama gue. Gue selalu ada buat lo kapanpun."

"Devano," Hanya itu yang mampu diucapkan Kyesha.

Farel mengerti ada sesuatu diantara Kyesha dan Devano.

"Yauda lo pulang sekarang ya. Pasti Mama lo nyariin."

Farel menuntun Kyesha berjalan menuju motornya yang terparkir di depan taman. Kyesha hanya menurut saja, ia memakai helm dan naik ke motor Farel. Farel melajukan motornya pelan, berhati-hati mengingat kondisi Kyesha saat ini.

✨✨✨

"Nadhin kenapa nak?" Mama Kyesha terlihat sangat khawatir.

"Hm maaf maksud tante apa ya?"

Mama Kyesha baru ingat sekarang,"Shasa kenapa? Kok dia bisa gini?"

"Saya juga ga tau tante,saya lihat Shasa tiba-tiba kaya gini jadi saya antar dia pulang."

"Ya sudah makasi ya nak Farel."

"Iya tante. Saya pamit ya tante."

"Iya nak hati-hati."

Kyesha masih saja terdiam. Kemudian mamanya menuntun ke kamar Kyesha.

✨✨✨

"Kamu kenapa Na?" Tanya mamanya khawatir.

"Nadhin mau istirahat Ma, Nadhin capek."

"Ya sudah kamu istirahat saja ya."

Kyesha sudah menutup matanya kemudian Mamanya meninggalkan Kyesha di kamar. Kyesha perlu beristirahat,setidaknya ia bisa sedikit melupakan kenyataan pahitnya ini.

✨✨✨

Maaf ya baru post lagi. Semoga suka. Tinggalkan jejak kalian dengan vote dan comment😊

WHY? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang