Luka 11 : Sakit

2.8K 152 0
                                    

Mereka sudah bukan sahabat
lagi, tapi lebih dari itu.

-o-

SUASANA perumahan tampak tenang dan sepi seperti biasanya. Penghuni setiap rumah sibuk dengan aktivitas masing-masing memang karena sikap individualitas cukup tinggi di kawasan perumahan Kala dan Lula juga perumahan lainnya.

Kala berjalan dengan sesekali membenarkan posisi Lula yang melorot di belakangnya. Dan Alvaro berjalan sedikit jauh di depannya dengan sesekali berlari meminta dikejar oleh Kala.

Peluh sudah memenuhi wajah Kala. Rasa lelah sudah terasa sejak beberapa menit lalu, tapi Kala tidak menunjukkannya sama sekali dan berusaha menutupinya dengan tertawa.

Lula menengokkan kepala Kala dengan tangan kanannya agar Kala melihat sebuah kursi panjang yang ada tak jauh dari mereka. Kala tau, Lula memintanya untuk istirahat. Kala akan membuka mulutnya untuk berbicara namun tak jadi saat tenggorokannya tiba-tiba terasa gatal membuat Kala terbatuk cukup lama.

"Varo! uhukk ..." teriak Kala. Kemudian menunjuk kursi yang tadi ditunjuk dengan dagunya. Alvaro mengangguk dan berlari lebih dulu ke tempat kursi itu berada.

Lula memperhatikan Kala yang duduk di sampingnya itu. Wajahnya sedikit pucat membuat Lula khawatir. Kala yang merasa diperhatikan, menengok pada pacarnya itu.

"Saya gak apa, Lula," ujar Kala saat melihat Lula menatapnya khawatir. Lula menaikkan salah satu alisnya.

"Serius, Lula. Saya gak apa-apa." Lula mengusap wajah Kala yang masih berkeringat dengan telapak tangannya.

"Makasih," ucap Kala diakhiri oleh senyum lembutnya dan Lula membalasnya.

"Abang, Valo ngantuk." Alvaro menghampiri Kala lalu duduk di pangkuannya.

"Yaudah tidur, nanti abang telepon Bang Ibra ya buat jemput Varo." Alvaro mengangguk dan menelusupkan wajahnya pada perut rata Kala.

Beberapa menit kemudian Ibrahim datang menjemput Alvaro setelah Kala menghubunginya.

"Kal, lu sakit? Pucat amat," tanya Ibra setelah berada di depan Kala. Kala menggeleng.

"Halah jangan gengsi. Lu juga manusia," Ibra mengambil alih Alvaro yang sudah terlelap. "bisa sakit," lanjutnya.

"Lu anter Varo pulang, gua mau ke rumah Lula dulu."

"Jalan?" Kala menggangguk.

"Gila lu lagi sakit juga. Naik mobil gua aja."

"Ga---"

"Iya atau gua gak mau lagi jadi sahabat lu," final Ibra, Kala menghela napas tidak membalas dan menuruti apa yang diinginkan Ibra.

-----

Sepulang dari mengantarkan Lula, Kala langsung meringkuk di kamarnya. Tubuhnya diselimuti dua selimut tebal miliknya ditemani Ibra yang sedang tiduran di sofa dengan sesekali mengompres Kala menggunakan handuk kecil dan air hangat.

"Lu, sayang banget sama si Lula?" tanya Ibra seraya berjalan menghampiri Kala untuk mengecek suhu tubunya. Kala berdeham.

"Rumah sakit?" Ibra menawarkan. Kala langsung melotot.

"Ngapain, anjing?" tanya Kala tiba-tiba menyolot.

"Si bego," gumam Ibrahim. "Lu sakit onta."

Luka (Completed)Where stories live. Discover now