Luka 10 : Yang Ditakutkan

2.6K 157 1
                                    

Ketakutanku semakin menjadi,
Tuhan mulai membalas
setiap apa yang aku lakukan
dulu dengan perlahan
namun mematikan.

-o-

KORIDOR sekolah seperti biasa ramainya saat jam istirahat tiba walau lima menit pun belum berlalu. Kantin sudah sesak tak ada yang tempat kosong yang bisa diisi oleh Kala, Okta, dan Ibra. Terpaksa mereka harus pergi ke belakang sekolah memanjat tembok yang cukup tinggi untuk pergi ke warteg yang tak jauh dari sana.

Setelah lompat dari atas tembok itu, Kala, Ibra, dan Okta langsung berjalan setengah berlari karena takut ada satpam sekolah yang berkeliling.

"Bu, biasa tiga piring," pesan Kala pada ibu-ibu warteg yang sedang melayani pembeli yang lain.

"Siap, Mas Kala," jawab wanita separuh baya itu.

"Jadi," Ibra mulai berbicara. "kemana kemarin lu kagak masuk?" Kala nyengir menampakkan deretan giginya yang rapi.

"Malah nyengir, lu. Untung ganteng!" Okta menoyor kepala Kala, yang ditoyor malah terkekeh.

"Serius, gua, jadi kemarin gua bilang lu sakit."

"Terus pada percaya?"

"Ya kagaklah, bego! Surat sakitnya, mana?"

Ibu warteg baru saja menyajikan pesanan Kala di meja depan mereka. Kala dan dua sahabatnya itu berterima kasih dan mulai menyantap makanannya.

"Kal," Ibra kembali bersuara. "Si Anna kemarin jadian sama si Nino."

"Terus?" Kala bertanya dengan tanpa menatap Ibra hanya fokus pada makanannya saja.

"Lu gak kaget?"

"Kenapa harus?" Ibra tak menjawab dan Kala kembali melanjutkan. "lu berdua mau ke rumah kagak?"

"Kagak."

"Padahal gua mau ngenalin cewek gua."

"Kagak mungkin enggak, maksudnya. Ya ga, Ta?" Ibra meralat penolakannya tadi. Kala tertawa dan Okta mengangguk mengiyakan.

"Cantik, Kal?" Okta bertanya.

"Cantik mah relatif."

"Cantikan mana sama si Anna?"

"Ya Ariana Grande-lah."

"Ye si bego."

"Bego teriak bego."

"Anjeng."

"Satu pesan gua buat lu pada," Kala menggunakan dagunya untuk menunjuk Ibra dan Okta. "jangan ngomong apapun yang bisa buat cewek gua sakit hati."

"Ya gua mikirlah kalo ngomong."

"Apalagi cewek lu, ihh takut." Ibra menambah dengan sedikit bergidik ngeri.

------

"Ayolah, Lula, gak apa. Mereka baik." Entah untuk keberapa kali Kala membujuk Lula agar mau keluar dari mobil karena mereka sudah sampai di depan rumah Kala.

Luka (Completed)Where stories live. Discover now