Luka 5 : Putus & Kalut

4K 177 5
                                    

Tanpa seorang pun tahu,
sebenarnya aku rapuh.
Lebih rapuh dari apapun yang
rapuh.

-o-

"KALA! kerjakan soal di depan! Ngobrol saja kamu bisanya." Kala yang merasa ada yang memanggilnya kemudian menengok ke sumber suara. Disana Bu Yayu sudah berkacak pinggang dengan mata melotot.

"Cepat!"

Kala menatap temannya. "Gua disuruh apa?"

"Itu, isi soal di papan tulis." Kala mengangguk dan beranjak ke depan kelas.

"Yang mana bu?"

"Semuanya, satu sampai lima."

Kala menulis di whiteboard itu, mengisi satu persatu soal yang ada dengan mudah meskipun Kala tadi tidak memperhatikan, ia hanya mendengar bu Dayu itupun hanya sekilas-sekilas.

"Udah bu." Bu Dayu sudah tidak kaget lagi dengan ini. Semua jawaban benar semua, rumus yang dipakai pun lebih simpel daripada rumus yang diberi oleh Bu Dayu.

"Kamu itu pinter, tapi kelakuan kaya gitu."

"Yang penting saya gak suka bolos bu, pinter sama suka ngerjain tugas," jawab Kala.

"Percuma kalau sikap kamu C, kam---"

Bel istirahat terdengar, Bu Dayu tiba-tiba lupa jika ia sedang menasihati Kala dengan segera ia membereskan bukunya lalu keluar setelah mengucapkan salam.

Belum dua menit istirahat berlangsung, tiba-tiba Anna datang ke kelas Kala dan mengajak sang pacar ke kantin.

"Eh untung kamu kesini, aku mau ngomong," ucap Kala saat Anna sudah berada di depannya. Anna tersenyum manis.

"Cepet." Kala menarik Anna keluar kelas dan membawanya ke belakang sekolah.

"Ada apa?"

"Kamu dulu bilang, kalo aku bakal ada rasa sama kamu kalo kita udah deket," Kala menatap Anna. Kala tak tega mengatakan ini, tapi mau bagaimana lagi ia tidak mau memberi harapan apapun kepada Anna.

"Maaf sebelemunya, tapi nyatanya, udah tiga bulan dan aku belum ada rasa apapun sama kamu. Nyaman pun enggak." Anna membisu, ia tak percaya secepat ini Kala akan jujur perihal perasaannya.

"Aku malah jatuh hati sama perempuan lain yang anehnya baru kenal seminggu yang lalu."

"Siapa?" Anna membuka suara dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Kala menggeleng, tak ingin memberitahu.

"Maaf," ucap Kala. "gua mau," Kala mengubah kosa-katanya membuat Anna menatapnya. "mau kita sampai disini aja. Kita putus baik-baik. Kita masih bisa berteman."

"Aku gak mau," Anna memeluk Kala tiba-tiba. Kala tidak membalas.

"Anna, gua udah gak bisa. Gua udah nurut sama kemauan lu, kita pacaran. Dan sekarang, gua mau udahan."

Dulu, Anna meminta Kala menjadi pacarnya di depan teman-teman sekelas Kala. Tentu saja Kala tak bisa menolak karena tak ingin Anna menanggung malu oleh karena ulahnya. Jadi mau tidak mau Kala menerima Anna saat itu.

"Tolong, ngerti sama perasaan gua, Na." Kala melepaskan tangan Anna yang melingkar di pingganya kemudian berlalu, meninggalkan Anna sendiri.

-----

Kala Prajingga. Lelaki dengan alis tebal dan rambut berjambul itu memiliki sifat yang berubah-ubah. Ah, tidak, tidak berubah-ubah itu memang wataknya. Kala di sekolah, Kala di rumah dan Kala di dunia luar itu jauh perbedaannya. Semacam tiga orang yang berbeda dalam raga yang sama.

Luka (Completed)Where stories live. Discover now