Epilog

3.9K 126 20
                                    

Happy Reading💙

Semoga masih pada ingat sama ceritanya...

🌸🌸🌸

Lantunan lagu Marry Your Daughter dari Brian McKnight terdengar merdu dari suara radio milik Elang yang telah diputarnya sejak mobilnya beranjak meninggalkan sekolah. Di sebelahnya ada Alika yang sedang mendengarkan sambil sesekali mengikuti lirik lagu walau kadang ada salahnya karena ia tidak terlalu hapal. Elang melirik ke sebelah. Senyumnya tertarik membentuk garis indah. Hanya dengan menatap Alika seperti ini, tanpa dihalangi ketakutan lagi, membuat Elang bahagia. Ya, bahagianya hanya sesederhana itu.

Sejak dirinya resmi berpacaran dengan Alika terang-terangan tanpa harus bersembunyi lagi, sejak saat itu pula hari-hari Elang menjadi sempurna. Setiap hari, tugasnya adalah mengantarkan Alika pulang sekolah. Tidak menjemput, karena tugas itu masih dipegang oleh Nino, tentunya. Tapi, dengan ini saja, seperti ini saja sudah membuat Elang bahagia.

"Kamu ngapain sih, senyam-senyum liatin jalanan?" tanya Alika. Alisnya terangkat sebelah. Ia kebingungan mendapati Elang sedang tersenyum sambil menatap jalanan yang ia lalu. Tidak tahu saja, senyuman itu berasal dari pemikiran Elang sejak tadi tentang dirinya.

"Enggak." Elang geleng-geleng kepala. Merasa malu tertangkap basah sedang senyum-senyum sendiri.

"Fokus nyetir. Hidupku masih panjang, ya, El. Nggak mau mati muda karena kamu nabrak. Nggak mau masuk tv juga, dengan judul berita, sepasang anak SMA kecelakaan. Diduga faktor kecelakaannya itu karena sang supir mengendara sambil terus tersenyum kayak orang gila." Alika bergidik. "Hiiii..."

"Hussh... Ada-ada aja sih.. Kamu do'ain aku, nih, ceritanya?" Tangan Elang terulur untuk mengacak rambut Alika.

"Enggak.. Ih.. Apaan sih." Alika merapikan rambutnya yang berantakan. "Udah fokus aja." ucapnya memberenggut.

"Oh iya, kalau ada minimarket, mampir yaa. Hauuus." ucap Alika sedikit memelas.

"Itu ada air mineral. Belum di buka juga."

"Enggak, ah.. Maunya yang dingin. Yang kalau diteguk tuh seger banget jadinya."

"Gak boleh!"

"Hih?" Alika membelalak kaget. "Kok gitu?"

"Nggak boleh minum es. Nanti sakit."

Sedikit kesal, Alika membantah. "Lah? Kan aku maunya minuman dingin, bukan es batu."

Elang tetap menggeleng. "No... No... No..."

Setelah itu Alika menjadi mogok bicara, dan Elang tidak suka itu. Maka dari itu, setelah melewati beberapa minimarket, Elang akhirnya mengalah. Ia memarkirkan mobilnya tepat di depan sebuah minimarket untuk memenuhi keinginan Alika. Sontak hal itu membuat Alika berbinar. "Boleh nih?"

Elang berdecak. "Hmm.."

"Yeshh.." ucap Alika diselingi tawa. Ia segera melompat dari mobil setelah membuka pintu dan melambai pada Elang.

"Nggak usah loncat!"

"Iya, bawel!"

Menunggu Alika bukanlah hal yang berat bagi Elang. Ia sudah melalui beberapa waktu yang berat kemarin, untuk menunggu Alika menjadi miliknya. Maka alasan apa lagi yang ia punya untuk mengeluhkan waktu yang tak sampai 30 menit dicuri Alika untuk mampir ke minimarket?

Lagu dari radio kembali berganti. Kali ini lagu yang terputar dari penyanyi bernama Jose Mari Chan. Lagu berjudul Beautiful Girl yang di bawakan penyanyi itu, mengingatkan Elang pada perempuan di sana, yang sedang berjalan menuju ke arahnya dengan menenteng satu kantong plastik berukuran sedang di tangan kirinya.

My Possessive Brother AffectsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang