06

6.4K 580 29
                                    

Selamat pagi!

Yang hari ini kembali kerja, semangat ya!

Yang masih liburan selamat menikmati liburan🌻🌻

Jangan lupa taburan bintang dan komentarnya🌻

Enjoy Hiraeth!

*******

Ando

Kayla gak mengunjungi gue pagi ini.

Ya iyalah. Wong anaknya marah banget sama gue kemarin, gimana gue bisa tetep berharap dia mengunjungi gue pagi ini?

Alih-alih dia, yang muncul malah satu-satunya dokter yang gue harap akan segera menghilang dari muka bumi ini. Gak peduli dengan status gue dan dia sebagai kakak-adik.

"Kata Dokter Kayla lo udah bisa pulang hari ini," ujarnya yang gak gue bales.

Gue memilih untuk fokus sama sarapan gue dibandingkan harus melihat wajah sok malaikatnya.

"Gue gak bisa anterin lo pulang nanti, tapi gue udah telepon Pak Juki buat jemput lo."

"Gue juga udah ngomong ke manajer lo kalo lo akan cuti selama beberapa minggu buat pemulihan keseluruhan rusuk lo, gue gak mau efek-,"

Gue meletakkan sendok gue dengan kasar dan menatapnya dengan tatapan marah.

"Gak usah ikut campur urusan gue ya, gue bisa ngelakuin semuanya sendiri, lo urusin aja urusan lo di hidup lo," balas gue ketus.

"Gue bukan anak kecil lagi yang harus lo urusin," lanjut gue.

Setelah itu Tara diam, tidak membalas perkataan gue tapi juga tidak meninggalkan tempatnya berdiri. Gue gak peduli dan kembali fokus memakan sarapan gue meskipun nafsu makan gue udah hilang entah kemana.

"Lo masih marah sama gue, Do?"

Gue terkekeh pelan. Lucu banget ya pertanyaan kakak gue yang ganteng di pagi ini? Saking lucunya sampe gue gak sudi buat menertawakan leluconnya itu.

"Lo pikir aja sendiri."

"She loves you, you know that."

Kali ini, gue bukan hanya terkekeh pelan, tapi gue tertawa terbahak-bahak. Apa yang baru aja Tara bilang? Dia cinta gue? Dia?

Seriously?

"Kalo dia cinta gue, dia gak akan ninggalin gue," jawab gue setelah tawa gue mereda.

"Lo harus berhenti menyalahkan Tisha yang balik ke gue dan introspeksi diri lo sendiri apa yang menyebabkan Tisha ninggalin elo."

Gue menoleh dan memberikan tatapan diem-gak-lo-kalo-lo-gak-mau-gue-tonjok ke Tara.

"Seseorang gak akan pergi kalau gak ada hal yang membuatnya pergi, Do, seharusnya lo paham itu saat Tisha ninggalin elo," lanjut Tara dan langsung berjalan ke arah pintu kamar gue.

"Maybe gue punya sesuatu yang lo gak punya," tutupnya seraya keluar ruang rawat gue.

Gue boleh mengumpat gak? Sumpah gue pengen banget mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kasar meskipun nyokap ngelarang gue buat berkata kasar.

Tara emang kalo ngomong suka gak tahu tempat dan situasi, tapi kali ini dia udah bener-bener mengibarkan bendera perang ke gue.

Lihat aja, Tar, gue akan ambil milik gue dari lo.

Secepatnya.

•••

Kayla

Hiraeth.Where stories live. Discover now