09

6.5K 644 21
                                    

Selamat malam minggu!

Yang malam mingguannya sendirian, nih ya ditemenin sama chapter baru dariku. Yang masih malmingan, silakan selesaikan malmingannya dulu ya, biar bacanya tenang dan fokus😘😘

Jangan lupa taburan bintang dan komennya!

Enjoy Hiraeth🌻

******

Ando

Kayla bisa jadi pendiem juga ya ternyata. Dan seaneh itu ternyata kalo Kayla jadi pendiem begini.

Gue udah berkali-kali ngajak dia ngobrol tapi cuma dijawab dengan "iya" "enggak" "hmm" dan lirikan mata doang.

Bahkan gue gak berani menyalakan radio mobil gue karena Kayla sedang seserem itu. Dan ya... bisa dibilang gue ada andil di kebetean yang sedang Kayla rasakan sih, jadinya gue menghormati masa kebeteannya dengan mengikuti maunya. Kalo dia maunya diem, ya gue ikutin, meskipun gue gak betah banget ini diem-dieman sama dia huhuhu.

Ini saat gue buat mengenal lo lebih dalam, Kayla, kenapa ngambeknya sekarang sih?:(

"Lo laper gak?" tanya gue setelah mobil gue sesepi di kuburan entah udah berapa lama.

"Enggak," jawabnya singkat lagi untuk kesekian kalinya.

"Tapi gue laper," balas gue.

"Ya makan."

Gue menoleh ke arahnya. "Tapi gue gak mau makan sendirian," kata gue lagi.

Kali ini Kayla hanya membalas dengan menoleh ke arah gue lalu kembali memandangi jendela tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Hello girl... di sini ada cowok ganteng yang bisa diajak ngomong kok lebih milih menatap jendela yang diem aja gitu sih?

"Gak apa-apa lo gak makan, tapi temenin gue, ya."

"Do, gue lagi gak-,"

"Gue gak suka makan sendirian," potong gue membuat Kayla mengatupkan mulutnya.

"Gue tahu lo lagi bete, dan lo boleh diem aja kok selama temenin gue makan, yang penting saat gue makan, ada orang yang bisa gue liat, karena gak enak kalo lagi makan, lo cuma ditemenin sama makanan dan orang-orang yang lo gak kenal," jelas gue.

Kayla kembali menatap gue dan menghela napasnya panjang. "Terserah lah, toh gue gak punya pilihan lain selain temenin lo makan," jawabnya.

"Gara-gara lo gue jadi lupa bawa hape, dompet, ataupun tas gue, jadi gue gak bisa kabur!" lanjutnya dan tawa gue meledak.

"Nah itu lo tahu! Ahahaha!"

Gue tersenyum ke arah Kayla sebelum fokus kembali ke jalan raya yang sedikit padat siang ini.

Tadi setelah kejadian Kayla nangis sambil marah-marah yang berujung gue memeluk dia, gue langsung menggandeng Kayla keluar dari rumah sakit.

Gue udah bodo amat sama orang-orang yang memotret gue dan Kayla saat gue berjalan melewati mereka menuju ke parkiran. Yang ada di otak gue tadi adalah gimana caranya gue membuat Kayla berhenti nangis dan normalin emosinya. Karena dude, kalian tega ninggalin cewek nangis sendirian? Gue sih enggak. Meskipun gue harus jadi samsaknya mereka buat meluapkan segala emosi yang ada, gue rela. Yang penting mereka gak sok kuat. Mereka kan manusia juga, ada saatnya kuat dan lemah. Jadi pas saat lemah itu dateng, ya gak usah sok kuat, you're human, not superhuman apalagi superwomen dan wonderwoman. Jadi nangis dan menjadi lemah tuh wajar. Wajar banget.

Hiraeth.Where stories live. Discover now