32 - Drama (2)

Mulai dari awal
                                    

Gue menghela napas, kemudian memandang wajah gue sendiri dari pantulan cermin kecil yang selalu gue bawa ke mana-mana. Gue memastikan bahwa riasan gue juga aman dan sesuai dengan apa yang gue kenakan hari ini.

Mark sekilas gue lihat cuma gelengin kepala. Gak lama, dia berkomentar, "Kayaknya ini undangan adik gue deh, tapi kenapa seolah lo kakaknya ya, Mel? Ribet banget gitu gue perhatiin dari tadi," kata Mark tanpa bermaksud nyindir atau gimana. Gue rasa dia emang heran lihat gue ribet gini.

Gue menyimpan kembali cermin kecil gue ke dalam tas dan menjawab Mark, "Emang sih adik lo, tapi tetap aja gue gak mau bikin malu kali."

Mark senyum terus nepuk pelan puncak kepala gue beberapa kali. Untung kali ini gak diacak-acak, soalnya uda gue rapiin tadi.

"Duh, sohib gue baik banget sih. Padahal kayak lo yang biasanya juga gapapa sih," kata Mark lembut.

"Emang yang kali ini berlebihan banget, ya?" tanya gue rada khawatir. Abis biasanya gue jarang berpenampilan begini. Apa jangan-jangan gak cocok sama gue?

Mark langsung menggeleng dengan cepat. "Kagak woy, menurut gue sih ini sayang banget kalau cuma datang ke acara pentas seni anak sekolahan. Lo nya jadi cantik banget gitu, Mel," jawab Mark yang entah kenapa gue yakin itu jawaban jujur.

Gue jadi agak malu gara-gara dipuji. Biasanya gue dianggap cowok soalnya sama teman-teman gue. "Duh, gue jadi malu nih. Berasa cewek sekarang, hahaha," balas gue sambil ketawa kecil.

Mark ikutan ketawa. "Yaelah, segitunya yah biasanya kita? Lo dulu emang susah dianggap sebagai cewek. Sekarang aja sejak masuk kuliah uda mendingan. At least, uda pakai make-up segala macam cewek," komen Mark yang mengingatkan gue kembali akan masa kelam sewaktu sekolah dulu. Gue cuek banget soal penampilan.

"Thank you lho ya uda diingatkan," sindir gue sambil senyum penuh paksa.

Mark kayak gak peduli sama omongan gue terus ketawa doang.



---



Gue belum pernah datang ke acara ginian karena yang ada Kak Chan yang ngewakilin bokap-nyokap buat datang ke pentas seni gue sendiri.

Well, gue gak sendiri sih. Cuma ya gitulah, suka ngerasa asing aja di lingkungan yang belum pernah gue kunjungi sebelumnya.

Mark nyenggol gue. "Tegang amat lo, uda kayak emaknya adek gue aje," kata Mark sambil ketawa kecil.

Gue senggol balik sambil agak sewot gitu. "Diem deh. Kayak gak tau aja gue di lingkungan baru kayak gimana," balas gue gak nyantai.

Terus Mark yang dari tadi masukin tangannya ke dalam kantung celana, ngasih celah dikit di daerah sikunya. Paham 'kan kalian?

"Apaan nih?" tanya gue memastikan.

"Pegangan gue aja biar gak tegang. Gue juga gak tahu ternyata acaranya cukup formal," tawarnya sambil mengedarkan pandangan ke sekililing ruangan yang uda di dekorasi sedemikian rupa hingga terlihat elegan. 

Menurut gue sih ini lebih mirip kayak acara launching  barang daripada pentas seni SMA. Jadi penasaran acaranya bakal gimana.

 Jadi penasaran acaranya bakal gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Head Over Heels ; Lucas (Book 1) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang