Spesial Part 3🌙

47.9K 2.1K 166
                                    

"LDR yang rumit itu bukan kota atau negara, melainkan LDR beda rumah ibadah."

***

Mesin motor Nizar baru saja mati di depan salah satu club malam di Kota Jakarta. Cowok tampan yang urakan itu terlihat sangat emosi saat mengetahui jika Ana sedang pergi ke club malam. Tanpa seizinnya. Selama ini Nizar tak pernah melarang Ana untuk pergi ke club malam, tapi harus seizinnya dan harus di temani oleh Nizar. Namun kali ini tidak. Gadis itu tidak meminta izin sama sekali padanya.

Cowok berbola mata hijau itu masuk ke dalam club, ia berdecak kesal karena malam ini tempat ini sangat amat ramai.

"Bangsat!" gerutu Nizar karena tubuhnya di senggol-senggol oleh seorang cowok yang sibuk menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

Langkahnya kembali segera mencari sosok Bella, yang memberitahukan jika Ana berada disini. Ana dan Bella cukup banyak memiliki perbedaan. Ana menyukai keributan dan keramaian, sedangkan Bella lebih menyukai keadaan yang tentram dan damai. Ana menyukai suasana club malam seperti Nizar, sedangkan Bella lebih menyukai ke salon dan berbelanja di mall.

Banyak yang mengklaim jika Ana lebih bad di bandingkan Bella. Tapi ada sisi lain dari seorang Ana Reandra yang sadis, gadis berparas cantik itu sangat menyukai anak kecil. Sisi lembutnya akan keluar jika melihat seorang anak kecil. Dan solidaritas seorang Ana sangat tinggi. Mungkin karena itu dia memiliki banyak teman di sekolah, walaupun kebanyakan orang berpikir jika dirinya hanya memiliki musuh.

Hingga manik mata Nizar berhenti menatap Bella yang mengenakan hoddie biru dan celana jeans putih.

"Ana mana?" pertanyaan pertama kali yang Nizar lontarkan saat melihat Bella.

"Lah mana gue tau, Zar. Gue kesini aja janjian sama lo." ujar gadis bertindik itu.

Nizar berdecak kesal, lalu tatapannya beralih menatap isi club ini. Hingga indera penglihatannya melihat batang hidung Ana yang sedang duduk di meja bar.

Dengan cepat Nizar berjalan ke arah meja itu, di ekori oleh Bella di belakang.

"Pulang sekarang." Nizar menarik pergelangan tangan Ana dengan kasar.

Membuat cowok yang duduk di sebelah Ana langsung berdiri dan mendorong pelan tubuh Nizar.

"Jangan kasar sama cewek," ucap cowok tersebut.

Nizar menatap tajam cowok itu, "Lo siapa? Peduli apa lo?" tanya Nizar.

Cowok itu terkekeh, "Dasar banci!"

Nizar berusaha menghiraukan ucapan cowok itu, untung saja setan dari tubuhnya tak muncul dan memukuli brutal cowok ini. Ia kembali menarik Ana yang sudah tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum.

"Gue benci sama Nizar. Lo tuh terlalu ngatur hidup gue. Gue nakal salah, jadi baik di bilang munafik. Ribet." ucap Ana yang tertawa tak jelas, efek mabuk.

Nizar menghela napasnya kasar. Ia tak marah sama sekali dengan ucapan Ana tentang dirinya. Tapi ia sangat tidak menyukai jika Ana terlalu banyak minum, hingga membuat dirinya mabuk berat dan kehilangan kendali.

My Boyfriend is a Bad Boy [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang