21🌙 Who Cares?

48.8K 2.6K 25
                                    

"Sekarang saya sadar, bahwa kehadiran saya tidak pernah berharga dalam hidup siapapun. Bahkan bagi keluarga saya sendiri."

-Nizar Farezka

***

Suasana club malam ini cukup ramai, di dalamnya banyak orang yang sedang menikmati dentuman demi dentuman yang di mainkan oleh Dj

Tempat yang mungkin pengap akibat kerumunan orang yang sibuk menggerakkan tubuhnya mengikuti dentuman musik yang sangat keras. Tapi tidak bagi Nizar, laki-laki western ini hanya menikmati suasana club dan melupakan semua masalahnya.

Mata Nizar sangat fokus menatap DJ cewek yang sedang bekerja.

Radit dan Radi yang baru saja datang, langsung menghampiri Nizar.

"Zar, gila ya lo? Pake seragam sekolah ke sini." kaget Radit yang tidak percaya melihat Nizar mengenakan baju seragam sekolah.

Nizar hanya terdiam menatap kedua sahabatnya.

"Tau nih bocah!" timpal Radi.

"Gue pakai jaket kok, gausah bacot lu pada!" ucap Nizar terkekeh, tidak salah lagi. Cowok berbola mata hijau ini mabuk berat.

Radi lah sahabat Nizar yang paling tahu jika pria berdarah Italia itu mabuk berat, "Anjing, udah berapa gelas yang lo minum?" sadar Radi.

Nizar terkekeh, "Sembilan? Sepuluh? Sekitar itu,"

Si kembar membulatkan matanya, mereka tahu jika Nizar tidak begitu kuat untuk minum banyak, "Ya gusti, parah lo!" kesal Radi.

Cowok itu hanya terkekeh.

Lalu Radi kembali bertanya lagi, "Lo gak di larang masuk?"

"Gak."

DJ cewek itu berjalan mendekati mereka bertiga. "Hai Kak," sapa Sandra.

Radit dan Radi membulatkan matanya kaget.

"Eh! Sandra." ucap Nizar tersenyum.

Kemudian Sandra duduk di samping Radi.

"Lo Sandra, 'kan? Temannya Nadila 'kan?" tanya Radit yang menatap Sandra dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Sandra hanya membalas dengan anggukan.

"OMG!" heboh Radi.

"Lo udah lama jadi DJ?" tanya Radit.

"Baru kok, sekitar 1 bulanan." jawab Sandra.

Radit hanya mengangguk.

"Lo mau minum apa?" tanya Radi kepada mereka.

"Yang kayak biasa aja," ucap Nizar pada Bartender.

"Zar, lo udah minum banyak." khawatir Radi.

"Ini yang terakhir deh," jawab Nizar.

Merasa paham dengan yang Nizar maksud, sang Bartender pun segera membuatkan minuman untuk mereka.

My Boyfriend is a Bad Boy [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang