Bab 23

46K 2.1K 9
                                    

.

.

Keputusan

.

.

Sekarang tengah terjadi rapat besar besaran antara keluarga Mr. Brown dan keluarga Mr. James. Mr. Brown yang memberikan kabar tentang pembatalan kerja sama dan perjodohan itu membuat Mr. James tidak terima, terlebih lagi dengan cerita retha kepada papah dan mamahnya yang dilebih lebihkan.

"Pokoknya kerja sama dan perjodohan ini tetap dilaksanakan!" ucap Mr. James

"Nggak bisa gitu dong om! Om bukan tuhan yang dengan seenaknya mengatur jodoh saya! Lagi pula saya tidak menyukai apa lagi mencintai anak om!" sanggah samudra yang membuat Mr. James semakin naik pitan

"Kau in___"

"Sudah!" ucapan Mr. James terhenti karena Mr. Brown yang memberi peringatan "Maaf sebelumnya tuan james, pertama saya sangat berterima kasih atas ketersediaan anda dalam manjalin kerja sama dengan perusahaan saya, namun maaf saya tidak bisa meneruskan kerja sama ini, selain karena saya menemukan perusahaan lain yang ternyata pusat dari perusahaan saya, saya juga tidak tega melihat putra saya tidak bahagia akibat keputusan sepihak ini, bukankah kita sebagai orang tua ingin melihat anak kita bahagia? Namun yang saya lihat disini putri anda dan juga putra saya tidak bahagia, putri anda hanya terobsesi kepada putra saya dan itu justru membuat putri anda tersiksa. Lagi pula putra saya sudah memiliki calon sendiri, mungkin saya rasa cukup sampai disini saja. Sekali lagi saya minta maaf dan terimakasih. Permisi" setelah mengatakan itu Mr. Brown berdiri dari kursinya sambil merapikan jasnya, kemudian pria itu pamit undur diri diikuti dengan samudra yang juga pergi.

Sementara itu Mr. James hanya diam memandang kepergian mereka, jika di logika memang ucapan Mr. Brown ada benarnya juga "Pah papah kenapa diem aja si pah! Pokoknya perjodohan itu harus tetep jadi! Aku cinta sama samudra pah, papah ngertiin aku dong!" omel retha tak terima dengan papahnya yang hanya diam mendengar keputusan Mr. Brown

"Retha cukup! Lupakan laki laki bernama samudra! Dia tidak pantas denganmu!" setelahnya Mr. James pergi meninggalkan retha

"Nggak adil!" teriak retha sambil mencak mencak tidak jelas

"Sudah sayang, mungkin yang di bilang papah ada benarnya juga" ucap mamah retha lembut

"Argh!! Mamah sama papah sama aja!"

Retha mengentakan kakinya kesal kemudian ia ikut pergi menyisakan, Mrs. James atau mamah retha geleng geleng melihat tingkah anaknya.

Sementara di tempat lain, samudra tengah mengendarai motornya menuju rumah aluna, sebelum ia sudah pamit kepada Mr. Brown untuk pergi mengunjungi kekasihnya. Sesampainya di rumah aluna, samudra berjalan mendekati pintu masuk. Setelah beberapa kali mengetuk, munculah sosok wanita paruh baya dengan spatula di tangan kanannya.

"Siang tante!" sapa samudra ramah yang langsung menyalami deandra

"Kok tante lagi? Mamah dong!"

"Eh iya maksudnya mamah"

"Cari aluna ya? Ada tuh di dalem masuk gih!"

"Iya mah" samudra memasuki rumah aluna dan mendudukan tubuhnya di sofa ruang tamu

"Aluna ada si ganteng nih!" teriak dendra

Tak lama setelah itu aluna muncul menuruni tangga dengan rambut yang sedikit acak acakan sambil mengucek matanya. Yah gadis itu baru bangun tidur "Cowok ganteng siapa si m__" belum selesai bicara mata aluna sudah menangkap sosok samudra yang tengah tersenyum kearahnya sambil melambaikan tangan

Aluna mengucek kembali matanya, siapa tau penglihatannya salah atau mungkin ia masih bermimpi, tapi setelah itu ia kembali melihat samudra. Tidak tidak! Ia tidak sedang bermimpi, namun tunggu dulu, aluna melihat ke arah pakaiannya "Oh tidak!" gadis itu masih menggunakan tangtop dan juga celana pendek di atas lutut, setelah menyadari itu, aluna dengan sesegera mungkin ngacir dari hadapan samudra

Sedangkan samudra yang melihat tingkah aluna tampak terkekeh "Maafin aluna ya ganteng, dia emang kebiasaan kalo tidur cuma pake gituan" ucap deandra sambil meletakan secangkir teh di depan samudra

"Ah iya nggak papa mah, samudra juga kalo tidur cuma pake boxer"

"Haha sebenarnya kamu suka kan liat aluna kaya gitu, ah dasar cowok mah suka gitu mengambil kesempatan dalam kesempitan"

"Eh?" samudra hanya bisa cengengesan sambil menggaruk tengkuknya, maklum saja ia kan cowok normal jadi ya gitu deh.

🐣🐣🐣

"Ngapain kesini?" tanya aluna yang sudah berada di samping samudra. Tentu saja dengan baju yang berbeda dengan tadi

"Aku? Ngunjungin pacar" jawab samudra enteng sambil menyeruput tehnya

Aish! Kenapa pipi aluna terasa panas, dasar cowok meyebalkan! Padahal kan hanya gombalan receh saja "Btw tadi kamu keliatan sexy"

Mata aluna membulat sempurna. Apa cowok disampingnya tidak bisa berkata sopan? Tadi saja samudra membuat dirinya bersemu, dan sekarang? Tanpa hitungan detik ia sudah membuat aluna jengkel

"Heh! Bisa nggak si ngomong sama cewek sopan dikit? Vulgar banget"

"Lah salah? Kan aku jujur"

"Au ah sebel!" aluna melipat tangannya di depan dada dan menggebungkan pipinya

"Ngambek ceritanya?" goda samudra sambil menoel pipi aluna

"Ini ngambek realita bukan ceritanya!"

"Jalan yuk!"

Aluna menoleh dan menatap mata samudra sebentar kemudian kembali melihat lurus kedepan "Nggak!"

Cup

Untuk kesekian kalinya aluna dibuat terkejut dengan tingkah samudra yang tiba tiba. Samudra menciumnya! Ralat! Mencium pipinya lebih tepatnya "Samudra!" teriak aluna geram, sementara sang pelaku tampak tersenyum dengan manisnya, aluna tak bisa membayangkan betapa merahnya wajah ia saat ini.

"Cie tadi marah sekarang merona ciee"

Aluna menenggelamkan wajahnya ke bantal yang ada di sofa, gadis itu benar benar malu sekarang "Ayok jalan" ajak samudra lagi

"Kemana?" tanya aluna tanpa melihat samudra

"Kemana aja yang penting sama kamu aku bahagia kok"

"Receh!"

Samudra {COMPLETED} Where stories live. Discover now