Bab 11

58.9K 2.5K 9
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

Malam ini hujan turun dengan lumayan deras mengguyur daerah ibu kota, seorang gadis tengah duduk dipinggir jendela sambil menengadahkan tangannya untuk menampung air hujan. Ya gadis itu suka bermain hujan, walau malam sekalipun. Karena dengan datang nya hujan, ia bisa mengenang masa indahnya dulu bersama sang ayah. Dulu aluna kecil suka sekali bermain hujan bersama dengan sang ayah di taman belakang sambil bermain kejar kejaran. Tak lupa dengan jas hujan, payung, dan juga sepatu boots yang selalu ia kenakan. Jikalau ia tak mau memakainya maka sang mamah tak akan mengijinkannya. Dan sekarang? Aluna hanya bisa menikmati hujan sembari merindu.

"Luna rindu ayah!" Batin luna

Tak sadar buliran cairan bening menetes dari kelopak matanya.

"Luna sayang jangan kencang kencang larinya nanti kamu jatuh!" ucap rama, ayah aluna sambil mengejar aluna

"Aluna tidak akan jatuh, kata papah aluna kan jagoan! Ayo papah kejal luna!" teriak aluna kecil sambil terus berlari di tengah hujan

"Papah lihat! Ada pelangi!"

"Iya pelanginya cantik! Kaya kamu sama mamah"

"Papah! Kapan kapan kita ke pelangi yuk! Kita main pelosotan belsama, dan ya ajak manah juga!"

Rama, yang mendengar ucapan luna pun hanya bisa terkekeh sambil mengelus puncak kepala aluna "Iya nanti kita kesana ya"

"Hole!! Aluna sayang papah!" luna lantas memeluk sang papah erat untuk melampiaskan rasa senangnya

"Iya papah juga sayang luna! Ya sudah kita masuk yuk, dan cepat mandi kalau tidak mamah akan marah"

"Siap bos!!" ucap aluna semangat sambil mengangkat tangannya layaknanya hormat, kemudian gadis kecil itu berlari memasuki rumah sambil berteriak "Mamah ayo kita mandi!!"

Samudra {COMPLETED} Where stories live. Discover now