Bab 14

54.7K 2.7K 39
                                    

.

.

.

.

Samudra mengemasi beberapa pakaiannya ke dalam koper. Rencananya besok ia dan Mr. Brown akan pergi ke bangkok. Tadinya samudra tidak mau ikut serta, namun karena papahnya memakasa dengan mengatakan jika ini berhungan dengan ia yang akan meneruskan bisnis papahnya. Sekiranya lima hari ia akan berada di bangkok, dan pasti akan membosankan untuknya.

"Gimana udah dibereskan barang barangnya?" tanya Mr. Brown yang baru saja memasuki kamar samudra dengan secangkir wedang jahe di tangannya. Tidak seperti pria pada umumnya yang menyukai kopi, Mr. Brown cenderung lebih menyukai wedang jahe ketimbang cairan hitam itu.

"Udah pah"

"Bagus deh! Eh lo udah punya pacar belum?"

Mendengar pertanyaan itu samudra cukup tersenggol hatinya "Belum pah"

"Kenapa? Belum ada yang pas? Terus sama aluna gimana? Lo masih suka antar jemput dia kan? Ah gue udah duga lo pasti ketagihan" pria itu terkekeh sambil sesekali menyeruput wedang jahenya

"Jangan ngaco pah"

"Hahaha lo nggak demen gitu sama dia? Aluna itu baik, lucu, cantik lagi masa iya anak gue nggak demen si hmm?"

"Pojokin aja terus"

"Makanya cari pacar! emang lo mau jadi bujang lapuk?"

"Apaan si pah"

Pria itu tertawa melihat tingkah putranya itu, yah dari dulu samudra memang tidak pernah dekat dengan perempuan dan Mr. Brown selalu menjadikan topik itu untuk menggoda samudra. Tujuannya adalah tidak lain tidak bukan agar anak itu cepat punya pacar "Ya udah lo istirahat gih" setelah mengucapkan itu Mr. Brown pergi keluar kamar samudra.

"Kenapa si tuh orang ngebet banget pengin gue punya pacar?" gumam samudra

"Biar lo nggak jomblo!" teriak Mr. Brown dari luar, meski hanya sebuah gumaman namun kebetulan pria itu mendengarnya

Samudra menghempaskan tubuhnya di atas kasur king zize nya. Tiba tiba cowok itu mengingat kejadian tadi pagi di UKS. Sebenarnya ia tidak marah, entahlah ia juga tak tau, yang jelas saat insiden itu jantung samudra berpacu dengan cepat. Ia merasa seakan ada desiran desiran aneh yang menjalar di tubuhnya dan hatinya. Apalagi cara minta maaf gadis itu yang terlihat menggemaskan.

Mengingat itu samudra mengulum senyum, akhir akhir ini ia memang terlihat dekat dengan aluna, semenjak ia sering mengantar jemput gadis itu meskipun gadis itu sudah sembuh. Ketagihan? Hmm mungkin papahnya sedikit benar. Tunggu dulu? Apa samudra mulai menyukai gadis itu? samudra sendiri juga masih bingung dengan perasaannya. Yang ia tahu, ia merasa nyaman saat berada dekat dengan gadis itu, tingkah aneh nan menggemaskannya mampu membuat samudra terhibur, dan saat gadis itu menangis, seperti ada perasaan sesak menggerilnya di hatinya. Tidak rela jika melihat air matanya terjatuh.

"Argh! Gue kenapa si?!" tanyanya pada dirinya sendiri

Setelahnya cowok itu memutuskan untuk tidur, mengingat besok ia mendapar jadwal penerbangan pagi. Jadi ia harus bangun pagi dan bersiap siap. Meski cowok itu sangat tidak suka bangun pagi.

Samudra {COMPLETED} Where stories live. Discover now