Tujuh belas

16 2 4
                                    

"Kenapa lo, muka kusut gitu. Perasaan abis nganter Erika tadi?" tanya Febri

Tadi setelah mengantar Erika, Faldo kembali lagi kerumah Febri. Menurutnya sedikit berbagi cerita dengan Febri mungkin bisa mengurangi pikirannya saat ini.

"Tadi gue ketumuan sama Risa" Febri pun mengucapkannya dengan nada lemas sambil menundukan kepalanya.

"Hahaha lah terus kenape tuh muka, Erika yang nyuruh lo?

"Iya, gue gak bisa nolak kalo dia udah minta. Padahal lo tau gak sih gue tuh mati-matian buat gak ketemu dia dan gak mau tau penjelasan dia tapi sekarang arghhh..." Diakhir kalimatnya Faldo terlihat sangat frustasi.

"Niat Erika baik Do"

"Gue tau, tapi dengan gini gue jadi tau semuanya dan hati gue yang udah gue tutup buat Risa jadi perlahan terbuka. Gue takut gue gak bisa kontrol perasaan gue Feb" Frustasi yang Faldo rasakan sekarang, mengapa saat dirinya ingin memulai kisah baru dengan orang yang baru pula tapi masa lalunya datang tanpa permisi mengobrak abrik hatinya yang mulai tertata rapih sedikit demi sedikit.

"Kalo lo yakin kenapa lo ragu. Kalo lo sungguh, lo gak perlu bawa masalalu lo ke kehidupan baru lo. Erika aja bisa buat lupain dimas" Febri dengan tulus mengatakan hal itu

----------------------------------------------------------------------

"Darimana Sa?" tanya bundanya Risa

"Eh bun, tadi abis ketemu Faldo"

"Oh Faldo yang sering main kerumah ya"

Memang Bundanya Risa tau Faldo, karena Faldo sering sekali main kerumahnya bahkan saat Risa ditinggal Bundanya karena ada urusan bisnis, Faldo lah yang menemani Risa sampai bundanya dateng jadi, jangan heran kalau bundanya sudah hafal sekali dengan faldo.

"Tapi kosekarang udah gak kerumah lagi ya. Ajak kesini dong Faldo nya, bunda juga mau ketemu kali Sa" lanjut bundanya, Risa hanya tersenyum tipis

"Iya bun nanti kapan-kapan aku ajak ya bun"

"Nah gitu dong"

"Yaudah Risa ke kamar dulu bun"

Risa pun menaiki tangga karena kamarnya berada dilantai dua. Bundanya yang melihat anak nya berjalan dengan gontai itu mengerutkan keningnya heran dengan anak nya. Tapi bundanya tak ambil pusing.

Sampai nya dikamar, Risa langsung melemparkan tubuhnya dikasur yang empuk sambil melihat ke atas. Dia mulai memutar kembali masalalu nya saat bersama Faldo. Saat mereka tertawa bahagia, saat mereka bercanda, saat Risa merajuk karena Faldo pulang tanpa mengabarinya dahulu. Hah... Itu sangat indah untuk dilupakan.

Flasback On

Tok.... Tok.... Tok

Faldo yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa karena hari ini cukup lelah dan banyak menguras tenaganya harus kembali bangkit karena bunyi ketukan pintu yang terus diketuk.

Faldo berjalan dengan gontai menuju pintu dan membukanya.

"Risa?"ucap Faldo terkejut, dan sang tamu pun langsung nyelonong masuk dan duduk di sofa sambil muka ditekuk.

Faldo pun menghampiri Risa

"Risa, kirain aku siapa. Trus kenapa nih muka ditekuk gitu sambil nyelonong masuk gitu aja. Gak sopan sayang" ucap Faldo sambil duduk disamping Risa dan mengelus rambutnya.

"Maaf" hanya kata itu yang terucap dari bibir Risa. Risa masih setia denfan wsjah yang ditekuku nya dan tangan yang ia lipat di depan dadanya.

"Kamu kenapa sih dateng-dateng ko muka ditekuk gitu"

"Ya kamu kenapa? Pulang ko gak ngajak-ngajak. Aku samperin ke kelas ko gak ada. Kata Febri kamu udah pulang. Aku telfon gak nyambung, kamu tau gak sih aku pulang sendiri naik angkot, udah gitu angkotnya lama banget terus pas aku jalan kerumah kamu malah digodain sama cowo-cowo yang nongkrong di pos. Masa kamu tega sama aku" ucap Risa menggebu karena mungkin efek cape dan kesal nya dengan Faldo.

"Aduhhh pacar aku jadi lagi marah sama aku nih" ucap Faldo

"Bodo ah" Risa masih setia dengan mode marahnya

"Maafin aku ya, tadi tuh aku cape banget soalnya banyak tugas terus ditambah omelan guru cerewet dahh aku tambah pusing terus hp aku mati jadi gak bisa hubungi kamu. Maaf yaa" ucap Faldo tulus. Melihat kekasihnya marah, Faldo semakin gemas ingin mencubit pipinya.

"Hmmm"  Risa hanya bergumam saja menanggapi Faldo.

"Masih marah rupanya, sini-sini "ucap Faldo sambil merenggangkan tangannya seperti siap untuk dipeluk

"Apaan?Dasar wedus"ucap Risa menatap nya sinis sambil menoyor kepala Faldo

"Lah ko di toyor sih sakit tau"

"Bodo"

"Bisa gager otak nih kalo gak dielus" ucap Faldo sambil membawa tangan Risa ke kepala Faldo untuk mengelus bekas toyoran Risa. Lebay memang.

Tapi bukan Faldo jika tak mengambil kesempatan. Ditarik lah lengan Risa hingga Risa jatuh ke pelukan Faldo. Faldo mengeratkan pelukannya seolah menanndakan bahwa dia sangat menyayangi gadisnya.

"Hmmm bisa aja deh buat aku luluh"

"Iya dong namanya juga kesayangan"

"Receh, biasanya yang begini banyak cewenya"

"Biasanya cewe yang suka negative thinking cepet tua"

"Ih...." ucap Risa sambil memukul pelan dada Faldo.

Risa pun menitihkan air matanya. Ia tak menyangka bila orang yang begitu ia cintai sekarang jauh. Apakah sesulit itu melupakan masalalu di masa depan kita sekarang ini.

Demi WaktuWhere stories live. Discover now