27. Sick

9.6K 862 19
                                    

Kebodohan yang kulakukan

-

-

-

-

Ada hal yang membuatku bertanya-tanya pada diriku sendiri saat ini, ada hal yang terasa aneh saat kuusap dahi Jungkook, terasa hangat dan kupikir ia demam saat ini.

"Kau sakit?" Aku mencoba bertanya karena kuyakinia belum tidur saat ini.

"Hmm." Balasnya hanya berdehem.

"Ya ampun!" Ucapku begitu terkejut karena sadar akan sesuatu, dan kuyakin ia juga terkejut dengan teriakanku barusan.

"Apa?" Ucapnya dengan wajah flatnya.

"Kau makan mie tadi." Ucapku dengan wajah panikku.

"Lalu?"

Ini membuatku lebih khawatir saat ia hanya bersikan santai padahal pikirkanku sudah campur aduk sekarang.

Beberapa detik setelah itu kulihat ia mengubah posisi menjadi tidur menengadah menatapku dengan tatapan datarnya.

"Kenapa aku bisa lupa?" Ucapku yang mulai terbata saat mengucapkan kalimat tersebut.

Dia hanya diam sambil mentapku, dan saat itu aku merasakan mataku mulai sedikit berair dan aku sadar saat itu aku ingin menangis.

Entahlah, akhir-akhir ini aku suka sekali menangis.

"Begitu saja menangis." Ucapnya.

"Tidak apa-apa, lagipula kau tidak salah apapun. Aku hanya ingin sekali-kali makan mie, dan saat aku minta untuk dibuatkan mie kau tidak marah atau apapun. Jadi itu kesempatanku untuk makan mie." Jelasnya kali ini panjang lebar.

"Aku mau ambil obat dulu." Ucapku.

"Tidak perlu."

"Minggir! Aku mau ambil obat." Ucapku menyingkirkan kepalanya dari pahaku begitu saja lalu berlari kearah kamarnya.

Aku mencoba mencari obat Jungkook didalam meja nakasnya namun tak kutemukan apapun, aku khawatir padanya.

Ia mempunyai alergi terhadap mie instan tepatnya pada tepung. Biasanya ia akan demam cukup tinggi.

Aku menghela nafasku saat tak kutemukan dimanapun obat Jungkook, kembali aku ingin menangis. Kupikir ini memang berlebihan, tapi aku sungguh-sungguh khawatir padanya.

Saat aku akan membuka laci meja belajarnya tiba-tiba sebuah tangan mencekalku dan kuyakin itu Jungkook.

"Aku sudah minum obat." Ucapnya dan membuatku mentapnya dengan wajah flatku.

"Kenapa tidak bilang?" Ucapku sedikit dengan nada kesal.

"Ingin saja."

Aku mendengus setelah mendengar ucapannya barusan.

"Inikan salahmu, aku tidak menyangka kau akan lupa dengan alergiku."

Winter Without Snow [✔︎]Where stories live. Discover now