24. Nae Maeum 2

10.1K 953 34
                                    

Hatiku masih benar-benar sama
-

-

-

-

Saat ini aku tengah berada dikoridor untuk menuju kelasku. Iya aku sendirian, karena beberapa saat yang lalu Jungkook pamit padaku untuk pergi terlebih dahulu.

"Eun?" Ku toleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggil namaku.

"Oh, kau dari mana?" Tanyaku pada orang itu yang tak lain Wonwoo.

"Dari perpustakaan, aku sedang mencarimu dan kau ada disini." Ucapnya.

"Aaa, aku lupa jika kita harus selesaikan tugas di perpustakaan, kalau begitu ayo pergi kesana." Ucapku lalu berjalan beriringan bersamanya.

"Darimana saja?" Tanya Wonwoo.

"Dari atap."

"Bagaimana hubunganmu dengan Jungkook?"

"Semuanya terlihat baik-baik saja mulai sekarang, kami baru memulai segalanya dari awal." Ucapku yang tersenyum padanya.

"Ku masih percaya padaku?" Tanyanya yang membuatku mengerutkan dahiku.

"Hah?" Tanyaku.

"Jika kau masih percaya padaku, maka jadikanlah aku sebagai tempat bersandar saat kau kembali terluka dan butuh seseorang untuk berada disisimu."

"Woo..."

"Haii, aku tak butuh kalimat apapun darimu. Cukup ucapkan kau percaya padaku." Ucapnya lalu berjalan mendahuluiku dan kembali membuatku terheran pada perkataannya yang tak dapat kupahami.
 
-

-

-

-

"Taruh saja gambarnya disebelah sini, nanti teksnya sebelah sini." Ucapku sambil menunjuk layar monitor, mengarahkan Wonwoo untuk mengerjakan tugas proposal.

"Hmm, tolong carikan gambar materi yang satunya." Ucap Wonwoo yang masih fokus pada laptopnya dengan kacamata bundar yang menambah kesan manly pada dirinya. Mungkin kalian akan terpesona saat melihat wajahnya, bahkan akupun juga. Tapi aku harus sadar bahwa aku punya suami yang jauh lebih tampan lagi.

"Kalau bagitu aku sekalian cari materi yang ini saja, aku cari buku dulu." Ucapku lalu beranjak.

Aku berjalan menyusuri setiap rak buku menengok kekanan dan kekiri untuk mencari buku yang kucari.

Saat kutemukan buku itu pada rak yang berada paling atas, aku sedikit menghela nafas saat tubuhku tak mampu untuk mengambilnya.

"Dasar kaki pendek!" Aku bahkan berdumel tidak jelas pada diriku sendiri.

Saat kucoba berjinjit untuk mencoba mengambil buku itu kembali, saat itu juga kurasakan seeuatu sedikit menghimpitku dan kulihat tangannya meraih buku itu.

Aku masih tetap pada posisi awalku tanpa mau menoleh untuk melihat orang yang tengah menghimpitku. Haishh, aku bahkan tahu siapa orang ini hanya dengan mencium bau parfum nya.

Winter Without Snow [✔︎]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora