17

2.4K 273 15
                                    

.
.
.

Srek srek... Tuut tuuut

"Ya?" Lelaki itu membenahi posisi earphonenya

"Semua pasukan entah itu hacker, sniper, atau yang lainnya harus ada di markas selatan tepat pukul dua dini hari. Yang tidak hadir akan mendapat hadiah berupa lubang tembak di dahi. Perintah mutlak!"

"Oke" Sejenak ia tersenyum, kemudian mengambil ranselnya
.
.
.

Yoongi terbangun dari tidur paginya. Ia melirik ke arloji yang menunjukan pukul sepuluh.

Dan dia masih berada di kamarnya, tanpa ponsel atau apapun yang membuatnya sedikit bisa berfikir mengenai sesuatu yang ditinggalkannya beberapa hari ini.

"Akh, sial..." Makinya saat mencoba membuka pintu kamarnya

Dia tidak bodoh, dia juga tahu bahwa pintu ini dikunci. Dan dia yakin, di depan sana pasti ada beberapa orang yang menjaga kamarnya

"Hei, jenius. Kau dibutuhkan saat ini..." Yoongi mengusap kepalanya sendiri lembut, seakan memelas agar otak cerdasnya dapat bermanfaat di saat seperti ini

Brakk... Brakk

"Tuan muda, anda harus tenang didalam..."

Yoongi tersenyum, dugaannya benar. Yah, kakinya memang sedikit sakit karena menendangi pintu itu.

Hanya untuk memastikan, perkiraannya benar atau salah.

"Hei, kau itu bawahan abeoji ku kan..."

Tidak ada jawaban, dan Yoongi juga tak berharap untuk seseorang menjawab pertanyaannya

"Kau tahu, aku bisa mati kelaparan disini. Kalian pasti sudah sarapan, dan kalian juga sehat...."

Sedikit terdengar suara bisik bisik di luar, tapi Yoongi tak berniat mendengarkannya

"Aku lapaar, eomma ku belum datang. Kepalaku pening, lenganku sakit, dan tubuhku lebam karena kalian! Bagaimana jika aku mati...."

Baiklah, Yoongi merutuki dirinya sendiri atas kalimatnya barusan.

"Berapa usia kalian huh? Apa kalian tahu bagaimana rasanya dikurung seperti ini?"

Yoongi menghela nafasnya jengah.
Ayolah, apa yang bisa ia lakukan untuk keluar? Tubuhnya sudah terasa sangat sakit kali ini. Ditambah lagi dengan,-

Tunggu, tubuhnya sangat sakit?

Tapi bisakah?

Yoongi menyandarkan kepalanya di pintu, mengetuknya pelan, bahkan hanya seperti mengelus pintunya, "hei. Yang membuatku terluka kemarin kalian kan? Setidaknya beri aku pertolongan dulu.."

"Ketahuilah, tubuhku rasanya sakit semua. Lengan kiriku juga sakit, apa ini patah atau bagaimana... Aku juga butuh ponsel atau apapun, setidaknya aku tak bosan disini."

Yoongi menghela nafasnya lagi. Kemudian ia memejamkan matanya,

Cklek

Yoongi membuka matanya, dia tak salah dengar kan?

"Hei hyung, jangan di pintu. Menyingkirlah sebentar. Aku tak bisa membukanya"

Yoongi spontan mundur beberapa langkah, membiarkan Namjoon masuk dengan membawa nampan berisi makanan, minum, dan sebuah kotak dengan logo palang merah di atasnya.

Spring Day [yoonkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang