8

3.1K 355 6
                                    

.
.
.

Jungkook lemah.

Ya. Yoongi juga tahu itu.

Namun usaha dan kegigihan Jungkook untuk tetap bertahan hidup mampu merubah sedikit takdirnya.

Hidupnya bisa bertahan lebih lama. Mematahkan diagnosa dokter dua tahun lalu, saat Jungkook mengalami masa masa sulitnya.

"Dia tak bisa bertahan lebih dari 3 bulan... Maafkan aku Yoongi"

"Tapi... Bagaimana bisa, dia tak pernah terlihat kesakitan.."

"Maafkan aku. Jungkook mengatakan padaku untuk tidak memberitahumu--"

"Dan membuatku panik habis habisan di akhir seperti ini... Kenapa?!!" Nada Yoongi meninggi

"Sungguh, aku minta maaf"

"Tidak. Aku yang minta maaf. Terima kasih, setidaknya Jungkook telah puas menyembunyikan hal ini dariku"

"Yoongi... Tidak seperti itu.."

"Ya. Memang seperti itu. Aku permisi"

Dokter Hwang menghembuskan nafasnya berat

"Semoga tuhan memberkati kalian...."

.
.
.

Sreet...

Jungkook menoleh. Tatapan lemahnya tertuju pada hyung nya yang berada di ambang pintu

Yoongi menunduk memejamkan matanya frustasi. Menarik nafas berat dan menghembuskannya dengan serakah

"Hyung... Mianhae..." Suara lemah itu terdengar bagaikan nada yang menyiksa telinga Yoongi

Bagaimana bisa...

Jungkook menyembunyikan fakta itu dengan mudahnya

"Kau puas Kook?" Tanya Yoongi dengan nadanya yang bergetar

Yoongi berjalan pelan mendekati Jungkook yang mulai terisak

"Puas karena telah menyembunyikan hal ini?"

"Puas karena telah membuatku menderita seperti ini?"

Jungkook menggeleng kuat

"Tidak hyung... Hiks... Bukan ini yang aku inginkan... Hiks..."

"Memangnya apa yang kau pikirkan hingga kau menyembunyikan hal ini?"

"Cukup hyung... Hiks.."

"Apa aku akan meninggalkanmu jika aku tau kau penyakitan hah?!! Jawab aku kook. JAWAB HYUNG!!!"

"Bukan seperti itu hyung... Hentikan ini...."

"Sejahat apa aku dimatamu hingga kau melakukan ini padaku... Hah... Jawab Kook jawab aku.... Sekejam apa hingga kau.... Hah... Hiks..." Yoongi menjatuhkan tubuhnya.

Menjadikan lututnya sebagai tumpuan. Kepalanya tertunduk. Namun Jungkook tahu hyung nya itu sedang menangis

"Hyung..."

Tak ada jawaban.

Hanya ada suara isak tangis tertahan dari Yoongi

"Hyung... Yoongi hyung kumohon...."

"Sudahlah. Ini semua sudah terjadi. Anggap saja kau tak pernah melakukan ini padaku" Yoongi bangkit dengan kepalanya yang masih tertunduk

"Apa hyung akan pergi?" Jungkook membuat langkah Yoongi terhenti

"Ya. Aku akan ke gereja. Nanti malam aku kembali. Maaf tak bisa menjagamu..."

"Tak apa..."

Yoongi memutar knop pintu

"Hyung, katakan pada tuhan, aku masih ingin menikmati musim gugur tahun ini. Bersama mu..."

"Akan kusampaikan. Jaga dirimu...."
.
.
.

"Izinkan aku ya hyung..."

"Tidak Kook. Baru dua minggu kau berada di rumah. Kau belum pulih"

"Hyung... Pelatihannya kan masih sebulan lagi. Lagipula di usia ku yang ke empat belas ini aku masih memiliki fisik yang kuat"

"Kook..."

"Hyung... Dengan ini pula aku bisa pulih. Ini kebahagiaanku"

Yoongi terdiam. Kalut jika Jungkook telah mengeluarkan kartu as nya

Apa iya dia akan menghalangi sebuah kebahagiaan untuk adiknya

"Yasudahlah hyung..." Jungkook berbalik. Berjalan gontai menuju kamarnya

"Hyung akan mengantarmu"

"Apa?" Jungkook berhenti dari jalannya

"Ini kebahagiaanmu kan? Baiklah. Hyung turuti. Buktikan pada hyung jika kau memang kuat. Selalu bawalah medali saat kau pulang setelah perlombaan larimu"

Mata Jungkook berbinar. Senyumnya mengembang

"Terima kasih hyung!!" Katanya sambil berlari untuk mendekap Yoongi

'Kuharap kau selalu baik baik saja'

.
.
.

Tbc


[darkclous]

Spring Day [yoonkook]Where stories live. Discover now